T H R E E

1K 169 4
                                    

Hari ini aku pergi ke mall bersama Rio dan Ara, mama nggak ikut karena ada acara sama ibu ibu komplek rumah, kalo boleh cerita mama selalu ajak aku ke arisan nya, tapi aku gak pernah mau, karena apa? Karena pasti kalo kesana mama bakal jodoh jodohin aku sama anak temennya, makanya sekarang aku lagi kabur dari ajakan mama dengan pergi sama Rio dan Ara.

"Bunda bunda, aku mau beli itu!" kata Ara sambil menunjuk sebuah boneka teddy besar.

"Loh, boneka Ara kan udah banyak masa mau beli lagi nanti mau taruh dimana bonekanya?" jawab ku.

"Nanti aku taruh di kasur bun, nanti aku tidur nya sama boneka itu jadi kalo bunda sibuk aku nggak sendirian tidurnya," rengek Ara.

"Iya tapi kan nanti mau taruh di—" ucapan ku terpotong oleh panggilan yang menyebut nama Rio.

"Eh ini Rio kan? Eh apa kabar bro?" ucap orang itu sambil bersalaman dengan Rio, aku tebak dia teman Kuliah Rio.

"Eh ini Rio kan? Eh apa kabar bro?" ucap orang itu sambil bersalaman dengan Rio, aku tebak dia teman Kuliah Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh Gio, gue baik lo apa kabar?" mereka berbincang tanpa memperdulikan aku dan Ara.

"Bunda mau i-itu hiks." oke aku panik kalau Ara sudah meminta sesuatu dan menangis.

"Eh Rio, mereka siapa lo? Anak lo? Sama istri lo?" tanya nya.

"Ngaco, gue kan pernah cerita gue punya kakak sama keponakan, nah ini yg gue ceritain."

"Saya Erika, kakaknya Rio," ucap ku sambil tersenyum.

"Ah iya, saya Gio," balasnya, tampan sih tapi dia terlalu muda untukku, eh kenapa aku berfikir seperti itu?

"Ara, ayo kenalan dulu sama uncle Gio," ucap ku sambil menunjuk Gio.

"H-halo uncle, n-nama aku Zeara, uncle b-bisa panggil aku Ara, hiks," ucapnya masih sesegukan.

Sambil berjongkok dia mensejajarkan tubuhnya dengan Ara lalu mengusap air matanya. "Eh Ara kenapa menangis?"

"Bunda nggak bolehin aku beli boneka itu," ucap Ara sambil menunjuk boneka teddy bear yg tadi dia inginkan.

"Yaudah, kita beli aja gimana? nanti uncle beliin," ucapnya sambil tersenyum.

Eh apa apaan, itu anak ku kenapa malah dia yang mengatur.

"Maaf sebelumnya, tapi saya punya alasan sendiri untuk tidak menuruti permintaan Ar—"

"Bunda ih, aku marah sama bunda, aku kan mau itu hiks," tangis nya makin pecah.

"Tapi Ara, tempatnya kan uda—" lagi lagi ucapan ku terpotong.

"Udah nggak papa, izinin saya buat menuruti permintaan Ara boleh?" ucap Gio.

"Udah kak, kesian Ara nya tuh sampe sesegukan gitu," balas Rio.

Aku hanya bisa menghela napas ku,
"Huft baiklah, Ara ingat setelah itu kamu harus bilang apa?"

"Bilang terimakasih kan bun?! Yey makasih Uncle Gio!" ucap Ara, sambil mencium pip- eh Ara berani sekali, biasanya dia susah bergaul dengan orang baru tapi kenapa...

"Udah ayo kak, liat tuh Ara sama Gio udah jalan, kakak malah bengong kaya gitu," ucap Rio sambil menarik tangan ku.

-

Setelah mengabulkan permintaan Ara, Gio mengajak kita untuk makan bersama.

"Ara mau apa?" tanya Gio.

Wah dia lebih dulu bertanya dari pada aku.

"Ara mau Ayam goreng aja."

"Oke, lalu Rio lo mau apa?" tanya nya lagi.

"Gue? Gue bakso aja deh."

"Nah kalo m-mbak Erika?'' dia sedikit ragu mengucapkan mbak, lucu sekali.

"Saya? Saya mau nasi goreng aja."

"Oke saya sama kaya mbak Erika,''
Ucapnya sambil menutup buku menu, hei ada apa ini?

-

Selesai makan, kami kembali ke rumah masing masing, besok weekend dan aku berencana mengajak Ara ke pantai, karena jujur aku juga butuh udara segar setelah seminggu berada di pengaruh cafein dan juga udara AC.

"Hari ini capek banget, kenapa ya? Apa karena aku kurang istirahat.." kataku sambil meregangkan otot otot ku.

ceklek

Pintu terbuka dan menampakkan Mama disana yang sedang berjalan ke arah ku.

"Mama dengar dari Rio, kamu habis jalan jalan sama temennya, si Gio ya?"
Tanya mama.

"Iya ma."

"Kata Rio, Ara juga nyaman sama Gio."

"Iya ma," aku menjawab sambil sayu sayu, karena mata ku sudah sangat berat.

"Kamu kenapa nggak sama dia aja?"

Mata ku langsung terbuka lebar.

"Ya Ampun ma, aku sama berondong? Astaga ma nggak banget ya, aku jadi berasa tua banget tau! Lagian kan aku juga masih ga mi—"

"Inget pesan mama kemarin?"

"Mama harap, sebelum kamu berumur 30 tahun, kamu sudah bisa memberi sosok ayah buat Ara, kalau memang kamu gak bisa, maaf mama bakal jodohin kamu sama anak temen mama."

"Ma aku ini masih muda, Erika masih bisa nafkahin Ara dengan baik, masih bisa ngurus Ara dengan baik juga kok, jadi aku nggak perlu sosok suami untuk sekarang," Jawab ku, aku tau umur ku sudah hampir kepala tiga, tapi aku merasa jiwa ku adalah jiwa seseorang yang masih berumur 22 tahun.

"Kamu bisa urus Ara, tapi siapa yang bakal urus kamu? Rio? Dia pasti bakal nikah dan punya keluarga, mama? Mama udah tua nggak mungkin urusin kamu terus Erika,"

Skakmat, aku gak bisa balas.

[ TO BE CONTINUE ]

Hai!! Sorry banget udah lama ga update, karena emang lagi sibuk juga, trs kmrn juga lupa password akun ini huhuuu, padahal udah mau publish chapter baru tpi malah lupa password, udah lumayan lupa sih sama jalan ceritanya tpi untung masih ada draft jdi masih dikit inget🤣 so enjoy Erika and Gio story!! ❤️

HEAVEN | KSG X JJH✧ (✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang