๛SATU

1K 27 8
                                    

WARNING 18+⚠

●●●

TERPAAN angin semakin berhembus, menembus ketulang seorang gadis. Kerutan terlihat jelas dari terpejam nya mata. Kepalanya menggeleng pelan, sedikit menolak angin kencang yang menerpa, sangat dingin.

Kala diri ingin merasakan kehangatan, tentu kedua tangan akan memberikan sentuhan agar sakira nya dapat memberikan sedikit kehangatan.

Namun, begitu pemilik tubuh ingin menggerakkan tangannya, rasanya begitu sakit erat dan tak berdaya.

Kelopak mata itu akhirnya terbuka, pandangan yang menyesuaikan akan cahaya yang masuk begitu terasa sedikit memberikan ketegangan pada mata.

"Aku.. Aku dimana?" Gumamnya yang seperti bisikan.

Semakin tersadar kala angin kembali menerpa, suara ombak laut juga ikut terdengar di indra pendengaran.

Mata bulat itu benar-benar melebar, kala mendapatkan dirinya benar-benar bertelanjang, gerakan-gerakan penolakan pun semakin terdengar bersamaan dengan tempat yang ia tiduri ikut bergerak, terayun layaknya seorang anak yang tengah berayun di bawah pohon dengan hasil pekerjaan seorang Ayah.

Tubuhnya benar-benar terkulai lemah, namun ia memaksakan diri.

"Kau sudah sadar?" Ucapan seseorang yang berjalan ke arah tempat tidur yang terayun itu.

"Tentu saja kau harus sadar, agar tidak menyusahkanku terlalu lama." Ucapnya dengan wajah yang terlihat merendahkan.

Kerutan di kedua alis gadis tersebut terlihat, namun ia masih menatap sosook pria tinggi dan tampan di depannya itu.

Mata bulat itu terus mengikuti langkah pria yang melewati tempat yang ia tiduri, duduk di salah satu sofa single dengan menyilangkan kakinya menatap tajam pada sang gadis.

"Tasya Kirana Nabella." Ucapnya dengan mata tajamnya menatap sosok gadis yang terikat tanpa menggunakan busana apapun. Sembari tangannya mengambil cerutu menyalakan api, asap putih menggumpal berhembus kala empunya mengeluarkan dari mulutnya.

"Si-siapa kamu?" Ucapnya dengan suara yang sedikit parau.

Dahinya berkerut dengan tatapan tajam, heran juga dengan kewaspadaan. Dengan bibirnya yang bergetar, ada bercak darah di sudut bibirnya, tak hanya bibirnya bahkan tubuhnya pun ikut bergetar.

"Apa kau berhak bertanya seperti itu padaku?" Ucap pria yang duduk tak jauh dari tempat Tasya, pandangannya begitu dingin sangat angkuh dan sombong.

Keheningan terjadi beberapa saat, pria yang duduk itu menghisap batang cerutu miliknya cukup lama kemudian melemparkan cerutu yang habis setengah itu di atas lantai, dengan menginjaknya. Pandangannya tak lepas dari sosok gadis yang terbaring di tempat tidur yang bergoyang.

Langkah pria tersebut begitu kokoh namun sangat menyeramkan, membuat sosok Tasya sangat ketakutan, ia sangat berusaha untuk melepaskan ikatan pada tangannya.

Begitu pria tersebut sampai, ia duduk tepat di sisi tempat tidur yang bergoyang itu, memberikan tamparan keras pada Tasya.

PLAK!

Tasya sangat terkejut, segala penolakan untuk terlepas terhenti menjadi kaku. Kembali tangan pria tersebut memberikan tamparan keras pada Tasya 2 dan 3x hingga kembali sudut bibir yang awalnya mengering kembali terbuka. Tasya memejamkan matanya dengan bibirnya yang semakin bergetar, rasa perih dan sakit ia rasakan.

"Kau tidak perlu tau siapa aku, Tasya. Diam dan patuhi! Aku membelimu dengan harga mahal." Ucap pria tersebut sambil mencengkram rahang Tasya dengan kuat.

Pandangan Tasya semakin mengabur saat menatap sosok di sampingnya, namun ia sangat berusaha keras agar mempertahankan kesadarannya.

Memperhatikan dengan seksama sosok tersebut, pria dengan tubuh tegap dan wajahnya yang tampan. Memiliki manik mata yang gelap dan tajam, bibir yang sensual dengan warna merah dengan rahang yang begitu tegas ada lubang kecil di pipi pria tersebut kala ia berbicara. Sangat tampan namun tidak dengan perilakunya yang sangat kasar. Pakaian yang dikenakannya cukup rapi hanya saja bagian kemejanya terbuka dengan tiga kancing yang mana memperlihatkan bagian dada pria tersebut, memperlihatkan sebagian dada bidangnya.

Pria tersebut semakin mendekatkan wajahnya pada Tasya, semakin tercium aroma nikotin kala tubuh itu semakin mendekat dan menjadi semakin dekat, membuat Tasya memalingkan wajahnya namun cengkraman pada dagunya semakin ketat membuat wajahnya kembali tertoleh pada objeknya.

"Lepas!" Ucap Tasya yang meronta. Namun pria itu dengan cepat mendaratkan bibirnya pada bibir Tasya membungkam dengan kasar, gadis itu bahkan meringis karena bibirnya yang masih terluka.

Tasya kembali berontak, namun tindakan itu tidak berpengaruh pada pria di atasnya. Tasya yang benar-benar telah kehilangan tenaga itu hanya bisa memejamkan matanya, ujung matanya beberapa kali mengeluarkan beberapa teteskan airnya.

Selain bibir, tangan pria tersebut mulai merambat bahkan telah menyentuh dada Tasya yang tak memiliki sehelai benang pun. Menyentuh dan memperlakukannya dengan kasar membuat Tasya semakin menangis, meringis kesakitan.

"Tidak.. Ti.. Tidak.." Ucap lirih Tasya

"Why? Why baby hmm?" Balas pria itu membuat seluruh tubuh Tasya menjadi ketakutan.

























●●●









YOU ARE ALWAYS MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang