ENAM BELAS

739 43 0
                                    

Tok tok tok

Suara ketukan pintu itu membuat Freya kembali ke alam nyata. Freya melihat jam yang menempel di dinding kamarnya menunjukkan pukul 06.00, itu berarti baru dua jam ia memejamkan matanya. Sejak semalam bayi itu tak mau tidur sama sekali. Bayi itu hanya diam jika di gendong-gendong, alhasil Freya menggendong baby Jo hingga ia terlelap.

Sudah 3 kali Se-Gi mengetuk kamar Freya namun belum juga ada tanda-tanda kehidupan dari balik pintu itu. Ia mencoba mengetuk kembali pintu itu sekali lagi, siapa tahu kali ini ketukannya berhasil membangunkannya.

Ceklek

Se-Gi melihat keadaan Freya yang kacau. Ia memperhatikan kantung mata yang jelas terlihat di wajah Freya yang kusut dan pucat. Astaga! Freya lebih mirip zombie sekarang.

"Are you ok Fee?" tanya Se-Gi penasaran.

"I'm ok Se-Gi" jawab Freya sembari menguap.

Seakan mengerti arti tatapan Se-Gi, ia mempersilahkan lelaki itu untuk masuk kedalam sehingga ia bisa menceritakan kejadian yang sebenarnya. Se-Gi hanya memasang raut wajah bingung selama Freya bercerita 15 menit lamanya. Seperti halnya dengan Freya, Se-Gi juga bingung siapa yang meletakkan bayi mungil itu di rumahnya. Lebih tepatnya di kamar Freya.

Mereka yakin jika siapapun itu orangnya, dia adalah orang yang sangat mengenal Freya hingga ia tahu berapa password pintunya. Yang menjadi tanda tanya besar adalah apa tujuannya?

Siang ini Se-Gi menemui bagian keamanan gedung untuk melihat CCTV sementara Freya menidurkan baby Jo. Nampaknya Se-Gi harus menelan kekecewaan karena kebetulan CCTV di lantainya sedang rusak sejak 2 hari yang lalu. Belum lagi CCTV di pintu utama tidak memberikan hasil yang ia inginkan, membuat Se-Gi makin pusing.

Saat memberikan laporan itu pada Freya, wanita itu menjunjukkan reaksi yang sama seperti Se-Gi. Freya hanya bisa positive thinking dengan semua kejadian ini, ia tak tahu scenario apa yang Tuhan berikan padanya. Ia hanya bisa menjalani semua ini dengan ikhlas, ia percaya jika dibalik semua ini Tuhan ingin menunjukkan sesuatu kepadanya.

Untung saja hari ini adalah hari libur Freya, jadi ia bisa menjaga baby Jo seharian. Layaknya seorang baby sister, Freya merawat baby Jo dengan sangat baik. Mungkin karena dia sudah terbiasa merawat pasiennya, ia jadi tak canggung lagi merawat bayi mungil ini.

Freya beryukur karena baby Jo sudah berumur 6 bulan, jadi ia bisa memberikan makanan pendamping padanya. Bayangkan apa yang terjadi jika baby Jo masih berumur 2 atau 3 bulan? Dari mana Freya akan mendapatkan ASI untuk baby Jo.

Ponsel Freya berdering saat ia sedang menyuapi baby Jo, cepat-cepat ia mengangkat telepon itu saat melihat nama Se-Gi didalam layar ponselnya.

"Yoboseo" sapa Freya.

"Bagaimana keadaan baby Jo? Maaf Fee, aku tidak bisa membantumu menjaganya" Kata Se-Gi.

"Alhamdulillah, baby Jo baik-baik saja. Ternyata dia adalah anak yang penurut, aku sedang menyuapinya makan. Kau tahu, dia makan dengan sangat lahap, aku menyukai baby gembul ini" kata Freya dengan antusias.

"Syukurlah kalau dia menurut padamu. Nanti akan aku usahakan pulang cepat, aku ingin membantumu merawat baby Jo" kata Se-Gi.

"Oke, aku tunggu. Eeehh jangan lupa bawakan lemon cheese cake, tiba-tiba aku ingin makan itu" pinta Freya.

"Kau sedang tidak ngidam kan Fee?" tanya Se-Gi jahil.

"Jaga bicaramu tuan koki, aku tak seburuk itu" jawab Freya ketus.

Se-Gi's POV

Saat jam istirahat, Se-Gi duduk di atap cafenya sembari menikmati secangkir kopi. Entah mengapa hatinya tergerak saat melihat baby Jo yang lucu itu tertidur dengan lelapnya. Ia merasakan sesuatu sebuah desiran hangat dalam hatinya saat melihat Freya menggendong baby Jo. Ia seperti terbawa kenangan sewaktu ia kecil.

Se-Gi menerawang jauh kedalam ingatan masa kecilnya saat sang ibu membelainya dengan sangat lembut. Menyanyikan lagu pengantar tidur dan membacakan sebuah dongeng. Sang ibu tak henti-hentinya menebarkan senyuman yang membuat Se-Gi bahagia. Anak lelaki itu begitu menyayangi ibunya.

Kenangan manis itu tiba-tiba berubah menjadi kenangan buruk saat mendapati kenyataan bahwa sang ayah meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan. Semenjak saat itu sang ibu menjadi tulang punggung keluarganya yang selalu pulang larut malam. Hampir tak ada senyuman yang terpancar wajah sang ibu.

Kehilangan sosok ayah di usianya yang masih kecil membuat Se-Gi hampa karena selama ini ia hanya merasakan kasih sayang seorang ibu yang merangkap sebagai ayah. Seberapa besar-pun sang ibu memerankan posisi ayah, tak lantas membuatnya menjadi seorang ayah sehingga Se-Gi mencari sosok seorang ayah di luaran sana.

Se-Gi kecil itu tumbuh dengan persepsi yang salah. Semakin lama keinginan untuk diperhatikan oleh lelaki yang lebih tua darinya makin besar. Dia berani mengeluarkan sisi lain dari dirinya setelah ia duduk dibangku kuliah, lebih tepatnya saat ia bertemu dengan lelaki yang membuatnya nyaman. Semenjak saat itulah Se-Gi sadar jika ia mulai menyukai sisi kelam Se-Gi sebagai seorang penyuka jenis.

Malam harinya

Se-Gi dan Freya sama-sama merawat baby Jo. Freya mengajari Se-Gi cara mengganti popok, menggendong dengan posisi yang benar hingga memandikan bayi lucu itu. Mereka berdua sudah sepakat jika mereka akan merawat bayi ini hingga orang tuanya menjemputnya. Se-Gi tak keberatan jika ia saling berbagi jadwal untuk mengurus baby Jo karena dia sendiri tak ingin menitipkan baby Jo ke daycare.

Freya tak ingin menyia-nyiakan amanah yang Allah berikan, jika Allah menitipkan bayi itu padanya maka ia akan merawat bayi itu dengan sebaik-baiknya. Begitulah cara Freya menjaga sebuah amanah.

"Fee, apa kau pernah berpikir untuk memiliki seorang anak?"

Pertanyaan Se-Gi itu membuat Freya menghentikan kegiatan makannya. Wanita yang tak ingin mempunyai anak? Menjadi ibu adalah sebuah anugrah karena tidak semua wanita ditakdirkan untuk menyandang gelar kehormatan itu. Mempunyai anak berarti mengharuskannya untuk menikah dan menikahi orang yang dicintai merupakan keinginan Freya yang belum terwujud.

"Apa maksudmu? Jelas aku ingin mempunyai seorang bayi yang lucu, untuk itu aku harus memilih calon ayah dengan kualifikasi yang tepat" jawab Freya.

"Kualifikasi yang tepat? Apa maksudnya?" tanya Se-Gi.

"Lelaki iu harus bertanggung jawab, bertanggung jawab untuk mencari nafkah dan membahagiakan keluarga kecil kami. Aku tak mempermasalahkan latar belakang atau status sosialnya, asalkan dia seiman denganku, aku pasti akan menerima pinangannya" jawab Freya.

"Kalu kau sendiri, seperti apa tipe wanita yang akan menjadi ibu dari anakmu?" tanya Freya balik.

"Entahlah, aku belum memikirkannya" jawab Se-Gi sembari mengangkat bahunya.

"Bagaimana bisa aku memiliki anak jika aku tidak menyukai perempuan? Apakah aku bisa memiliki anak jika aku berhubungan dengan sesame lelaki?" gumam Se-Gi dalam hati.

.

.

.

.

.

14 Juni 2019

🧑  Ohmegot, mak si Se-Gi sekong mak 🤪🤪

👩  Iye, tapi casingnya ga melambai. Dia cuma suka maen pedang-pedangan aje tong

🧑  Sama aje mak. Makin seru aje nih. Ngemeng-ngemeng si Deniz kok ga di ceritain lagi sih mak.

👩  Deniz di off-in dulu. Ini kan lagi nyeritain si Freya yang lagi di Korea, ntar juga ada part-nya ama si Deniz lagi. Udah aaahhh ntar spoiler lagi 🤫🤫🤫

Hold This HandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang