Bersyukur.

32 7 2
                                    

Hari Sabtu ini, Aeril ingin pergi bersama Lana dan Alina untuk pergi kerumah Zahra. Aeril merasa tidak enak atas kejadian kemarin, jadi dia berniat untuk menjenguk Zahra hari ini.

"Kringg!! Kring!!" Bunyi dering telfon masuk dari handphone Aeril. Ia langsung mengambil handphonenya. Ternyata telfon masuk dari Alina.

"Hallo linn, dimana??"

"Iya ril, ini gue baru ke rumah Lana. Ntar kita perginya dari rumah lo aja ya kerumah Zahra. Gimana?"

"Hmm boleh sih, yauda kesini aja. Cepetan yaa"

"Ocii gue otw tar lagii, sabar yaa. Bubayy!!"

"Bayyy!!"

Akhirnya Alina memutuskan telfonnya. Aeril langsung memilih baju yang cocok untuk dirinya. Sebenarnya ia juga ingin tau tentang hubungan Zahra dan Yohan. Tapi rasanya ia tidak cocok menanyai hal tersebut.

Hampir 30 menit Aeril bersiap-siap. Sekarang ia hanya tinggal menunggu Lana dan Alina. Dan akhirnya, bel rumahnya berbunyi, sontak Aeril langsung keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga. Tiba-tiba..

"Ray!! Stopp!!" Teriak Aeril sedikit besar dari atas tangga membuat Ray kaget dan tidak jadi membuka pintu. Kalau Aeril telat sedikit, pasti teman-temannya akan tau kalo Ray dan Aeril serumah.

Aeril dengan cepat berlari menuruni anak tangga dan langsung memegang gagang pintu. Ray masih menatap Aeril bingung.

"Kenap-" ucapan Ray langsung berhenti karena mulutnya sudah di tutup oleh tangan Aeril.

"Diemm!! Diluar ada Alina sama Lana." Ucap Aeril pelan tapi bisa di dengar oleh Ray yang jaraknya sangat dekat dengan Aeril. Ray hanya membulatkan matanya. Karena bisa-bisa kalau tadi ia tidak peduli dengan Aeril maka rahasia tentang ia serumah dengan Aeril akan terbongkar. Meskipun itu hanya kepada Alina dan Lana.

"Aerilll!!! Lo di dalem kan?! Buka dongg" teriak Lana dari luar membuat Aeril dan Ray bertatap-tatapan.

"Ray, cepetan ke kamar!" Ucap Aeril dan di balas anggukan oleh Ray. Aeril langsung melepas tangannya dari mulut Ray. Ray langsung berlari menuju tangga.

"Ha-haii gaess!" Sapa Aeril tersenyum gugup, sambil membukakan pintu rumahnya untuk kedua temannya itu.

"Ril, lama bang-" ucapan Lana terhenti.

"Ah!" Teriak Ray karena kesandung anak tangga di atas sana.

"Duh sakitt banget" batin Ray sambil memegang kakinya. Ia berusaha kuat untuk diam tak bersuara. Akhirnya dengan susah payah ia berjalan memasuki kamarnya.

"Eh Ril, itu siapa?" Sambung Lana.

"Duh Ray kenapa teriak sih?!" Batin Aeril panik.

"Ril?! Itu siapa?" Tanya Alina membuyarkan lamunan Aeril. Dan Aeril baru sadar kalau Lana sudah berjalan menuju tangga.

"Eh!!! Ituuu kakakkk gue!!" Ucap Aeril ngasal sambil tersenyum kikuk.

"Ehh!! Si-sinii duduk duluu diruang tamu. Mau minum apa nih kalian?" Ajak Aeril mengalihkan perhatian kedua temannya.

"Oiya, tadi Lana katanya haus. Sinii Lann! duduk disini!" ucap Alina sambil menepuk sofa besar di ruang tamu milik keluarga Ayra itu.

"Lana sepertinya masih curiga deh" batin Aeril khawatir tapi ia tutupi dengan senyumannya.

Akhirnya Lana duduk di samping Alina meskipun masih melihat-lihat ke arah tangga. Lalu mereka meminta untuk dibuatkan sirup leci. Aeril langsung mencari mba Fitri. Dan sepertinya mba Fitri sedang ke pasar. Karena biasanya setiap sabtu pagi selalu ke pasar membeli bahan-bahan makanan.

He is Cold or WarmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang