SEMBILAN

614 42 0
                                    

Sesampainya di rumah,Deniz segera masuk ke kamarnya untuk berbicara dengan Harry.

"Harry, what is this!!" teriak Deniz sambil menyodorkan ponselnya.

"Maaf tuan, saat ini Miss.Kate sedang berada di Rusia. Menurut informan kita, bulan depan Miss.Kate akan berlibur ke Bali. Miss Kate telah memesan sebuah kamar hotel untuk tanggal 28 Desember hingga 1 januari" jelas Harry.

"Laporkan terus perkembangannya, jangan sampai lengah" perintah Deniz dengan tegas.

Setelah mendengarkan peintah tuannya, Harry pamit undur diri. Harry sudah menyusun beberapa rencana didalam kepalanya. Dia tak ingin mengecewakan tuannya kali ini.

Tok tok tok

Kreeekkkk

"Excuse me" ucap Freya.

Freya melihat Deniz bersandar di sofa sambil memijit keningnya. Freya meletakkan baki yang berisi alat-alat pemeriksaan kesehatan Deniz seperti alat tensi, pengukur suhu badan, stetoskop dan lain sebagainya.

Deniz tak menolak saat Freya merekatkan alat tensi di lengan kirinya hingga mendengar detak jantungnya dari balik stetoskop.

"Detak jantungmu tidak stabil, apa yang sedang kau pikirkan Al?" tanya Freya.

(Al adalah panggilan Freya pada Deniz semenjak hubungan mereka membaik)

"Kau benar. Aku sedang memikirkan sesuatu" jawab Deniz.

"Aku sudah bilang padamu, jangan stress!!! Itu bisa mempengaruhi terapimu" ucap Freya lembut.

"Apa kau ingin berbagi cerita dengan ku?" imbuh Freya.

"Kau masih ingat dengan wanita yang aku tunggu?" tanya Deniz.

"Kate?" jawab Freya ragu-ragu.

"Yes, she is back" ucap Deniz sambil menghela nafas.

Kate kembali? Apa yang akan Deniz lakukan? Apakah mereka akan kembali lagi?

Sederet pertanyaan itu memenuhi pikiran Freya. Entah mengapa Freya merasa tidak suka saat mendengar Kate kembali. Apa mungkin dia cemburu???
"Ooohhhh jangan gila Freya" doktrinnya dalam hati.

Freya melihat mata Deniz berbinar saat membicarakan Kate. Sedalam itukah perasaannya pada Kate hingga ia tak bisa melupakannya??.

"Kalau begitu, kau harus lebih giat lagi menjalani terapi Al. Apa kau mau Kate melihatmu duduk di kursi roda? Jika aku jadi dia, aku tak ingin bersanding dengan lelaki yang tidak bisa berdiri sejajar denganku" sindir Freya.

"Kau ......" gertak Deniz sambil mengacungkan jarinya.

Beberapa detik kemudian, ekspresi wajah Deniz memudar. Ia sadar jika apa yang Freya katakan adalah sebuah kejujuran "Kau benar. Apa kau mau membantuku agar aku bisa berjalan lagi?" tanya Deniz dengan tulus.

"Yes sir. Itu adalah tugas saya" jawab Freya dengan penuh semangat.

Mungkin Freya terlihat baik-baik saja dari luar, padahal dalam hatinya, ia menahan rasa sakit akibat permintaan Deniz. Semangat itu bukan untuk Freya melainkan untuk wanita yang paling ia puja, yaitu Kate.

*****

Keesokan harinya, Deniz tengah bersiap di luar rumahnya. Ia melihat hamparan pantai yang indah di pagi hari. Jika saja kakinya bisa di gerakkan maka ia sudah berlari dengan snickers kesayangannya. Tapi hal tersebut merupakan pecutan baginya agar ia berusaha sebaik mungkin untuk kembali berjalan.

"Are you ready Mr.Dawson" ajak Freya.

"Selalu siap Miss Freya" jawab Deniz.

Freya dan Harry membantu Deniz berdiri dari kursi rodanya. Mereka berdua mengapit lengan Deniz agar ia bisa berjalan di atas embun yang bertengger di atas rumput. Hal ini merupakan sebuah kepercayaan sebagian masyarakat Indonesia agar anaknya bisa cepat berjalan.

Hold This HandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang