26. Apa cinta butuh alesan?

3.2K 585 102
                                    

Hari ini, Lea ke sekolah seperti biasa. Tapi, dia naik ojek online. Kalau mau tau, Lea bener-bener pergi ke sekolahnya nyubuh banget, demi menghindari sosok Beomgyu yang baru aja nyatain perasaannya ditambah sekarang Beomgyu udah tau bagaimana perasaan Lea.

Setelah taruh barang-barangnya di kelas, Lea memutuskan untuk pergi ke kantin karena laper. Suasana kelas maupun lorong masih sepi gais, udah macem rumah hantu. Bayangin aja, Lea nyampe di sekolah pas masih gelas. Sekitar pukul 05.30. Demi hindarin Beomgyu tuh, Lea nyampe sepagi itu. Gak logis emang.

Baru aja kaki Lea mau masuk ke pekarangan kantin, namun sayangnya terhenti gitu aja ketika kedua matanya nangkep sosok perempuan berambut panjang yang sekarang lagi tidurin kepalanya di atas meja. Lea berusaha nelen ludahnya dengan susah payah, demi apapun. Takut loh Lea. Serem ya anjing.

"Gua balik lagi aja apa gimana ya?" Gumam Lea bingung antara mau balik ke kelas apa lanjut jalan.

Tapi rasa merinding nya hilang ketika perempuan itu angkat kepalanya dan noleh ke arah pintu kantin.

Yuna.

Iya Shin Yuna dengan rambut hitamnya.

Sejak kapan rambut Yuna item?

"Hai?" Sapa Lea canggung. Soalnya baru aja tadi dia mau ngibrit, tapi enggak jadi.

Itu beneran Yuna kan? Bukan setan?

Bukannya balas sapaan Lea, Yuna malah senyum dan nyuruh Lea duduk di hadapannya, "Sini."

Dengan polosnya Lea jalan ke arah Yuna dan mulai duduk di kursi yang berada di hadapan Yuna, "Rambut lo..."

"Iya gua warnain item, cocok nggak?"

Kepala Lea mengangguk-angguk, mengiyakan pertanyaan Yuna.

Aneh banget woi! Ini Yuna apa setan?!

"Ini lo kan, Yun?"

Yuna tertawa kecil, "Iya gua. Masa setan."

Keheningan kembali melanda. Yuna diem, Lea juga diem. Ya karena Lea bingung, emang apa yang harus dia omongin ke Yuna? Kalau Yuna mungkin aja ada, makanya Lea enggak langsung pergi dan lebih memilih untuk duduk di sini.

"Kok nyubuh banget?" Tanya Lea membuka kembali percakapan.

"Gua emang suka dateng jam segini."

"O-Owalah."

Canggung banget sialan!

"Makasih ya."

"Hah?" Lea langsung natap Yuna ketika kata makasih terlontar dari bibir Yuna.

"Makasih, kalau gak ada lo mungkin waktu itu gua dah kaya gimana," Yuna terdiam sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya, "Padahal gua dah nyebelin banget. Tapi heran, lo masih mau nolongin."

Lea cuman nyengir aja tanpa jawab sepatah kata pun.

"Gua sayang Beomgyu." Kedua mata Yuna yang semula menatap eksistensi Lea yang ada di hadapan, kini ia tundukkan ke arah jari-jarinya yang sejak tadi ia mainkan gugup.

Peka | Choi Beomgyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang