My BadBoy Husband

14. jealous?

"Shin, sini" ujar jungkook sambil menepuk nepuk tempat tidur.

Tunggu, apa itu artinya dia memintaku untuk duduk di sampingnya?

Aku mengangguk dan dengan ragu duduk di sebelahnya.

"Kau lambat sekali,shin." ujarnyas sambil menarik tanganku. Tidak sopan.

"Ada apa?" tanyaku

Spontan jungkook memegang pundaknya, apalagi ini?

"Eh?" tanyaku heran.

"Ck. Tolong pijat pundakku. Kata eomma Re Na pijatanmu enak"

Aku membelalak. Memijat nya,begitu?

Astaga,eomma apa yng kau katakan pada monster ini. Aku akan di babu sepanjang malam jika dia tau bagaimana nikmatnya pijatan tangan mulus ku ini.

"Tunggu apa lagi?kau tidak mau?"

Aku menelan ludah. Baiklah shin. Pijat saja.

"I-iya. Cerewet" dengan ragu aku menyentuh bahunya dan mulai memijat. Bahu yang lebar. Baru kali ini ak menuentuh pria ini. Maksutku memijat nya seperti ini.

"Shin, kau jangan terlalu sering keluar rumah" ujarnya tiba tiba.

"Kenapa?aku bosan di rumah sendirian. Lagipula aku keluar hanya untuk mengecek kafe ku dan bertemu dengan yoona"

Jungkook tampak menoleh sesaat, "masalah kafe mu aku akan mengirimkan orang untuk mengurusnya disana. Kau tinggal memantaunya dari rumah. Dan untuk yoona, kau bisa menyuruhnya datang kemari kapan saja. Asal.." jungkook menggantungkan pembicaraannya.

"Asal?" tanyaku

"Asal jangan mudah menerima tamu laki laki disini. Ingat kau sudah mempunyai suami yang tampan sekarang" ujarnya lagi. Tampan?suami?dia? Aku ingin muntah.

"Ya ya ya. Memang nya aku pernah menerima tamu laki laki sembarangan?setau ku tidak ada yng kesini selain appa joo"

"Seperti jaehyun misalnya, kau jangan sering bersama nya. Kau harus tau batasanmu shin"

Dia ini kenapa?lagi pula jaehyun sahabatku.

Aku berhenti memijat, " dia kan sahabatku. Hanya sebatas sahabat. Tidak lebih"

"Tapi kau dekat kan?"

Aku mengangguk, pasti. Namanya juga sahabat kan?

"Kan dia sahabatku"

"Pokoknya jangan terlalu sering bertemu dengannya.." jungkook menepuk nepuk pundaknya.

"..kenapa berhenti?pijat lagi"

Menyebalkan.

"Shin.."

Tidak bisakah diam?

"Apa?" ujarku malas.

"Tidur lah bersama ku"

Seperti petir di musim salju. Ini tidak bisa dipercaya. Bahkan seribu kali di pikir pikir pun ini tidak akan mungkin. Tolong katakan bahwa ini nyata. Baru saja dia memintaku untuk tidur bersama nya?

Aku memajukan kepalaku agar dapat melihat dengan jelas muka nya yang memang sekarang posisinya membelakangiku.

Dia nampak meemjakan matanya, seprtinya menikmati pijatanku. Dilihat dilihat dia memang tampan. Berwajah lucu dan manis.

Aku memang naif. Selalu ingin muntah disaat dia mengatakan bahwa dia tampan. Tapi sumpah, itu menggelikan.

Aku menangguk.