Terlalu Baik.

32 7 0
                                    

"Ohh!! Jadi ini ya cowo yang pegangan tangan sama Zahra. Ih untung Aeril ga mutusin lo tau ga?! Sabar bangett si Aeril" cetus kak Bella membuat Yohan kaget mengingat kejadian ia memegang tangan Zahra. Ray juga menatap kak Bella bingung.

"Eh kak! Bukann!!" Pekik Aeril karena sepertinya kak Bella salah paham akan ceritanya tadi.

"Bukan gimanaa?!"

"Bukan Ray maksud Aeril kaa,"

"Lah terus siapa? Salah orang dongg akuu. Maaf yaa hehe" kekeh kak Bella karena malu salah orang.

"Hm adaa kaa, tapi aku udah ga lagi sama dia. Aku ikutin kata kata kakak hehe" kekeh Aeril seperti tidak ada masalah. Sekarang Yohan benar-benar terdiam. Ia tau seseorang yang menjadi topik pembicaraan Aeril dan kak Bella itu dirinya. Bukan Ray.

"Waww!! Keren banget!! Bagus keputusan kamu bener kok Ril!!" Ucap kak Bella sambil mengacungkan jempol.

Aeril hanya tersenyum sambil melihat ke arah Ray.

"Oiya! Aeril duluan ya kak, udah dateng nih yang ditunggu tunggu" izin Aeril sambil tersenyum dan berdiri di samping Ray.

"Oh jadi kamu nunggu Ray, yaudaa gapapa deh. Hatihatii yaa!!" Balas kak Bella dengan senyum hangatnya. Ray sekilas melirik ke arah Yohan yang keliatannya tidak suka akan kehadirannya. Tapi bukan Ray kalau tidak memperdulikan situasi itu. Ia langsung menggandeng Aeril dan membawa gadis itu keluar kafe.

Aeril hanya ikut kemana Ray membawanya. Ray mengajak Aeril keluar dari mall dan membawa Aeril masuk kedalam mobilnya. Lalu dengan cepat mobil yang dikendarai Ray melaju tak tahu kemana.

•••

"Ril?" Panggil Ray disela heningnya di dalam mobil.

"Kenapa?" Ucap Aeril sambil melihat ke arah Ray.

"Tes doang" jail Ray membuat Aeril langsung memicingkan matanya ke arah Ray.

Ternyata Aeril dari tadi hanya melamun. Makanya Ray memanggilnya tadi. Ia juga tidak sadar sudah jam setengah 6 sore.

"Bagus banget sunset nya ya" ucap Aeril sambil tersenyum dan membuka kaca mobil Ray untuk menghirup angin sore hari itu. Ia memejamkan matanya, lalu mengingat tentang kejadian tadi. Rasanya hatinya sangat lega sekarang. Meskipun masih ada rasa sakit di dalam hatinya.

Tak lama kemudian ternyata Ray membawa Aeril ke pantai. Yap! Pantai kemarin.

"Ayo!" Ajak Ray.

"Lah pantai lagi?" Tanya Aeril bingung.

"Gamau?"

"Mau la!"

Akhirnya mereka keluar mobil dan berjalan di tepi pantai.

"Aahhh!!!!! Akhirnyaa!!! Gue bebass!!!" Teriak Aeril tanpa disuruh oleh Ray seperti kemarin.

Ray tersenyum lebar melihat tingkah laku Aeril. Ray tau, Aeril belum sepenuhnya bebas dari Yohan. Karena mana mungkin cinta yang udah dijalanin begitu lama, bisa begitu cepat di hapus, pasti ada yang membekas dihatinya. Tidak seperti Yohan yang dengan gampang melupakan Aeril.

"Gue seneng bangett Rayy!!! Gue senengg!!!" Ucap Aeril sambil tersenyum tapi matanya tidak bisa berbohong. Air matanya jatuh saat itu juga. Tapi langsung ia hapus.

"Ril, kalo mau nangis, ya nangis aja sebelum nangis itu berbayar" ucap Ray sambil sedikit tersenyum kecil.

"Iih Ray!! Bisa aja" ucap Aeril malu-malu dan mencubit lengan Ray seperti ia mencubit Yohan dulu. Tiba-tiba Aeril kembali menangis. Akhirnya Ray membawa Aeril duduk di tepi pantai.

He is Cold or WarmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang