DUA PULUH

781 44 2
                                    

Yong-Rae mengatakan sebuah rahasia yang selama ini ia sembunyikan. 2 bulan yang lalu, ada seorang wanita meninggalkan keranjang yang berisi bayi di atas kap mobilnya. Wanita itu hanya meninggalkan sepucuk surat yang menyatakan jika baby Jo adalah anak kandungnya.

Yong-Rae melihat bayi lucu yang sekilas mirip dengannya waktu kecil. Dia membelai lembut pipi gembulnya seraya mengambil surat yang terselip disamping bantalnya.

Maaf aku harus melakukan ini. Aku tak mempunyai keberanian untuk bertemu dan mengatakan langsung padamu, maka dari itu aku menulis surat ini.

Seung-Jo, aku memberi nama anak kita. Mungkin kamu tidak akan percaya begitu saja padaku, kau bisa melakukan tes DNA pada baby Jo untuk meyakinkanmu. Aku hanya mempunyai satu permintaan, sayangi baby Jo, berikan kasih sayangmu padanya layaknya seorang ayah.

Jika suatu saat nanti baby Jo menanyakan di mana keberadaan ibunya, katakan jika ibunya sudah tenang di surga. Aku percaya kau bisa menjaga baby Jo dengan baik.

Surga?

Yong-Rae mengambil sebuah benda yang berada didalam amplop itu, sebuah nomor loker yang diyakininya sebagai tempat peristirahatan terakhir wanita itu. Sekilas Yong-Rae melihat wajah cantik wanita yang terselip dibelakang surat itu. Pikiran Yong-Rae berkelana untuk mencari ingatannya tentang wanita yang berada difoto itu.

"Bukannya dia, astaga!" pekik Yong-Rae.

Yong-Rae limbung dan jatuh terduduk di sofa. Dia masih ingat dengan wanita yang ia perkosa saat ia mabuk malam itu. Yong-Rae baru sadar jika wanita yang di tidurinya bukannya wanita yang ia inginkan dengan kata lain dia salah sasaran. Yang membuat pria itu menyesal adalah wanita itu ternyata masih perawan. Bahkan Yong-Rae tak menyangka jika wanita itu akan menghilang tanpa jejak dan muncul kembali dengan wujud lain.

Jika dia diminta untuk menghajar orang atau membunuh sekalipun, dengan senang hati dia akan melakukannya. Namun kali ini dia diminta untuk menjaga seorang bayi yang notabenenya adalah anak kandungnya. Yong-Rae tak bisa berbuat apapun hingga tiba-tiba sebuah nama sebersit dalam pikirannya.

Katakanlah Yong-Rae gila saat itu, dia menitipkan baby Jo pada Freya sementara dia mencari kebenaran tentang wanita yang mengaku telah mengandung anaknya. Tak sulit baginya untuk membobol pintu Freya, jangankan pintu rumah, pintu brankaspun sanggup dia jebol. Yong-Rae meletakkan baby Jo di dalam kamar Freya dengan meninggalkan sebuah pesan.

Setelah Yong-Rae mendapatkan kepastian tentang asal usul baby Jo, naluri seorang ayah muncul begitu saja. Seperti mendapat sebuah pencerahan, Yong-Rae tiba-tiba ingin mengasuh baby Jo dengan tangannya sendiri.

"Min-Jun cepat bawa Freya kemari, aku ingin bertemu dengannya segera!" perintahnya.

Malam ini Min-Jun telah menunggu Freya di depan lobi rumah sakit. Orang kepercayaan Yong-Rae itu sengaja menjemputnya karena ada hal yang ingin dibicarakan dengan Freya. Awalnya Freya tak sudi untuk berurusan lagi dengan mafia brengsek seperti dia namun tiba-tiba saja Min-Jun membawa nama baby Jo yang membuat Freya terpaksa mengikutinya.

Sesampainya disana, Freya melihat Yong-Rae bersandar dikursi kebesarannya. Freya sengaja tak ingin berdekatan dengan lelaki itu karena dia hanya berdua saja diruangan dengan lampu temaram ini.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Freya ketus.

"Hai cantik, jangan marah. Aku jadi ingin menciummu jika kau mengerucutkan bibirmu seperti itu." celetuk Yong-Rae.

Mendengar kalimat vulgar itu membuat Freya mengulum bibirnya yang membuat Yong-Rae tertawa keras.

"Hentikan tawamu atau aku akan menyumpal mulutmu dengan sepatuku! Cepat katakan apa maksudmu menemuiku?" tanya Freya dengan garang.

Hold This HandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang