PERKIRAAN Jungkook ternyata salah. Ketika kemarin Rose main ke rumahnya bertemu dengan Bunda dan Soobin sampai sore, ia kira akan di bebaskan dengan perjanjian tidak berguna itu. Tapi nyatanya tidak.
Gadisnya itu tetap saja masih memberlakukkan perjanjiannya.
Jungkook mendesah pelan. “Sabar, tinggal 3 hari lagi ini ujian selesai.” Kata Jungkook sambil melihat pantulan dirinya dihadapan cermin.
Jungkook melirik jam yang melingkar di lengan kirinya, masih memiliki waktu yang banyak untuk ke sekolah. Dirinya juga tidak paham kenapa hari ini bangun terlalu pagi.
Meskipun memang biasanya bangun pagi untuk sholat subuh, tapi Jungkook akan tidur kembali setelah itu.
“JUNGKOOK MAIN YOOOOOO.....”
Jungkook mengerutkan keningnya, terkekeh pelan. “Dasar Nayeon gila!”
“Abang Nayeon nyamper tuhhhhh!!” sekarang giliran Bunda Jeon yang berteriak dari arah bawah.
Jungkook buru-buru memakai gelang tipis warna hitamnya dan menuruni tangga. Tanpa membawa tas dan buku-buku pelajaran.
Kalau di tanya pasti jawabnya: males bawa tas. Lagian juga gak bakal buka buku juga.
Iya terserah Jeon Jungkook aja maunya gimana.
“Anda siapa ya? Apa kita pernah kenal sebelumnya?” tanya Jungkook berpura-pura.
Nayeon bersedekap dada. Telunjuknya mengelus dagunya sendiri sambil memesang wajah berkerut seolah sedang berpikir keras. “Sebelumnya memang belum pernah kenal, mangkanya ayo kita kenalan,” ucapnya sambil mengulurkan tangan.
Jungkook membalas uluran tangan Nayeon, mereka saling berjabatan tangan.
“Nama saya Jeon Jungkook. Biasa di panggil sayang,”
“Nama Saya Im Nayeon. Biasa di panggil cinta,”
Memang tidak ada yang waras diantara keduanya.
“Ekhm.” Deheman keras dari Bunda Jeon membuat Jungkook dan Nayeon kompak menoleh, mereka berdua langsung melepaskan jabatan tangannya masing-masing.
“Udah drama nya?” tanya Bunda Jeon jengah.
Kedua anak remaja itu nyengir. “Udah Bunda hehehehe,”
Bunda Jeon memutar bola mata malas. Mereka berdua memang tidak berubah sedari kecil. Tetap sering bertengkar, melakukan hal-hal konyol seperti barusan, terkadang juga sering melakukan hal-hal manis layaknya orang berpacaran.
Bunda Jeon sering sekali merasa takut karena Jungkook yang masih labil. Bisa saja 'kam putra sulungnya itu pindah hati ke Nayeon dan meninggalkan Rose begitu saja?
Bunda Jeon menggelengkan kepalanya. Tidak. Tidak akan terjadi. Jungkook didik oleh ayahnya untuk menjadi lelaki hebat yang bertanggung jawab. Tidak brengsek seperti apa yang ada di kepalanya saat ini.
“Buruan sana jalan, nanti telat lho,” ucap Bunda Jeon.
Jungkook mengangguk. “Berangkat bareng?” tanya Jungkook ke Nayeon dan di jawab anggukan oleh cewek itu.
“Iya Bunda,” jawab Nayeon ke Bunda Jeon, “gak papa, 'kan?” tanya cewek itu lagi ke Jungkook.
Jungkook bungung. “Gak papa apanya?”
“Ini...., gue berangkat bareng sama lo? Sekarang 'kan lo udah ada yang punya nih, takut dong kalau nanti si Rose marah.”
“Santai aja tai Rose mah gak se-cemburuan itu. Ayo dah,” ajak Jungkook.
![](https://img.wattpad.com/cover/190679662-288-k40999.jpg)