21.25Shin masih tidak ingin pulang, lebih tepatnya dia belum berniat untuk pulang.
Disini, taman yang sepi dia berada. Shin hye ketawa kecil sambil ngusap air matanya pelan. Taman ini sepi, persis seperti shin hye sekarang. Hatinya sepi.
Dia bahkan tidak tau kenapa hatinya terasa begitu sakit, kenapa hatinya terasa perih. Ia menghela nafas kasar, mengurangi rasa sesak yang dia rasakan di dadanya.
Ia butuh seseorang, dan limabelas menit yang lalu shin hye menelepon yoona namun gadis itu sepertinya sedang lembur di kantornya, tanpa pikir panjang shin beralih menelepon jaehyun, menyuruh pria itu untuk menemuinya di taman ini.
Shin mendongak dan menatap nanar langit gelap yang penuh dengan bintang. Ia tersenyum sekilas, mengingat dulu saat shin masih menjadi gadis kecil yang cantik dia pernah bercita cita ingin menjadi bintang. Entah, dia pikir menjadi bintang itu menyenangkan, banyak teman, terang, tidak ada kegelapan dan pastinya tidak akan Kesepian.
Dan sekali lagi tangan shin bergerak mengusap cairan bening yang tiba tiba menetes. Faktanya, masa kecilnya lebih menyenangkan. Dulu, waktu dirinya masih kecil, ia ingin sekali cepat menjadi dewasa.
Tanpa dia tau, bahwa menjadi dewasa masalah akan terus berdatangan. Sakitnya sekarang bukan karena boneka nya direbut oleh anak tetangga atau karena lutut yang terluka akibat jatuh saat belajar bersepeda, tapi sakit nya kini karena hati yang terasa tertancap beribu ribu jarum.
"Shin"
Suara itu membuat gadis itu menoleh,dan yang ia lihat sekarang adalah jaehyun yang sedang berdiri dengan jas abu abunya.
"Ada masalah? Cerita" ujar jaehyun setelah duduk di sebelah shin.
Gadis itu hanya mengangguk, tatapannya bukan ke jaehyun, tapi ke arah lain.
Shin hanya sedikit canggung.
Dulu jaehyun adalah tempat dimana shin mencurahkan semua perasaannya, gadis itu tanpa ragu menceritakan semua masalahnya kepada jaehyun.
T-a-n-p-a r-a-g-u.
Tapi tidak untuk sekarang, shin benar benar canggung dan sedikit ragu bahkan hanya untuk sekedar mengeluh.
Hanya sekedar 'aku hanya butuh seseorang'
Cih, gadis itu tidak pernah berfikir bahwa dia akan berminat untuk menjadi istri yang penurut.
Dengan jungkook yang menyuruhnya untuk menjaga jarak dengan jae membuatnya sedikit merasa jauh dengan jae.
"Shin"
"Hm?" shin masih enggan menatap mata jae.
"Kau masih menganggap ku sebagai sahabat, kan?" tanya jae sambil menarik dagu shin, agar gadis itu menatap mata jae.
"Kenapa pertanyaanmu seperti itu, jae?" heran. Shin benar benar tidak mengerti dengan pertanyaan jae tadi.
"Tidak. Hanya saja aku semakin merasa jauh. Apa Salah jika aku merindukan sahabat ku sendiri?" tanya jae, kini matanya menatap intens mata shin.
Shin menelan ludahnya dengan susah payah, ternyata jae juga merasakan hal yang sama. Ia pikir jae terlalu sibuk dengan pasien pasien nya sampai ia tidak ada waktu untuk memikirkan shin hye.
Dan gadis itu juga sangat merindukan jae.
"Kita tetap sahabat jae, tapi keadaannya saat ini berbeda, posisiku sekarang be-"
"Iya, aku tau. Kau sudah mempunyai suami dan wajar jika suamimu menyuruhmu untuk berjaga jarak dengan sahabat lelakimu" potong jaehyun sambil tersenyum kecil dan kemudian menyenderkan tubuhnya di kursi taman yang mereka duduki.
KAMU SEDANG MEMBACA
My BadBoy Husband
Random"Jangan berfikir semalam aku melakukannya karena aku menyukai mu, aku terlalu banyak minum. Jadi lebih baik lupakan semua yang terjadi" -jeon jungkook. #1 in shin hye. [16.09.19]