Kamar?

47 8 0
                                    

"Neng, neng Aeril" suara mba Fitri membangunkan Aeril. Aeril pun membuka matanya perlahan, lalu tersenyum ke arah mba Fitri.

"Neng, masih sakit kakinya?" Tanya mba Fitri membuat Aeril langsung mengecek kakinya. Aeril sempat bingung kakinya tidak begitu sakit seperti kemarin. Ia pun turun dari tempat tidur lalu berlompat-lompat kecil.

"Ihh mba Fitrii!! Aerill senengg bangett, kakinya udah ga sakitt!!," Teriak Aeril pagi itu kegirangan.

"Oh iya mba tau dari mana kaki Aeril sakit kemarin?" Tanya Aeril sambil berjalan ke kamar mandi. Yap! Ia hendak mandi.

"Itu neng, kemarin den ganteng yang ngasi tau" jawab mba Fitri membuat langkah kaki Aeril terhenti di depan pintu kamar mandi.

"Ha? Kak Randi.." ucapan Aeril itu terputus. "Bukan neng, itu yang tadi malam nganter neng. Saya lupa nanya namanya" sambung mba Fitri.

Aeril seperti berfikir sejenak, lalu "what! Ray yang anter saya sampai ke kamar? Digendong gitu?" Pekik Aeril kaget. Mba Fitri hanya mengangguk pelan.

"Aduhhh!! Ketauan dong badan Aeril berat" gerutu Aeril. Ia pun memasuki kamar mandi dengan langkah yang dihentakkan.

Mba Fitri hanya tersenyum melihat anak majikannya itu. Dari dulu Aeril tidak berubah, masih seperti anak kecil fikirnya. Apalagi ia sudah menjadi ART dirumah ini dari mamanya Aeril sedang mengandung Aeril. Jadi dia hampir tau semua kebiasaan Aeril.

•••

"Ray? Kamu tadi malam udah anter Aeril beneran kan?" Tanya ayah saat Ray baru menuruni anak tangga dan berjalan ke arah ruang makan. Ray hanya mengangguk tanda ia sudah mengantar Aeril.

"Kamu nganter sampe mana? Jangan setengah-setengah loh, nak!" Tanya bunda.

"Kamar." Jawab Ray singkat. Membuat ayah dan bundanya sedikit kaget. Mereka juga sampai bertatap-tatapan karena bingung. Tapi Ray hanya berjalan santai, duduk, dan mengambil roti yang sudah dibuat oleh bundanya. Lalu ayah dan bundanya Ray hanya diam, tidak ingin menanyakan hal itu. Mereka pun melanjutkan aktivitas sarapan yang tadi sempat tertunda.

•••

"Yohan?" Panggil Aeril saat melihat cowo itu sedang didepan kelasnya. Sekarang Aeril sudah sampai disekolahnya yang terlihat masih sunyi, belum banyak siswa yang datang pagi itu.

"Hai!!!" Balasnya dan menghampiri Aeril.

"Kamu dari kemarin kemana sih Han? Udah 3 hari kamu ngilang ga ngabarin aku. Terus kemarin kamu kemana sehabis aku dari UKS?" Cerocos Aeril.

"Etdah Aeril, nyerocos aja deh. Aku sibuk akhir-akhir ini jangan ngekang gitu dong! Ini kan aku nyamperin kamu!" Jawab Yohan sedikit kesal. Aeril yang mendengar itu sedikit sakit hati tapi ia mencoba menenangkan hatinya.

"Yauda maaf ya sayang, kamu udah sarapan kan?" Tanya Aeril sambil meminta maaf dengan senyumnya.

"Udah, oiya aku cuma mau bilang, 'Jangan sampai ada yang tau hubungan kita'. Aku mohon ya?" Ucap Yohan sambil memegang tangan Aeril.

Aeril langsung membulatkan matanya tak percaya. Apa yang harus dia lakukan sekarang. Rasanya hatinya tidak bisa ditenangkan seperti tadi. Tapi sekuat tenaga ia mencona untuk senyum.

"Kenapa Yohan? Kamu ada masalah?" Tanya Aeril pelan dan tersenyum.

Yohan tampak berfikir dan diam sejenak, "A-aku cuma gamau aja, apalagi kamu terkenal Aeril. Aku takut kamu malu punya pacar kaya aku. Aku gamau" ucapnya sedikit gugup dan memalingkan wajahnya dari Aeril.

He is Cold or WarmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang