14. Kiss

13.5K 2K 340
                                    

Sebuah keberuntungan bagi Taeyong, sebab Tuan Kim memberinya izin untuk tak masuk kantor selama dua hari. Sebenarnya sejak pulang dari apartemen Jaehyun ia sudah merasa jauh lebih baik, tapi kemudian Ten lagi-lagi mendatanginya lalu menyampaikan pesan bos mereka. Taeyong pun memanfaatkan momen langka itu hanya untuk sekedar bermalas-malasan di apartemen.

"Besok aku sudah harus kembali ke kantor," gumam Taeyong lalu melahap sarapan dihadapannya.

"Ya, ingat jangan sampai terlambat."

Taeyong menghela nafas panjang, berfikir sejenak sebelum kembali bersuara. "Ten, aku harus bagaimana?" Lirihnya.

"Bagaimana apanya?"

"Tentang Taehyung," Taeyong berdecak malas. "Aku tak ingin bertemu dengannya."

"Itu urusanmu, aku sudah memberimu peringatan dari dulu."

"Tapiㅡ"

"Sampai jumpa besok, Tae!" Potong Ten sebelum memutus sambungan telepon sepihak. Taeyong hanya bisa menatap nanar ponselnya lalu menjatuhkan kepala diatas meja. Ia menatap kosong ke arah dapur sembari merengek dan merutuki nasibnya sendiri.

Sejak insiden di apartemen, Taehyung tak pernah sekalipun menghubunginya. Bahkan sekedar meminta maaf atau menelponnya sebelum jam tidur seperti biasa. Sebenarnya Taeyong tak mengharapkan hal itu, sebab ia pun merasa dikhianati karena perjanjian awal mereka yang tak ingin melakukan hubungan intim sebelum ia siap justru nyaris dilanggar Taehyung. Namun, Taeyong semakin emosi melihat betapa tak punya hati sosok itu setelah apa yang diperbuatnya.

Mungkinkah Taehyung malu?

Atau justru sosok itu memang memiliki sifat lain yang disembunyikannya selama ini?

Entahlah, Taeyong pusing memikirkannya.

Masih terlalu pagi untuk mengunjungi Nyonya Lee, si lelaki berahang tegas yang mulai merasa bosan didepan televisi pun berjalan ke kamarnya lalu mengganti pakaian menjadi setelan olah raga. Ia mengenakan celana panjang hitam juga baju kaos tipis berwarna senada tak lupa pula sepatu kets putihnya.

Taeyong sebenarnya bukan tipe orang yang senang ke gym, ketika ingin berolahraga ia lebih memilih untuk bersepeda di taman sekitar sungai Han atau justru menari di studio bersama Ten. Tapi kali ini ia benar-benar ingin mendatangi tempat olahraga yang berlokasi didalam gedung apartemennya itu.

"Apa aku datang terlalu pagi?" Gumam Taeyong saat memasuki ruangan bernuansa putih dan abu gelap itu. Ia membuka sedikit mulutnya saat melihat beberapa peralatan olahraga seperti treadmil juga barbel berukuran macam-macam terpajang di sana. "Heol, sepertinya alat ini lebih berat dari badanku." Serunya.

Menarik nafas dalam, Taeyong melakukan gerakan patah pada lehernya, sekedar pemanasan sebelum mencoba untuk mengangkat beban itu. "Tunggu," ia bergumam lalu menghentikan gerakannya. Mengerutkan kening heran, Taeyong mengetuk-ngetuk bibirnya dengan telunjuk, "Kenapa juga aku melakukan peregangan pada leher? Bukankah beban ini akan kuangkat dengan tangan?" Tanyanya pada diri sendiri lalu mengangkat bahu acuh.

Taeyong kembali menarik nafas dalam, kedua tangannya ia kepalkan masing-masing didepan dua tonjolan sensitifnya yang tertutupi oleh baju kaos.

"Yeaaah! Superhumaaan!"

Lelaki itu menyanyikan lirik intro dari lagu yang ia dengar setiap harinya. Ia memang tidak tertarik dengan dunia entertainment, namun lagu grup idola pria besutan SM Entertainment itu selalu saja terdengar dimana-mana, seperti dalam bus juga kantor. Tak heran jika ia bisa menghafal sepenggal liriknya. Taeyong pun melakukan gerakan membusungkan dada dan kedua tangannya seolah tengah membuka jaket yang sama sekali tak ia kenakan.

Secret Romance | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang