Different Girl Part 15

4.8K 599 55
                                    

ROSE berjalan menyusuri lorong kelas 10 dengan langkah gontai. Gadis ini terlihat lesu bersamaan dengan bibirnya yang terlihat pucat. Kedatangan Rose ke kelas 10 IPS 3 disambut hangat dengan suara ribut Lisa yang sedang berdebat dengan Bambam.

Dengan malas gadis itu meletakkan tas birunya dan langsung menenggelamkan kepalanya diantara dua tangan. Agar suara bising tidak menganggu pendengaran, kedua telinga ia sumpal menggunakan earphone yang setiap hari dibawa.

Saat kedua mata Rose ingin tertutup, seseorang menepuk pundaknya dengan pelan dari belakang.

Rose menegakkan tubuhnya dan berbalik. Mendapati Jisoo dengan raut muka yang khawatir.

“Kenapa lo? Sakit?”

Rose menggeleng pelan.

“Muka lo pucet UKS aja yuk.” Ajak Jisoo.

“Enggak. Ini hari pertama gue datang bulan.”

“Sakit gak perutnya?”

“Banget!”

Jisoo meringis kecil. Tentu ia merasakan apa yang sekarang Rose rasakan. Datang bulan memang sangat menyiksa.

Rose kembali ke posisi semulanya— menidurkan kepala di meja dan bertumpu pada kedua tangannya— bertepatan dengan datangnya Lisa yang baru saja selesai berdebat dengan Bambam.

Lisa menatap Rose lalu beralih menatap Jisoo. “Kenapa dia?”

“Datang bulan. Hati-hati lo jangan bikin ulah ntar di makan maung.” Kata Jisoo asal.

Lisa membulatkan mulutnya sembari mengangguk.

“AAAAAA KALIAN TAU GAK SIH SUMPAH GUE SENENG BANGEEET!!”

Seluruh manusia yang berada di dalam kelas 10 IPS 3 itu kompak menoleh ke arah sumber suara, termasuk Rose yang sedang merasakan sakit luar biasa di perutnya.

Walaupun kedua telinga tersumpal dengan earphone, teriakan Jennie masih bisa terdengar jelas.

Jisoo dan Lisa langsung menoleh kearah gadis itu.

“Berisik amat lo mak lampir! Pagi-pagi udah ngebacot aja!” sahutan protes dari Bambam.

Jennie mendelik tajam. “Gak suka aja lo dasar Bambang!”

“Bambam woi Bambam!!!”

Jennie tidak menggubris protesan Bambam, gadis itu duduk di kursinya— samping Jisoo dengan masih senyuman lebar yang terpampang jelas.

“Nyengir mulu kering tuh gigi,” celetuk asal dari Lisa.

“Bodo amat gue lagi seneng.”

“Kenapa sih?”

“Berangkat bareng Kak Suga dooong!” katanya sangat antusias.

“Wadoooooo bau-bau PJ!”

“Apaan sih woi orang cuma berangkat bareng doang.” Sewot Jennie.

“Yaaah... akun lambe Galaxy otw rame lagi kalau kayak gini caranya sih.” Ucap Jisoo merasa miris karena sekolah mereka penuh akan gossip.

Jennie mengangkat kedua bahunya acuh. “Bodo amat gue gak peduli ya. Pada gibah ya gibah sekalian,” jawab Jennie lalu bola matanya melirik kearah Rose yang masih setia menenggelamkan kepalanya diatas meja. Jennie baru sadar jika itu Rose.

“Kenapa tuh anak?”

“Hari pertama.” Jawab Jisoo yang langsung membuat Jennie mengangguk paham.

Sesama perempuan jika mendengar kata 'hari pertama' ya langsung nyambung kesana bahasannya.

Sebenarnya Rose tidak benar-benar tertidur. Gadis itu hanya menutup kedua matanya untuk menahan sakit di perut belum lagi pinggangnya yang terasa pegal dan panas. Luar biasa.

Different Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang