27. No Secret

11.1K 1.9K 687
                                    

Permisi~

Permisi~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Taeyong berlari menuju ruangan dimana sang Ayah dirawat. Setelah kurang lebih dua puluh tahun hilang tanpa kabar, akhirnya ia bisa menatap wajah sosok itu lagi, meski dalam keadaan genting seperti sekarang. Jaehyun tetap mengekor dibelakang Taeyong, disatu sisi ia senang mendengar Tuan Lee kembali. Tapi disisi lain, ia juga khawatir saat mendengar jika kondisi kesehatan pria paruh baya itu memburuk.

"Appa!"


Air mata Taeyong tumpah ketika membuka pintu ruang VIP dihadapannya. Disana ia bisa melihat sosok lelaki paruh baya bermata doe sepertinya, kulitnya seputih susu dan bibir tipisnya yang telah pucat seketika melengking keatas saat ia semakin mendekat.

"A-appa," Taeyong duduk pada kursi yang berada disebelah ranjang rawat sang Ayah. "Ada apa denganmu?" Tanya lalu kembali terisak. "Kenapa tanganmu harus dipenuhi selang seperti ini?" Ia membungkuk lalu memeluk tubuh Tuan Lee.

Nyonya Lee, Haechan juga Jaehyun yang terduduk di sofa dalam ruangan itu menatap Taeyong sendu. Diam-diam sang Ibu bangga atas kebaikan hati Taeyong. Sebagai anak yang ditinggal oleh ayahnya sejak berusia tujuh tahun, melewati berbagai masalah kehidupan tanpa sosok itu bahkan mengambil peran seorang anak sekaligus suami bagi ibunya juga ayah untuk Haechan bukan perkara mudah. Jika Taeyong memperhitungkan itu semua, mungkin ia tak akan datang dan memaafkan sang Ayah.

Namun, yang mereka lihat saat ini adalah Lee Taeyong yang amat merindukan sosok Ayahnya.

"Berhentilah menangis, aku bukan ceker ayam pedas buatan Ibumu yang tumpah." Tuan Lee terkekeh pelan ditengah deru nafasnya yang kian tak beraturan. Seketika ia teringat dengan Taeyong kecil yang terisak kencang karena menumpahkan makanan kesukaannya. "Kau semakin tampan saja, seperti Appa."

Taeyong mengangguk pelan. "Iya, Appa juga masih tampan, sama seperti saat masih muda dulu." Ia mengusap wajah lelaki paruh baya dihadapannya. "Tapi keriput disamping matamu sudah banyak." Keduanya terkekeh sebelum mengeratkan genggaman tangan mereka.

"Maafkan Ayahmu yang bodoh ini, nak," Tuan Lee mengusap punggung tangan Taeyong. Permukaan kulit sang anak bahkan lebih lembut kain sutera, pikirnya. "Kau dan Ibumu harus bekerja siang dan malam karena pria tua tak bertanggung jawab ini pergi begitu saja."

"Berhentilah memikirkan hal itu, Appa," Taeyong kembali terisak lalu menyandarkan kepala diatas dada Tuan Lee. "Kau harus sembuh, aku akan marah jika kau tak menemuiku lagi."

Tuan Lee melirik sekilas kearah sofa yang berada disisi kanannya. Ia tersenyum tipis melihat Haechan - putra bungsu yang ia tinggalkan sejak masih dalam kandungan. Anak lelaki itu lantas terlihat sungkan untuk berinteraksi dengannya. Berbeda dengan Taeyong yang memang pernah merasakan kasih sayang darinya. "Haechan-ah, kemarilah nak." Panggilnya dengan suara lirih.

Secret Romance | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang