F O U R

929 160 2
                                    

Kini aku dan Ara sedang berada di pantai yang sering aku kunjungi ketika sedang stress atau tertekan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini aku dan Ara sedang berada di pantai yang sering aku kunjungi ketika sedang stress atau tertekan.

"Ara, nanti Ara makan dulu ya sebelum main air,'' ucap ku sambil menoleh dan mengelus kepala nya.

"Tapi aku masih kenyang bun, main air dulu aja ya?" jawabnya sambil merengek.

"Nanti kalo Ara masuk angin gimana?" ucap ku yang di balas oleh seseorang.

"Iya, nanti kalo Ara nggak makan trs masuk angin, nanti Bunda sama uncle khawatir gimana?" jawab Gio, eh kenapa orang ini ada dimana mana?

"Uncle Gio! Uncle kok bisa ada disini?" ucap Ara senang.

"Tadi uncle lagi jalan jalan disini, terus uncle liat kamu sama bunda.''

"Asik, berarti aku ada temen buat main air dong?!" ucap Ara senang, salah kan aku yang tidak terlalu senang bermain air, sehingga ketika ke pantai, aku hanya mengawasi Ara dari jauh.

"Iya, nanti kita bikin istana pasir ya," jawab Gio.

Sambil menatap ku dan tersenyum "Yaudah mbak, ayo kita makan dulu Ara udah nggak sabar tuh."

"O-oh oke

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"O-oh oke.'' akhirnya kita bertiga menuju restoran dekat bibir pantai.

Setelah kita selesai makan, kita akhirnya bermain di pantai, ya aku hanya duduk sambil melihat Ara dan Gio yang asik bermain. Ara terlihat nyaman sekali dengan Gio, karena terlalu asik melamun, aku tidak sadar kalau di samping ku sudah ada Gio.

"Mbak, kok melamun?" ucapnya.

"Eh nggak, saya cuman lagi liatin Ara.''

"Maaf jika kesannya saya lancang, tapi ayah Ara kemana ya?'' Tanya nya, oke harus kah ku beritahu dimana dia?

Sambil tersenyum aku menjawab, "Ayah Ara udah tenang disana beberapa tahun yang lalu sejak Ara masih berusia satu tahun."

"Ah maaf, saya tidak bermak—" ucapan nya ku potong.

"Udah nggak papa, lagian itu udah lama sekali saya juga sudah menerima takdir,'' bohong, aku masih mengharapkan dia masih ada disini. Ya, dia juga salah satu alasan ku untuk tidak menerima lelaki yang baru di hidup ku.

[ GIO POV ]

Akhirnya setelah beberapa hari sibuk dengan mengurus ke pindahan ku dari US, aku bisa beristirahat dengan santai di pantai ini.

Aku seperti melihat seseorang yang familiar, eh bukan nya itu kakak nya Rio sama anaknya? Segera aku menghampiri mereka.

"Tapi aku masih kenyang bun, main air dulu aja ya?" ucap Ara, oh dia ingin main air rupanya.

"Nanti kalo Ara masuk angin gimana?"

"Iya, nanti kalo Ara nggak makan trs masuk angin, nanti Bunda sama uncle khawatir gimana?" jawab ku, dapat kulihat Ara dan Mbak Erika terlihat bingung lalu kaget di waktu yang bersamaan.

"Uncle Gio! Uncle kok bisa ada disini?" ucap Ara senang. Sungguh anak ini menggemaskan sekali, seperti bunda nya, eh.

"Tadi uncle lagi jalan jalan disini, terus uncle liat kamu sama bunda," jawab ku seadanya. Hei aku seperti seorang ayah dan suami dari Ara dan Mbak Erika haha, lucu sekali.

"Asik, berarti aku ada temen buat main air dong?!" bukannya aku pencitraan, tapi sungguh aku jatuh cinta dengan malaikat kecil ini, entah mengapa padahal biasanya aku tidak terlalu suka mendengarkan anak kecil merengek, mungkin karena Ara adalah anak dari Erika? Eh.

"Iya, nanti kita bikin istana pasir ya," jawab Ku.

Sambil menatap mbak Erika dan tersenyum, aku mengajaknya ke restoran terdekat di bibir pantai, "Yaudah mbak, ayo kita makan dulu Ara udah nggak sabar tuh."

Dia terlihat sedikit gugup? Ah lucu sekali aku tidak percaya dia sudah berumur 37 tahun..

"O-oh oke,'' jawabnya lalu kita berjalan menuju restoran.

Aku dan Ara bermain di pantai bersama dan Erika berada di saung yang kita tempati sambil melihat kita. Sungguh ini terasa seperti kita adalah suami istri dengan satu anaknya.

"Ara, nanti kalau sudah besar Ara mau jadi apa?" tanya ku,

"Ara nggak tau mau jadi apa, tapi Ara mau jadi kaya bunda, jadi perempuan hebat." wah, anak ini dewasa sekali.

"Uncle boleh tanya sesuatu?" Tanya ku.

"Boleh uncle." ucapnya sambil tersenyum, manis sekali.

"Papa kamu dimana? Uncle nggak pernah liat?" Ku lihat wajahnya langsung terlihat sedih, dasar Gio bodoh.

"Kata bunda, ayah udah tenang disana, Ara kangen deh sama Ayah," ucapnya sendu.

"Uncle minta maaf Ara, kalau Ara mau, A-ara bisa anggap uncle jadi Papa kedua Ara,'' ucap ku sedikit ragu.

"Beneran boleh?! Wah kalau gitu, Papa bisa ambilin rapot aku sama bunda kan?!" jawabnya girang.

Sambil tersenyum aku menjawab "Boleh, tapi kamu ijin dulu ya sama Bunda."

"Yeyy!! Semoga bunda bolehin!" ucap Ara girang.

''Yaudah, papa ke bunda dulu ya," ucap ku sambil mengelus kepalanya sayang.

-

[ TO BE CONTINUE ]

JANGAN LUPA VOTE YA!🤡❤️

HEAVEN | KSG X JJH✧ (✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang