Beruang Kutub?

84 10 0
                                    

Olaa!! Karena di judul sebelumnya itu tentang sudut pandang si cowo dingin. Jadi aku langsung up 2 judul gini.
Mana tau ada yang kepo gitukan jadi gasabar. Aku gamau php gitu, ngasi cerita eh ternyata masih ngegantung. Kan gaenak digantungin:(
Eh sorry gaes galucu emang tapi aku ketawa:'D
Dah ah, Happy Readingg Guys!❤️❤️❤️

***

Author p.o.v
Aeril masih terdiam, ia bingung harus berkata apa. Yang awalnya ia panik gara-gara mengira cowo itu hendak bunuh diri, sekarang ia panik gara-gara tidak tau harus menjawab apa.

"Ya lo kaya beruang kutub! Gasadar apa?!" Cetus Aeril dan langsung menundukkan kepalanya. Dia tidak tau lagi harus menjawab apa. Tapi cowo itu hanya diam. Tak menjawab sepatah kata pun.

"Eh lo marah?" Tanya Aeril disela-sela keheningan itu. Ia pun mendongakkan kepalanya dan melihat wajah cowo itu.

"Andai Yohan yang berada di hadapan gue" batin Aeril sedikit tersenyum. Lalu ia tersadar jika cowo itu menggelengkan kepalanya. Tanda cowo itu tidak marah. Tetapi Aeril tidak langsung percaya, ia mulai melihat mata cowo itu mencari sebuah cahaya kebohongan. Tapi apa yang terjadi, mereka berdua saling bertatap-tatapan.

"Dia?" Batin cowo itu melihat mata cewe yang berada dihadapannya. Aeril masih menatap mata cowo itu, ntah apa yang dipikirkan Aeril. Tetapi beberapa detik kemudian Aeril dan cowo itu tersadar, mereka berdua menjadi salah tingkah. Eh tunggu, sepertinya Aeril saja deh. Karena cowo itu langsung meninggalkannya. Lagi dan lagi Aeril ditinggal oleh cowo itu yang berjalan menuju tempat mobil cowo itu terparkir.

"Kayanya dulu kalo dia punya mantan, pasti dia yang ninggalin mantannya. Jahat banget jadi cowo uuu!!" desis Aeril dalam batinnya. Ia pun menyusul cowo itu yang sekarang sudah berada di dalam mobil. Dan ikut masuk kedalamnya.

•••

Karena malam itu jalanan sedikit sepi, tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai di rumah sakit.

"Okeyy makasih ya!" Kata Aeril sambil tersenyum. Tak lupa ia melepas seat belt. Tapi belum sempat Aeril keluar dari mobil tangannya dicegat oleh cowo itu. Membuat Aeril menatap cowo itu lagi dan lagi, dengan wajah kaget lalu beralih menatap pergelangan tangannya yang dipegang cowo itu. Cowo itu pun sadar akan sikapnya lalu melepaskan tangan Aeril dengan cepat dan berkata, "tuh, tadi gue beli itu" sambil mengkode Aeril menghadap kursi penumpang yang terletak di belakang mereka dengan gerakan matanya.

Aeril sedikit kaget melihat apa yang ada dibelakangnya. Dia baru sadar kalo di belakangnya terdapat sebuah parcel yang berisi buah-buahan. Ia pun tertawa kecil membuat cowo itu menatap wajahnya dengan tatapan heran. Aeril pun sedikit terdiam, "berasa ngebawa hantaran tau ga?? hehe.." ucap Aeril menjawab tatapan heran cowo itu. Lalu tertawa kecil sambil menutup mulutnya menggunakan tangannya.

Tanpa sadar wajah cowo itu berubah, keliatannya seperti gemas tapi langsung berubah datar kembali karena Aeril menatapnya dan berkata, " lo kapan belinya deh? Tapi yauda gausa dijawab, makasih yaa!" Sambil tersenyum lebar. Kali ini senyumnya berbeda, cowo itu merasakan senyum Aeril kali ini ikhlas. Ya meskipun cowo ini tidak tau benar apa tidak yang ia rasakan kalo melihat cewe itu tersenyum.

Aeril pun turun dari mobil dan berjalan menuju pintu belakang untuk mengambil parcel buah itu. "Makasih ya sekali lagi, oiya hatihati!" Kata Aeril sambil tersenyum lagi sebelum mobil itu meninggalkan area rumah sakit. Setelah itu Aeril pun memasuki gedung yang sekarang menjadi tempat langganan untuk di singgahi. Lagi dan lagi ia harus ke kamar dengan nomor 3112 di lantai 3.

He is Cold or WarmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang