CM - one : awalan

1.1K 54 26
                                    

Cowok dengan tas hitam dipunggungnya menyusuri koridor dengan langkah santai. Cowok yang terdapat kain putih yang menutupi bibir serta hidung mancung nya. Saat ia sampai di kelasnya —11 ipa 3, seperti biasa ia selalu menjadi pusat perhatian.

"gue aneh sama si Ardhan, gak bosen apa pake masker mulu?"

"apalagi gue, dari smp dia gak ada perubahan,"

"muka nya se ganteng apa sih sampe harus di tutup segala?"

"gue yakin Ardhan gantenggggg"

"pastilah! Matanya aja bagus!!"

"kalo ganteng mah gak usah ditanya, gue aja yang belom liatt keseluruhan wajah nya aja udah kepincut sama dia!"

"Dih, belum tentu juga, bisa jadi ajakan dia pake masker terus nutupin bibirnya yang monyong!"

"Hush!! Nanti orang nya denger!!"

Ardhan sudah biasa mendengar beberapa gunjingan para penghuni kelasnya saat ia sampai di kelasnya. Dan ia juga tak memperdulikannya. Ya selagi tidak mengusik kehidupannya, Ardhan selow ae.

Dengan acuh, Ardhan duduk di pojokan menyumpal kedua telinganya pake earphone aple miliknya.

Alunan musik Jeremy Zucker - Comethru mengalun indah di kedua telinga Ardhan. Ia begitu menyukai musik musik barat.

Saking larut dalam alunan melodi indah itu, Ardhan bahkan tak menyadari kalau ada guru yang sedang mengajar.

Teman sebangkunya bahkan tak mau memberitahu kalau ada seorang Guru di depan, takut menganggu ketenangan Aedhan, karena kata teman lainnya Ardhan tak suka di ganggu. Jadi ia menurut saja. Semua penghuni kelas 11 ipa 3, mengetahui Ardhan tidak suka diganggu, apalagi mencampuri urusannya.

"Jadi organ Manusia--"

Ucapan guru itu berhenti ketika pupil matanya tak sengaja menangkap siswa yang tidak mendengarkan penjelasannya dan malah mendengarkan—apalah guru itu tak tahu, di earphone.

Pak Maman, guru biologi. Paling tidak suka kalau ada siswa ataupun siswi yang tidak mendengarkan saat Pak Maman menerangakn sesuatu. Dan juga, sungguh tidak sopan nya siswa itu memakai masker di dalem kelas.

'Tidak sopan!' Dengan geram Pak Maman menghampiri siswa yang ada di pojokan itu.

Tak ada pergerakan apapun daru Ardhan, ia tetap memejamkan matanya—terhanyut oleh musik yang dinyanyikan oleh Jeremy Zucker.

Brakk

Tak ada raut keterkejutan dari raut wajah Ardhan, atau karena tertutup masker raut keterkejutannya tak nampak? Entahlah, hanya Tuhan dan Ardhan saja yang tahu.

Ardhan hanya menatap datar Pak Maman didepannya itu.

"Kamu!! Kamu tidak sopan tidak mendengarkan saya saat menjelaskan! Dan juga kamu mengguankan masker di ruangan kelas! Sungguh tidak sopan."ucap Pak Maman marah.

Seisi kelas diam, hening, bahkan deru nafas Pak Maman yang menggebu terdengar oleh seluruh penghuni kelas ipa 3 itu.

"Kamu punya mulutkan!? Jawab!!! Atau kamu memakai masker karena mulut kamu tidak ada! Hah!!"ucap Pak Maman sekali lagu karena tak mendengar jawaban dari lawab bicaranya itu.

Begitu konyol ucapan Pak Maman, masa tidak punya mulut? Lucu sekali! Terus yang selama ini Ardhan bicara—walau irit, siapa? Setan?

Seisi kelas menahan tawa, karena ucapan konyol dari guru bilogi baru nya itu. Ya, Pak Maman emang baru mengajar di sma Matahari, karena Bu Jihan sedang mengandung besar, ia diliburkan dan sementara di ganti oleh Pak Maman.

Cowok MaskerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang