Taeyong melenguh pelan, membuka matanya perlahan dengan rasa nyeri yang seolah enggan hilang dari kepalanya. Ia menarik nafas dalam, mengumpulkan kesadarannya sebelum menoleh kesamping. Lelaki berahang tegas itu sedikit terkejut saat mendapati Jaehyun tengah terduduk pada lantai dengan kepala diatas tangannya yang terlipat diatas tempat tidur.
"Apa dia tertidur?" Taeyong bergumam sebelum merubah posisi menjadi berbaring menyamping. Ia bisa melihat wajah damai Jaehyun yang tengah memejamkan mata. "Dasar pria sinting," katanya setengah berbisik lalu mengusap surai Jaehyun pelan.
Menoleh ke arah lain, Taeyong pun tersadar jika saat ini ia tak berada dalam kamarnya. "Apa ini apartemen Jaehyun?" Gumamnya pelan sembari memerhatikan isi dari ruangan bernuansa monokrom tempatnya terbaring sekarang. Senyum tipis merekah diatas bibir Taeyong saat ia mendapati figura berukuran besar dari sang aktor tertempel pada tembok dibelakang sofa.
Puas memandangi satu persatu isi dari ruangan milik sang aktor, Taeyong kembali memusatkan atensi pada Jaehyun yang masih memejamkan mata lalu berucap, "Kenapa kau membawaku ke apartemenmu, bodoh?" Tanyanya seolah tengah bercakap-cakap dengan sosok itu. "Terima kasih, Jaehyun."
"Sama-sama."
Taeyong yang tengah berbaring menyamping dengan satu lengan dibawah kepalanya sontak melebarkan mata. Buru-buru ia bangkit dari posisinya lalu duduk diatas tempat tidur, "Sejak kapan kau terbangun?" Tanyanya lalu berdeham gugup.
Mengangkat kepala, Jaehyun menatap Taeyong datar. "Memangnya sejak kapan aku tertidur?"
Memutar bola mata malas, Taeyong bergerak dan hendak turun dari tempat tidur. Namun, baru saja telapak kakinya menyentuh lantai, sang empu kamar tiba-tiba berdiri dan menahan pundaknya agar tetap duduk diatas ranjang. "Kau mau kemana?" Tanya Jaehyun dengan nada khawatir.
"Kemana lagi? Aku ingin pulang," jawab Taeyong sebelum menepis tangan Jaehyun dari pundaknya. "Lagipula kenapa kau membawaku kesini?"
Jaehyun berdecak malas, "Kau kira aku dan Ten peramal yang bisa menebak kata sandi apartemen mu dengan benar?" Katanya lalu mendorong Taeyong agar kembali berbaring seperti semula, saat lelaki itu masih belum sadar.
"Apa yang kau lakukan?!" Taeyong memekik saat Jaehyun membuatnya kembali terlentang.
"Tak perlu berteriak, aish!" Gerutu aktor itu, "Kau kira aku ini seperti kekasihmu yang ingin menikmati tubuhmu?" Cibirnya sebelum duduk pada sisi kosong disebelah tubuh Taeyong.
Taeyong tertegun, memilih untuk diam lalu menoleh ke arah lain. Ternyata Jaehyun sudah tahu, mungkin Ten yang menceritakan semua itu. Diam-diam Taeyong merasa malu, tidak hanya kepada Jaehyun tapi juga Ten. Selama ini ia selalu membela Taehyung hingga sahabatnya terkadang merajuk.
"Kau membuatku khawatir," ucapan Jaehyun lantas membuat Taeyong kembali menatapnya. "Kau pingsan sejak sore tadi, sekarang sudah jam delapan malam."
Berdeham pelan, Taeyong mengangkat dagunya sembari menatap aktor itu dengan tampang pura-pura acuh, "K-enapa kau harus khawatir?" Tanyanya. Diam-diam ia sedikit gugup saat menunggu jawaban Jaehyun.
"Apa kau bodoh?" Jaehyun menyentil pelan dahi Taeyong lalu berucap, "Jika kau tiba-tiba mati di apartemen ku siapa yang akan dibawa ke penjara? Tentu aku idiot."
Mendelik tajam, Taeyong meninju keras paha Jaehyun sebelum kembali bangkit dari posisinya hingga terduduk. "Aku ingin pulang," katanya lalu mengerucutkan bibir kesal. "Terima kasih." Sungutnya dan hendak melakukan percobaan turun dari tempat tidur, sayangnya Jaehyun lagi-lagi menahannya.
"Pulanglah besok pagi," ucap Jaehyun dengan nada tenang. "Aku akan memanaskan makan malam ku di kulkas untukmu." Katanya tulus.
"Tidak perlu, aku tidak lapar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Romance | Jaeyong ✓
Fanfiction❝There is no secret left in the fact that I am madly in love with you❞ M/M | GENFIC | ENEMYHET | MATURE | BOOK 1 Taeyong hanya terkejut saat ia bangun dari tidurnya dan mendapati sosok lelaki yang seingatnya adalah vokalis band kesukaan sahabatnya T...