SEBELAS

692 34 1
                                    

Pagi ini Freya bangun dengan kondisi badan yang segar setelah beristirahat satu hari penuh. Bibirnya melengkuk ke atas tak kala mengingat perhatian Deniz padanya. Ia melilit-lilit selimutnya membayangkan apa yang akan ia lakukan hari ini. Jujur saja ia terlalu malu bertemu dengan Deniz.

Freya bergegas bangun dari tempat tidurnya saat melihat waktu telah menunjukkan pukul 04.50. Freya menyambar handuknya lalu masuk kedalam kamar mandi. Tak lupa ia mengambil air wudhu lalu melaksanakan sholat subuh setelah selesai mandi.

Freya melihat Deniz tengah berlatih berjalan di halaman belakang. Senyumnya mengembang membayangkan Deniz bisa kembali berjalan seperti sedia kala. Pasti lelaki itu akan semakin tampan saat mengenakan setelan formal. Freya sadar jika sudah terlalu lama ia mengagumi makhluk ciptaan Tuhan paling seksi itu. Ia beranjak dari tempatnya lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Telur setengah matang ditambah dengan irisan bacon, sepotong roti dan segelas jus menjadi menu sarapa Deniz pagi ini. Freya segera mengantarkan sarapan itu setelah menatanya dengan sangat cantik.

"Morning Al" sapa Freya.

"Hai, bagaimana keadaanmu?" tanya Deniz.

"Feel better. Thanks" jawab Freya singkat.

Deniz mengakhiri latihan berjalannya lalu duduk dihadapan Freya untuk memakan sarapannya. Perbincangan mereka pagi ini masih seputar kesehatan, mereka saling menanyakan keadaan masing-masing.

Freya memeriksa keadaan Deniz setelah pria itu menghabiskan sarapannya. Freya terlihat serius saat menulis laporan perkembangan Deniz. Untuk sejenak hatinya bersorak gembira karena kondisi kaki Deniz makin membaik.

"Apa kau pernah jatuh cinta?"

Pertanyaan itu sukses membuat Freya menegang hingga pulpen yang terselip diantara jarinya terlepas begitu saja.

"Ya! gue jatuh cinta ama elo" gumam Freya dalam hati.

"Fre, are you ok?" tanya Deniz.

"It's ok. I'm fine" jawab Freya canggung.

"Falling in love? Sure. Are you kidding me?" imbuhnya.

"Sampai saat ini aku masih mencintainya. Walaupun dia menyakitiku dan meninggalkanku demi pria lain tapi aku tak bisa membencinya" cerita Deniz.

"Bodoh, kau bodoh Deniz" rutuknya dalam hati.

"Lusa aku akan bertemu dengannya, aku ingin melamarnya kembali. Aku sudah menyiapkan cincin yang sangat indah. Bagaimana menurutmu?" tanya Deniz sembari menyodorkan kotak beludru berwarna putih itu.

"Kau tak pantas menerima cincin ini Kate. Kau wanita jahat. Kau telah menelantarkan lelaki sebaik Deniz. Andai cincin ini untukku, pasti aku akan menerimanya dengan senang hati" gumam Freya dalam hati.

"Cincin ini indah. Dia pasti akan menyukainya" kata Freya berbohong.

Siang ini suasana rumah menjadi sangat ramai karena ibu dan adik Deniz baru saja tiba dari London. Freya menyambut ketua yayasan yang selama ini telah membiayai kuliahnya dengan sangat baik. Bahkan Freya memberikan sedikit relaksasi untuk mengurangi rasa jet lag Alena. Dalam hati kecilnya dia ingin sekali mengambil hati calon ibu mertuanya.

(Hhhhmmm calon mertua, ngarep boleh kali 😘😘)

Alena berbincang dengan Freya mengenai perkembangan terapi yang Deniz jalani. Melihat laporan yang Freya berikan, Alena optimis jika anak lelakinya bisa sembuh dan kembali berjalan dengan normal.

Deniz's POV

"Kau tau Zean, aku sudah menemukan Kate. Besok aku akan menemuinya dan akan melamarnya sekali lagi." kata Deniz dengan antusias.

Hold This HandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang