INI bukan perasaan Rose saja namun memang fakta jika Jungkook sedari tadi hanya diam bersamaan dengan raut muka datar dan dinginnya. Rose rasa Jungkook berubah dari Jungkook yang biasanya seperti saat awal mereka bertemu.
Tentu saja Rose sadar jika ini juga karena dirinya sendiri.
Ya, siapa suruh menjauh dengan tiba-tiba?
Siang ini Rose sedang berada di atas motor besar Jungkook. Cowok itu benar-benar menunggu dirinya di parkiran sesuai ucapannya di lorong kelas 10 tadi. Rose kira hanya sekedar candaan belaka.
Disini Rose sekarang berada. Di halaman rumah besar dan megah yang sangat luas. Rose menyukai halaman rumah ini, terasa sejuk dan asri karena terdapat berbagai macam bentuk tanaman dan bunga-bunga. Ini rumah Jungkook. Lebih tepatnya rumah kedua orang tua Jungkook.
Rose memberikan helm yang tadi di pinjam di pos satpam kepada Jungkook sambil bertanya, “kok sepi, Kak?”
“Ada adik gue di dalem.” Jawab Jungkook pelan.
Rose hanya mengangguk paham lalu mengikuti langkah Jungkook dari belakang ketika cowok itu berjalan memasuki rumah. Rose berdecak kagum. Di dalam rumah ini sangat rapih terlebih hiasan guci besar yang diletakkan di pojok ruang tamu. Saat pertama Rose memasuki halaman ruang tamu ini, harum buah lemon begitu menyeruak di indra penciumannya.
Rose mengedarkan pandangan. Potret keluarga bahagia yang di pajang dengan figura lumayan besar menyita perhatiannya. Disana Jungkook masih kecil, kadiknya saja masih di dalam gendongan Ibu Jungkook. Rose tersenyum tipis. Jungkook pasti berada di dalam ruang lingkup keluarga bahagia yang nyaris sempurna.
“Lo tunggu disini gue mau ganti baju dulu.” Suara Jungkook membuyarkan kekaguman Rose terhadap rumah dan potret keluarga Jungkook.
Rose hanya tersemyum simpul dan mengangguk kaku.
Setelah dilihatnya Jungkook yang pergi menaiki tangga, Rose kembali mengedarkan pandangannya pada seluruh ruangan dengan leluasa. Rumah mewah ini terasa sangat nyaman, namun sayang terlalu sepi. Ah, tidak aneh lagi. Karena Rose yakin rumah besar seperti ini dimiliki oleh orang-orang pekerja keras. Seperti Mr. Park— Ayahnya.
Rose menoleh pada arah anak tangga. Rose mengira jika itu sudah pasti Jungkook yang sudah selesai mengganti baju.
Tapi ternyata,
“LOH KOK ADA SOOBIN DISINI????” pekik Rose terkejut.
Cowok berbadan tinggi dengan kaos abu-abu polos dan celana pendek itu tidak kalah terkejut melihat kehadiran Rose disana.
Soobin— teman sekolah Yeonjun. Rose dan Soobin memang saling mengenal satu sama lain, dekat juga. Rose dekat dengan semua teman-teman Adik sepupunya itu di sekolah, mungkin karena perbedaan umur mereka yang hanya terpaut satu tahun.
“Ada juga gue yang tanya! Kok Kakak disini????” Soobin balik bertanya dengan kerutan bingung yang sangat jelas terlihat di keningnya.
Rose merasa ada yang janggal. Ada Jungkook dan Soobin berada disatu rumah yang sama. Kalau tebakannya benar jika Soobin ini adalah— adik Jungkook? Shittt!! Dunia memang sesempit ini.
“Oh gue tau!! Kakak pacarnya Bang Jungkook, 'kan?????” seru semangat dari Soobin.
Rose membulatkan kedua matanya mendengar ucapan Soobin barusan.
“Apaan lu pacar-pacar?”
Baik Rose maupun Soobin sama-sama mengalihkan pandangannya. Jungkook yang sedang menuruni anak tangga dengan pandangan tajam yang mengarah ke Soobin.
