Kembali

26 6 0
                                    

"Ray, iya bener lo temen kecil gue. Ga lebih Ray, makanya gapenting gue cerita ke lo" batin Ray membayangkan Aeril bakal mengatakan itu. Ia belum siap mendengarnya. Tapi ia sangat ingin Aeril menjawab semua ucapannya tadi.

"Ril? Kenapa diem?" Tanya Ray kembali.

"Ray! Kenapa lo bersikap kayak gini sih?" Tanya Aeril dengan suara lantang membuat Ray langsung melihat ke arahnya.

"Kenapa? Lo gasuka?" Tanya Ray kembali lalu membuang mukanya kasar.

"Iya! Gue gasuka! Nyakitin tau ga?" Balas Aeril dan bersiap untuk pergi karena kesal. Tapi dengan sigap tangan Ray memegang tangan Aeril.

"Ril, yauda gue minta maaf" ucap Ray dengan sedikit menunduk.

Tanpa disadari, Aeril mengeluarkan air mata tapi dengan cepat ia menghapusnya sebelum Ray sempat melihatnya. Ntah lah Aeril tidak bisa di bentak. Rasanya sakit jika di bentak oleh seseorang. Apalagi seseorang itu Ray.

"Gue gangerti sama sikap lo!,"

"Gue bingung kenapa lo ngomong gitu ke gue, kenapa lo bersikap seakan-akan lo suka sama gue?! Seakan-akan lo cemburu liat gue sama orang lain, padahal kita gaada hubungan!" Sambung Aeril nyelekit membuat hati Ray sedikit sakit.

Tanpa aba-aba Ray langsung menarik tubuh Aeril kedalam dekapannya. Ia memeluk Aeril dengan erat. Dan saat itu terdengar tangisan kecil dari Aeril.

"Astaga Aeril!! Kenapa malah makin nangis siih!!" Batin Aeril kesal karena tidak bisa menutupi tangisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga Aeril!! Kenapa malah makin nangis siih!!" Batin Aeril kesal karena tidak bisa menutupi tangisnya.

Sebenarnya Aeril hanya menangis pelan namun tetap saja terdengar karena suasana pantai yang sedikit sepi hanya saja tangisannya diselingi oleh suara ombak.

"Rill! Aku minta maaf ya Ril, aku ga bermaksud.." ucap Ray dengan nada menyesal. Bagaimana tidak, ia telah membuat Aeril menangis karena sikapnya. Semakin Ray menyesal semakin erat juga ia memeluk gadis itu.

Tetapi Aeril sedikit memaksa untuk melepaskan dirinya dari pelukan Ray. "Ray, lepasiinn!" pinta Aeril. Mendengar itu dengan berat hati Ray pun melepaskan tubuh Aeril dari dekapannya.

"Ray, g-gue tau. Lo lakuin ini semua karna janji lo ke almarhumah nyokap gue kan? Iya kan? Udah Ray cukup. Lo udah nepatin janji lo Ray. Lo harus balik ke sifat lo Ray. Please, jangan bikin gue makin baper sama sikap lo yang ga tulus itu Ray,"

"Gue mohon, gue gamau terima kenyataan suatu saat nanti lo bakal ninggalin gue demi orang yang beneran lo sayang, dan posisinya disitu gue udah sayang sama lo,"

"Jadi, jangan bikin gue berfikir kalau masih ada celah dihati lo buat gue." Sambung Aeril menahan tangisnya lalu tersenyum kecil.

"Nggak! Aku gamau Aeril." Singkat Ray.

"Kenapa Ray?! Mau lo apa sih??!" Aeril kesal mendengar ucapan Ray itu.

"Gue gamau semakin suka sama lo Ray, kalo gue semakin suka sama lo yang ada gue malah bakalan sayang sama lo!,"

He is Cold or WarmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang