EMPAT

781 44 1
                                    

Pagi ini Freya bangun seperti biasanya, ia belajar setelah selesai sholat subuh. Walaupun matakuliahnya tinggal 8 SKS lagi, namun ia tak mengurangi sedikitpun porsi belajarnya. Jika sedang tidak ada tugas, ia memilih membaca buku kedokteran untuk menambah pengetahuannya.

Waktu telah menunjukkan pukul 5.30, sudah waktunya ia membangunkan tuan mudanya untuk menghirup udara pagi yang masih sejuk. Freya menutup bukunya dan memasukkannya ke dalam tas lalu bergegas ke luar kamarnya.

Kini sampailah ia di depan pintu lelaki yang akan ia rawat. Tangan kanannya memegang nampan berisi secangkir lemon hangat tanpa gula untuk Deniz.

Tok tok tok

Tok tok tok

Tok tok tok

Sudah 3 kali ia mengetuk pintu itu namun si empunya belum mengeluarkan suara sedikitpun. Freya memberanikan memegang kenop pintu itu untuk membukanya.

Kreeeekkkk

Gelap. Begitulah keadaan di dalam kamar tersebut. Tirai jendelanya belum di buka, lampu di samping tempat tidurnya pun masih menyala. Sang pemilik kamar itu masih bersembunyi di balik selimutnya yang berwarna putih.

"Mr.Dawson ..... Mr.Dawson" sang pemilik nama masih betah menutup matanya.

Sreeekkkk

Deniz mengeratkan matanya saat sebuah sinar tiba-tiba mengusik ketenangan tidurnya. "Heeyyyy don't do it!!!" pekik Deniz.

"Sorry sir, you must be wake up now" sergah Freya.

"Jangan pernah menyuruhku, dasar beruang madu" ucap Deniz sarkastik.

"What do you mean sir??" tanya Freya tajam.

Deniz membungkam mulutnya agar tidak berbicara dengan wanita yang ada di hadapannya.

Mulut Freya komat kamit bak mbah dukun yang sedang membaca mantra sakti. Belum ada 10 menit Freya menjadi perawat lelaki ini tapi dia berhasil membuat tekanan darah Freya meningkat drastis.

"Tenang Freya .... Wwhhhuuuu..... Wwhhhuuuu.....You can do it demi duit!!!" ucap Freya dalam hati untuk menenangkan hatinya.

Freya melihat majikannya berusaha mendudukkan badannya. Ia bisa melihat dengan jelas jika majikannya itu sangat kesusahan untuk mengangkat badannya sendiri. Freya menarik badan Deniz agar lelaki itu bisa duduk dengan posisi nyaman.

Bukannya mendapat ucapan terimakasih, Freya malah mendapat bentakan dari lelaki yang sudah ia bantu. Sontak saja hal tersebut membuat Freya makin naik pitam.

"Minggir kau beruang, aku tak sudi di sentuh olehmu"

Kalimat yang Deniz lontarkan itu menusuk ke dalam hati Freya sehingga membuatnya sedih dan marah. Lelaki itu seakan-akan sangat jijik jika berada di dekatnya. Freya sadar jika ia tak pantas menyentuh lelaki sempurna seperti Deniz.

Uuuppppsssttt RALAT. Lelaki dengan ketampanan yang sempurna maksud emak 🤭🤭🤭

Freya hanya diam mematung melihat kelakuan majikannya itu. Jika yang melakukan hal tersebut adalah lelaki berumur 10 tahun, mungkin Freya masih bisa memaklumi. Tapi lelaki yang ada di hadapannya itu adalah lelaki dewasa yang berusia 25 tahun!!!!

Ya Tuhan, gimana Freya ngga kesel coba 😠😠😠

Deniz menyeruput minumannya itu dengan muka asam, seasam lemon hangat yang seang ia teguk. Deniz masih setia dengan posisinya saat itu sambil menikmati secangkir lemon hangat sambil memandang langit dari jendela kamarnya.

Hold This HandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang