Choi baekhyo meletakkan koran nya di atas meja, lalu pandangannya beralih ke putrinya, Choi Shin hye.Shin hye yang penasaran dengan apa yang ingin di katakan appa nya itu yang katanya 'sangat penting' segera menanyakan.
"Ada apa appa?apa yang ingin kau bicarakan?" tanya shin hye
Choi baekhyo membenarkan posisi duduk nya, lalu melepas kaca mata yang hanya di pakai di saat dia membaca koran harian.
"Begini, berapa umur mu,Shin hye?" kata baekhyo.
Shin hye mengkerutkan keningnya. "Dua puluh tiga, kenapa?"
"Bukankah di umurmu yang sekarang ini saatnya kau mencari seorang pria?"
Tersedat, shin hye tersedat ludahnya sendiri, ada apa dengan appa nya?kenapa tiba tiba dia menanyakan hal seserius ini?.
"Eum, appa. Umur ku masih duapuluh tiga tahun, itu masih terlalu muda untukku mencari pria. Apalagi hanya untuk membuang waktu ku demi hubungan yang bisa kapan saja putus" terta shin hye.
"Bukan pria yang bersama mu dalam sesaat, tapi pria yang akan menjagamu seumur hidup" kata choi baekhyo dengan tatapan yang serius.
Shin hye tidak ingin berfikir sejauh itu tentang pikiran appa nya, dia mencoba untuk tenang dan tidak menganggap serius.
"Nanti saja ya appa, aku belum memikirkan soal itu. Aku ingin berkarir dulu, aku juga masih kuliah dan caffe, aku juga harus mengurus caffe ku itu"
Baekhyo memegang pundak shin hye, setelah beberapa detik menarik nafas, dia mulai mengatakan sesuatu yang tidak pernah shin hye ingin dengar.
"Aku sudah merencanakan semuanya,shin hye. Aku sudah menjodohkan mu dengan lelaki pilihan ku"
Seperti petir di siang hari, shin hye terperangah. Dan untuk kedua kalinya dia tersedak ludah nya sendiri, katakan ini mimpi kepada shin hye.
"Mwo?appa bercanda?ayolah,appa. Ini tidak lucu" kata shin hye dengan tawaan khas nya. Sebenarnya dia hnya mencoba menyakinkan diri.
"Tidak,aku serius. Aku sudah memikirkan ini matang matang, kau akan segera menikah" kata baekhyo mantap.
"Kau tidak bisa begitu,aku tidak setuju.bahkan kau tidak membicarakan ini terlebih dulu kepadaku, appa" tolak shin hye menggebu-gebu.
"Shin hye, appa tidak meminta persetujuanmu. Katanya kau ingin berbakti kepdaku?mana?"
"Aish, ini bukan soal berbakti atau tidak,appa. Lagi pula aku tidak mengenali pria itu. Tidak, aku tidak mau" shin hye berdiri dari duduknya dan menyilangkan tangan di dada.
Baekhyo tersenyum."dia pria baik, mungkin lebih baik lagi kalau kau bisa merubahnya. Percaya kepada appa mu ini, ini semua demi dirimu juga" jelas baekhyo.
Tetap saja, shin hye tidak suka,dia tidak mau,tidak akan setuju dengan rencana dan perjodohan tolol itu.
Choi Re Na menghampiri shin hye yang sekarang cemberut dengan kening yang mengkerut. Shin hye sedikit tersenyum, mungkin eomma nya akan membantu shin hye terbebas dari perjodohan itu.
"Wah, anak eomma sudah besar ya. Benar kata appa mu, sudah waktunya kau memakai gaun pengantin, shin hye" terpa Re Na sambil mengelus rambut panjang shin hye.
Shin hye makin melotot di buatnya, yang benar saja. Apa karena mereka merasa terlalu tua sehingga di umur shin hye yang muda ini mereka anggap sudah saatnya menikah?
"Eomma juga ingin menggendong cucu" tambah Re Na sambil tertawa riang.
Silahkan bunuh shin hye. Dengan senang hati dia menyerahkan satu nyawa dari satu nyawa nya.
"Ya, eomma tidak memihakku?aish, ayolah eomma. Aku keberatan dengan pernikahan paksa ini, apalagi mempunyai anak. Kalian kan bisa mencari cucu di luar sana, atau adopsi saja bayi,itu sama saja kan. Aku tidak perlu menikah" tolak shin hye yang keberapa kali.
Tapi baekhyo tetap lah baekhyo. Dari dulu siapa pun juga tau, keputusannya tidak bisa di ubah lagi. Dengan tatapan yang mematikan dia menatap shin hye yang sekarang sedang mengangkat kedua jari nya sebagai tanda maaf dengan senyuman tanpa dosa.
"Keputusan ku sudah bulat, kau harus menikah dengan pria pilihan appa"
Shin hye menatap eomma nya dengan ekspreksi memohon, sesaat Re Na menganggukkan kepala ke pada shin hye.
Re Na percaya, keputusan suaminya itu adalah satu satunya cara. Lagipula itu juga demi kebahagiaan shin hye, maka dari itu Re Na menyetujui apa yang baekhyo katakan. Di jodohkan itu tidak terlalu buruk kan?
--
Setelah mandi dan membersihkan diri, shin hye hanya berdiam diri di dalam kamarnya dengan satu laptop di depannya, sesekali shin hye merutuki dirinya dan nasip buruk nya di kemudian hari. P-e-r-j-o-d-o-h-a-n.
Shin hye tau betul hal konyol dan segala konsekuensi dari kalimat itu, entah semalam dia bermimpi apa sampai sampai baekhyo menjodohkannya. Shin hye hanya memikirkan,siapa lelaki yang akan di jodohkan dengannya. Apa dia baik?bagaimana kalau sebaliknya? Apa dia ramah?bagaimana kalau sebaliknya?
Shin hye mempunyai caffe yang lumayan jauh dari rumahnya, caffe nya berada persis di depan hotel Prima'S yang memang hanya di datangi oleh orang orang penting dan berada.
Caffe shin hye cukup luas. Mempunyai 2 lantai dan bertema outdor. Banyak tanaman bunga dan di setiap sisinya di kelilingi kaca, jadi para pelanggan bisa melihat suana luar dengan jelas.
Shin hye mempunyai dua sahabat yang sudah menemaninya dari jaman shin hye SMA.
Jaehyun dan Yoona.
Tidak jarang mereka menghabiskan waktu di caffe shin hye. Shinnie Caffe.
Desain caffe shin hye itu adalah ide dari jaehyun, dia sangat antusias membantu wanita yang dia sukai selama empat tahun ini.
Jika boleh jujur, jaehyun memang sudah lama menyukai shin hye. Tapi tuhan yang menakdirkan shin hye menjadi sabahat jaehyun membuat jaehyun berfikir ribuan kali untuk menyatakan perasaannya, jadi apalgi?dia hanya bisa diam.
Memendam rasa.
||
Biasakan menghargai karya orang.
Vote dont forget.
Gomawo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My BadBoy Husband
Random"Jangan berfikir semalam aku melakukannya karena aku menyukai mu, aku terlalu banyak minum. Jadi lebih baik lupakan semua yang terjadi" -jeon jungkook. #1 in shin hye. [16.09.19]