Usai Disini.

34 6 0
                                    

Akhirnya acara bersih-bersih disekolah telah selesai. Aeril dari tadi hanya diam, senyum, diam, senyum. Tidak banyak bicara.

"Ril? Lo gapapa?" Tanya Lana sambil menatap Aeril serius.

"Gapapa kok" ucap Aeril sambil tersenyum.

"Jangan boong, Ril. Dari tadi lo diem mulu tau" cetus Alina sedikit tidak percaya.

"Hehe.. gue ngerasa haus kok dari tadi. Jadi diem" kekeh Aeril kecil.

"Ooh yaudaa, gue ke kantin bentar. Lo berdua tunggu sini!" Suruh Lana kepada Aeril dan Alina. Mereka berdua hanya mengangguk dan langsung duduk di dekat lapangan. Lana pergi setelah memastikan Aeril dan Alina duduk diam di tempat.

"Ril, lo mikir tentang Zahra ya?" Tanya Alina dengan sedikit penasaran.

Aeril yang tadinya ingin berbohong rasanya tidak enak buat bohong lagi kepada temannya itu. Akhirnya ia mengangguk pelan sambil tersenyum kecil.

"Tuhkan! gapapanya perempuan berarti ada apa-apa emang!" Pekik Alina sambil menggelengkan kepala.

"Yauda, tunggu Lana kesini dulu. Ntar baru kita langsung UKS deh" ucap Alina sambil tersenyum. Aeril juga membalas ucapan Alina dengan senyuman dan anggukan.

Saat Aeril dan Alina lagi sibuk sama apa yang mereka lihat tiba-tiba ada sebuah tangan yang memegang botol minuman di hadapan Aeril.

"Eh makasih Lan.." ucapan Aeril terputus saat melihat wajah yang memberinya botol minuman itu. Seseorang itu langsung duduk di samping Aeril sambil meminum minumannya juga.

"Ih Ray!!! Masa Aeril doang siih yang dikasi!" Pekik Lana membuat Aeril sedikit kaget dan berhenti melihat Ray. Tapi Ray hanya diam tak berkata apapun.

"Ih jahat lo ama temen sendiri" sambung Alina lagi sambil melipat kedua tangannya.

"Kita temen?" Tanya Ray membuat Alina langsung kesal. Sedangkan Aeril hanya bisa tertawa karena sikap dua orang yang mengapitnya di tengah ini.

"Akhirnya Aeril ketawa juga, meskipun ketawanya gegara gue dikatain si Ray ini!" Cetus Alina sambil menunjuk ke arah Ray. Tapi Ray tetap tidak peduli.

"Eh makasih yaa" ucap Aeril sambil menyenggol lengan Ray. Ray hanya mengangguk sambil menahan senyumnya.

"Dihh!! Apa apaan nih!?" Pekik Lana saat berjalan di depan ketiga orang itu.

"Aeril doang yang di beliin. Tau gitu mending gue ga ke kantin tadi!" Cetus Lana sambil menghentakkan kakinya.

"Tau tu si Ray, trus beliin nya buat Aeril doang lagi!" singgung Alina lagi membuat Aeril tertawa kecil, sedangkan Ray tidak berkata apapun.

"Udah ih, ayo ke UKS!" Ajak Aeril sambil berdiri.

"Ngapain?" Tanya Lana.

"Ih bego, liat Zahra lah" jawab Alina kesal.

"Yauda si maap elah, ayo deh ayo!" Balas Lana kesal lagi. Aeril hanga tersenyum melihat kedua temannya. Sedangkan Ray hanya menghela nafasnya.

Mereka pun berjalan menuju UKS. Selama berjalan ke UKS Aeril dan Ray berjalan di belakang Lana dan Alina. Aeril masih dengan keadaan lesunya. Ia merasa bersalah atas kejadian tadi pagi.

"Zahraa!? Akhirnya lo udah sadar!!!" Pekik Alina dan langsung memeluk Zahra. Zahra hanya bisa tersenyum lalu menatap Aeril.

"Syukur lo udah sadar Ra" batin Aeril sambil tersenyum simpul.

"Hm.. makasih, Ra" ucap Aeril singkat.

"Iyaa Ril, maafin gue ya" ucap Zahra sedikit lemah. Aeril tidak tega melihat Zahra seperti itu. Ia semakin menyalahkan dirinya. Aeril hanya bisa mengangguk.

He is Cold or WarmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang