Mari kita putar waktu.
⏰⏰⏰
Sebenarnya masih ada satu pesan lagi yang belum Rose baca dari Nayeon karena saat itu guru mata pelajaran sudah datang. Alhasil, Rose membuka pesan tersebut setelah bel istirahat berbunyi.
Nayeon bilang, ingin bertemu dan mengobrol banyak hal sepulang sekolah dengan dirinya, mengenai Jungkook.
Rose menjadi sangat penasaran. Maka ia menyetujui ajakan Neyeon.
Dan disini Rose berada. Belakang sekolah.
Rose melihat sosok Nayeon yang sedang berdiri sambil memainkan ponselnya, "Kak Nayeon? Ada apa ya?"
Nayeon yang awalnya sedang serius memainkan ponsel itu mendongak dan tersenyum. Menyambut kedatangan Rose dengan ramah.
Rose terkejut- kenapa Nayeon tersenyum ramah? Bukan kah selama ini.......,
"Baru keluar kelas?" tanya Nayeon hanya sekadar basa-basi.
Rose mengangguk, "Iya Kak, maaf nunggu lama ya?"
"Enggak kok sans aja. Gue juga baru aja dateng."
Rose mengangguk canggung, "Jadi...., apa yang mau Kakak omongin ke gue?"
"Ah, duduk dulu kalau gitu." Ucap Nayeon mempersilahkan.
Rose duduk di samping gadis itu. Benar-benar secanggung ini rasanya.
"Soal kemarin-kemarin, maaf banget udah bikin hubungan lo renggang sama Jungkook. Gue boleh jujur?"
"Gue bakalan lebih lega kalau Kakak ceritain semuanyaaa."
Nayeon tersenyum tipis.
"Rasa kangen gue ke Jungkook tiba-tiba dateng gitu aja. Lo tau 'kan kalau kita berdua sahabatan dari kecil? Yang kemana-mana selalu bareng?"
Rose mengangguk.
"Dan gak tau kenapa, beberapa hari kemarin itu gue ngerasa kangen banget sama Jungkook. Tiba-tiba keinget semuaaa kenangan kita dulu. Dan ya, gue akui gue jahat, ngambil kesempatan disaat lo larang Jungkook buat chatan rutin selama ujian berlangsung buat ngurangin rasa kangen gue ke dia." Cerita Nayeon.
"Tapi jujur Rose, selebihnya gue gak ada maksud apa-apa lagi ke Jungkook. Sebatas rasa kangen gue ke sahabat kecil gue. Jungkook udah gue anggep sebagai Abang gue. Maaf, Rose. Gue egois."
Rose menggeleng pelan sambil tersenyum lembut, "Aku ngerti, Kak. Kakak gak usah terlalu merasa bersalah gini ya? Kalaupun aku ada di posisi Kakak, ya mungkin aku juga kayak gini. Gak papa, Kak. Aku gak boleh egois. Kak Jungkook juga bagian dari hidup Kakak."
"Sekarang gue ngerti kenapa Jungkook pilih lo sebagai penghuni hatinya."
Rose mengerutkan keningnya bingung. "Lho, kenapa Kak?"
"Lo beda Rose. You are a different girl. Selain paras lo yang cantik, hati lo juga. Like a angel. Ibarat barang, lo langka."