Happy reading...
.
.
.
[Im Corporation]
Mendengar informasi yang baru saja diungkapkan Youngjae berkenaan dengan JR09, Jaebum membatu ditempat. Ia tidak tahu harus merespon seperti apa."Jadi, apa yang harus kita lakukan?" suara Youngjae yang kini tengah menatap sosok Jaebum lekat-lekat. "Kau tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada Yien, bukan?" lanjut Youngjae tidak sabar akan sikap Jaebum yang tak kunjung meresponnya.
.
[HENING]
.
"Aku akan meminta Suga untuk mencari keberadaan JR09..." balas Jaebum akhirnya. Pria itu tak berani menatap mata Youngjae langsung.
Youngjae yang cukup memahami bagaimana situasi sahabatnya itu, memilih untuk meninggalkan pria itu sendirian. Ia tahu, Jaebum butuh waktu untuk memcerna situasi saat ini.
Bagi Youngjae, JR09 adalah masa lalu yang harus dan akan Jaebum lupakan. "Baiklah, tapi aku harus mengingatkanmu, apapun yang terjadi, kau harus menempatkan Yien diurutan pertama sebagai orang yang harus kau lindungi, dia istrimu, hyung..." tekan Youngjae sebelum akhirnya pria itu meninggalkan ruangan Jaebum dengan Coco dalam dekapannya.
.
.
.
[Kediaman Keluarga Im]
Tepat pukul satu dini hari, Jaebum tiba di kediamannya. Dengan langkah yang diseret, pria itupun segera menuju kamarnya, namun langkahnya harus terhenti ketika netranya menangkap cahaya lampu yang berhasil menelusup keluar melalui celah pintu perpustakaan yang tak tertutup rapat. Lantas, ia pun memutar langkahnya.
"Yien..." gumamnya pelan seraya memasuki perpustakaan tersebut.
Disana, ia mendapati sosok Yien yang tengah tertidur dengan menyandarkan kepalanya pada meja. Dari situasi yang ia dapati, Jaebum berkesimpulan bahwa istrinya itu pastilah ketiduran ditengah-tengah kesibukannya mengerjakan tugas kuliahnya. Ini bisa dilihat dari banyaknya buku dan juga artikel yang berserakan diatas meja, belum lagi laptop Yien yang masih menyala dan menampilkan halaman Ms. word yang terbuka.
Tak lama, Jaebum pun menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. "Yien... Yien-ah..." suara pria itu sembari menggoyang-goyangkan tubuh Yien pelan, berharap sang istri akan segera terbangun. Akan tetapi, sepertinya Yien benar-benar terlelap.
Jaebum menghela nafasnya panjang. "Ah, aku tidak ada pilihan lain—" ujarnya yang kemudian mengangkat tubuh Yien kedalam dekapannya. "Jangan salah paham, aku hanya tidak mungkin membiarkanmu tidur disini—" bisik Jaebum tepat di telinga Yien sebelum akhirnya benar-benar membawa sang istri ke kamar mereka.
.
.
DDRRRTTT DDRRTTTT DRRRTTTTT
Getaran panjang dan berulang dari ponsel Yien menjadi alunan musik pagi yang menggema dikamar keduanya, menusuk tajam indera pendengaran dua insan yang sama-sama masih tenggelam dalam mimpi mereka.
Perlahan, Jaebum mulai bergeser dari posisinya. Namun, masih enggan untuk membuka mata. Ia berusaha mengabaikan suara berisik dari ponsel istrinya itu. Sedangkan Yien, ia sudah mulai menggeliat tak nyaman dalam posisi tidurnya. Awalnya hanya pergerakan kecil, akan tetapi, saat kesadarannya mulai mengenal dering alarm tersebut, sontak, Yien bangkit dari tidurnya usai menggapai benda pintar yang ia yakini pastilah di nakas sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ever (COMPLETED)
FanfictionBagi HOMOPHOBIC harap segera meninggalkan lapak ini!