[ COMPLETE ]
"Nggak mudah buat dapetin kamu, dan sekarang aku bersyukur, aku berhasil."
- Giovano Eldrick Sanjaya
"Banyak hal yang gagal di hidup aku, dan aku bersyukur kamu nggak jadi salah satunya."
- Tamara Erika Adelina
✦ Pertemuan singkat G...
"Erika? Kamu nggak berangkat kerja?" Itu pertanyaan yang pertama kali di lontarkan ibu Erika di pagi hari ketika melihat putrinya yang sedang duduk manis di ruang keluarga sambil menonton kartun favorit nya bersama Ara. Katakanlah umurnya sudah hampir kepala tiga, tapi kecintaan nya pada kartun berjudul 'Phineas and Ferb' tidak pernah berhenti.
"Nggak mah, aku hari ini mau kerja di rumah aja," jawab Erika.
"Hubungan kamu sama Gio gimana?" Tanya Ibu Erika yang membuat Erika terkejut.
"Eh gimana? Aku sama Gio ya sekedar hubungan kakak adik aja ma.." Jawab Erika seadanya.
"Beneran gaada hubungan yang spesial gitu?"
"Ya nggak lah mahh, masa iya aku sama berondong.." tegas Erika.
"Berarti kamu bisa dong kenalan sama anak temen mama?"
[ ERIKA POV ]
"Berartikamubisa dong kenalan sama anaktemenmama?"
Eh? Ini kenalan dalam bentuk apa? Jangan jangan...
"Mama lagi gak nyoba jodohin aku kan???" Tanya ku..
"Ya ada sih niat dikit, tapi ya coba kenalan dulu aja lah.." Ucap mama sambil tersenyum.
"Ya kan aku bisa nyari sendiri maa, aku udah dewasa loh bukan gadis kaya dulu mi, 10 tahun yang lalu.." jawab ku seadanya.
"Udah lahh, kenalan aja dulu nanti kalo cocok kan lumayan," Ucap mama sambil tertawa dan pergi naik ke atas.
"Ish, dikira aku masih 18 tahun aja ya.."
Ting Tong
Bunyi bel rumah yang berbunyi. Aku pun segera berlari menuju ke teras rumah.
Saat ku buka, pemandangan ini yang menyambut ku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"WENDY?!" teriak ku senang, yang merasa namanya di panggil pun tersenyum dan segera memeluk ku.
"Ya Ampunn, aku ga nyangka kamu balik ke sini Wen, aku kangen bangetttt.."
Wendy Addison namanya, cewe blasteran Tangerang - Kanada ini sohib aku dari SMA, kita selalu bareng bareng kemana pun, ga bakal ada yang bisa misahin kita sampai akhirnya kita udah sama sama dewasa dan Wendy harus ikut suaminya ke Chicago, kalau ditanya sedih? Jelas aku sedih banget, tapi ya kita ga mungkin bareng bareng terus, pasti salah satu dari kita bakal pergi, but yeah, takdir Tuhan mempertemukan dua sahabat ini bareng bareng lagi.
"Kamu gimana kabarnya Erika?" Tanya Wendy dengan aksen Kanada nya yang masih melekat.
"Aku baik, kamu gimana? Oh iya kamu kesini sama siapa?" Tanya ku sambil melihat ke belakang Wendy, kulihat ada dua cowo tinggi di belakang Wendy.