24. Separate

9.1K 1.9K 358
                                    

Absen lagi yuk, vote keberapa kamu kali ini?

Jangan lupa tekan tanda ⭐ untuk mendukung cerita ini dan tinggalkan komentarmu sebagai penyemangat bagi penulis.

Happy reading!

•••

"Jaehyun, tunggu!"

Taeyong terus mengikuti langkah tergesa kekasihnya hingga sosok itu berhenti tepat disamping van yang mereka parkir di halaman restoran. Jaehyun menetralkan nafasnya, berbalik lalu menatap Taeyong sendu.

"Aku tidak ingin mereka menikah," ucap Jaehyun dengan nada dinginnya.

Taeyong seketika bungkam.

Jauh di lubuk hatinya ia sangat ingin melihat sang Ibu mendapat pendamping baru. Terlebih, dua Minggu belakangan wanita paruh baya itu terlihat bersemangat dan amat bahagia ketika membicarakan mantan kekasihnya.

Tapi disisi lain, mantan kekasih sang Ibu justru adalah Ayah dari orang yang sangat dicintainya, Jung Jaehyun.

"Kita harus menikah secepatnya Taeyong," Jaehyun membingkai wajah si lelaki mungil sembari menatapnya lekat-lekat. "Mereka tak akan menikah jika kita telah menjadi suami istri nantinya."

Taeyong menggeleng lemah. "Jangan egois, Jaehyun." Ia mengusap punggung tangan aktor itu pada pipinya. "Jujur saja kebahagian ibuku diatas segalanya bagiku, bahkan lebih dari kebahagiaanku sendiri."

Mata lelaki mungil itu berkaca-kaca. Bibirnya bergetar ketika ingin kembali mengeluarkan suara. Seketika ingatan tentang segala keluh kesah ibunya yang berkaitan tentang sosok suami juga ayah bagi anak-anaknya pun bersarang pada otak Taeyong.

"Eomma sangat bahagia ketika bertemu lagi dengan mantan kekasihnya setelah sekian lama, dia Ayahmu Jaehyun." Taeyong bercerita lalu mengulum bibirnya sejenak. "Aku tidak tega melihat kebahagiaannya itu hilang begitu saja."

"Jadi maksudmu kau merestui mereka?" Jaehyun menatap kekasihnya tak percaya. "Lalu bagaimana denganku, Taeyong? Bagaimana dengan... Kita?" Suaranya begitu lirih di akhir kalimat.

"Kita bisa memikirkannya nanti, lebih baik sekarang kau ikut denganku ke restoran lagi, ya?" Taeyong membujuk sang aktor namun lelaki berlesung pipi itu tak bergeming.

"Jawab aku Taeyong," Jaehyun menatap kekasihnya lekat-lekat.

"Apa kau ingin berpisah denganku?"

Taeyong melebarkan mata lalu menggeleng pelan. "Tidak, aku tidak ingin Jaehyun. Tapiㅡ"

"Tapi apa? Kau tak ingin melihat kebahagiaan Ibumu hilang bukan?" Sang aktor tertawa hambar. "Aku mengerti," Jaehyun mengecup kening kekasihnya sejenak.

"Kita akhiri semuanya disini."

Mendengar kalimat itu terucap dari bibir Jaehyun lantas membuat Taeyong mati rasa. Tungkainya melemas, ia terjatuh dengan posisi bersimpuh. Sedangkan sang aktor telah pergi menjauh dan menahan taksi diujung jalan restoran itu.

"Jaehyun..." Taeyong bergumam, bersamaan dengan tetesan air asin yang jatuh membasahi pipinya.

Lelaki mungil itu mengulum bibirnya rapat-rapat, takut jika saja isakannya terlepas dan membuat dua orang didalam restoran menaruh curiga. Buru-buru Taeyong menghapus kasar air matanya. Meski dadanya berdenyut perih, namun ia harus kembali memasang wajah baik-baik saja dihadapan calon Ayah barunya nanti.

"Taeyong-ah!" Tuan Jung menghampiri Taeyong yang baru saja membuka pintu restoran. Ia menatap lelaki mungil itu sendu lalu menunduk dalam. "Maafkan Paman, seharusnyaㅡ"

Secret Romance | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang