TIGA PULUH TUJUH

735 27 0
                                    

Semilir angin yang berhembus menyapu wajah Freya yang kini terlihat sedang memejamkan matanya di gazebo belakang. Anak rambutnya yang terurai bergoyang dengan manja di atas wajahnya yang manis. Kini kelopak mata itu perlahan terbuka karena suara sapaan seseorang.

"Apa kamu selelah ini Fee!" sapa Harry.

Penglihatannya awalnya kabur saat membuka matanya namun beberapa saat kemudian penglihatannya mulai jelas setelah beberapa kali mengerjap. Iris mata coklatnya berpendar bingung. Ia mencari sumber suara yang mengusik tidur siangnya saat ini.

"Ooohh hai Harry!" kata Freya sembari mendudukkan tubuhnya.

"Apa aku mengganggu tidur siangmu Fee?" tanya Harry seraya menjatuhkan bokongnya di gazebo itu.

Freya menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Harry lalu dilanjutkan dengan merentangkan tangannya untuk mengusir rasa pegal.

"Apakah bayi besar itu menyusahkanmu?" tanya Harry.

Freya tahu siapa bayi besar yang Harry maksud. Bukan tanpa alasan Harry menyebut majikannya dengan bayi besar karena memnag tingkahnya mirip dengan anak bayi. Semenjak di vonis patah tulang oleh dr.John, Deniz menjadi 10 kali lipat manja.

Jika dulu ia sangat tidak menyukai sesi terapi dengan Freya si black bear hingga ia berusaha untuk cepat sembuh agar terbebas dari Freya, namun kini malah sebaliknya. Deniz nampaknya tak mau sembuh dengan cepat agar ia bisa terus menempel pada Freya.

Firasat Harry megatakan jika Deniz mengetahui sesuatu yang berhubungan dengan Freya namun ia masih belum yakin dengan praduganya saat ini. Jika Deniz memang sudah mengetahui identitas Freya yang sebenarnya, mungkinkah kecelakaan ini sengaja dibuat untuk menjerat Freya kembali.

"Ooohh stupid! singkirkan pikiran itu dari otakmu itu Harry!" doktrin Harry pada dirinya sendiri.

"Bagiku Deniz seperti pasien lainnya. Aku memahami perubahan sikap itu, mereka melakukan itu untuk menutupi kesedihan pasca kecelakaan. Terimakasih sudah mengkhawatirkanku Harry." ucap Freya.

"Apa kau yakin jika Deniz benar-benar patah tulang? aku merasa jika saat ini dia sedang berpura-pura. Kau masih ingat sifatnya dulu saat di Indonesia kan? aku yakin kau belum melupakan sikapnya yang keterlaluan." kata Harry menganalisa.

"Tapi menurut hasil rontgen, Deniz benar-benar mengalami patah tulang di kaki kanannya. Dr.John pun juga memberikan laporan yang sesuai dengan keadaannya sekarang." jelas Freya.

"Mungkin Deniz bisa membohongimu tapi dia tak bisa mengelabuhiku Fee!" bisik Harry dalam hati.

Ayah Deniz sudah terbebas dari vonis lumpuh seperti yang dokter John katakan. Semua itu berkat terapi dan perhatian yang Freya berikan. Cara tradisional Indonesia ditambah dengan teknik akupuntur yang ia dapatkan dari Korea mempercepat proses penyembuhan Maliq. Kini setelah Maliq sembuh, entah mengapa takdir kembali mempermainkannya untuk yang kedua kalinya.

Baru beberapa minggu sang ayah sembuh, kini Freya terpaksa kembali ke rumah itu lagi untuk merawat sang anak. Huuufffttt! padahal Freya sudah merencanakan liburan dengan tema wisata rohani bersama dengan Se-Gi.

Sudah 1 bulan lamanya Freya dan Se-Gi berencana untuk melihat indahnya kiblat orang muslim yaitu Ka'bah. Tiket pesawat dan hotelpun telah dibayar lunas 2 minggu yang lalu. Bukan tanpa alasan Se-Gi ingin mengunjungi tempat yang paling disucikan umat muslim itu, ia ingin melihat langsung kebesaran Sang Pencipta sekaligus membuktikan beberapa mitos yang sering orang perbincangkan.

Sore ini Freya dan Deniz berada di ruang terapi yang tersedia di rumah besar nan megah itu. Setiap 3 hari sekali Freya memberikan terapi untuk Deniz dan hari ini merupakan sesi terapi Deniz yang kedua. Freya menerapkan cara seperti yang ia lakukan dulu karena cara itu sudah terbukti dan membuat Deniz kembali berjalan lagi.

Hold This HandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang