XIII

486 100 10
                                    

Happy reading...

.

.

.

[Kediaman Keluarga Im]

Tepat pukul 20.00 KST, Yien pun tiba di kediaman keluarga Im. Dengan hati-hati, ia menelusuri tiap ruangan berharap takkan menemukan sosok Jaebum dimanapun, termasuk di kamar mereka. Jika boleh jujur, saat ini Jaebum adalah orang yang paling tidak ingin ia temui. Akan tetapi harapan itu sirna seketika saat suara Jaebum mengusik indera pendengarannya.

"Kenapa kau baru pulang?" suara Jaebum yang tiba-tiba berhasil membuat Yien tersentak kaget.

Mau tak mau ia pun menghentikan langkahnya sejenak. Berbalik, dan menatap sosok yang paling tak ingin ia temui itu. "Maafkan aku—" balas Yien pelan.

"..."

"Ada tugas kelompok yang harus aku selesaikan bersama Yugyeom dan juga Bambam-" timpal Yien kemudian.

Mendengar jawaban Yien, Jaebum hanya terlihat menghembuskan nafasnya pendek sebelum akhirnya pria itu meninggalkan sosok sang istri yang masih berdiri mematung disana.

Mendapati Jaebum yang telah beranjak dari posisinya, Yienpun memilih untuk bersegera menuju kamarnya.

Sementara itu, tanpa Yien sadari Jaebum masihlah memperhatikan dirinya dari ujung ruangan.

.

.

.

Usai makan malam, tidak seperti biasanya, Yien memilih untuk bersegera meninggalkan ruang makan. Pria lebih muda ini membawa dirinya menuju perpustakaan, ia berencana akan mengerjakan tugas kuliahnya disana.

Jaebum yang menyaksikan hal tersebut hanya diam, memperhatikan pemuda itu meninggalkannya tanpa kata.

.

.

Pagi pun menjelang. Kini jam dinding sudah menunjukkan pukul tujuh waktu setempat, dan bersamaan dengan itu Youngjae sudah memasuki kediaman Jaebum dengan senyum sumringah dan langkah riangnya. Pria itu benar-benar berkilauan pagi ini.

"Jae-" belum sempat ia menyelesaikan kalimat yang hendak ia tujukan pada salah seorang pekerja rumah tangga disana, sosok Jaebum malah sudah lebih dulu terlihat menuruni anak tangga.

"Selamat pagi, hyung... " sapa Youngjae riang.

"Pagi-" balas Jaebum singkat.

Mengabaikan Jaebum yang telah duduk nyaman dikursinya, Youngjae pun tanpa sadar terus menatapi deretan anak tangga dibelakang Jaebum. Ia mencari sosok Yien yang belum terlihat.

"Hm, dimana Yien?" tanya pria itu akhirnya.

Jaebum menatap sebentar sahabatnya itu seperti tengah berpikir. "Dia ada di perpustakaan-" jawab Jaebum ragu.

Merasa ada yang tidak beres dengan gelagat Jaebum, Youngjae pun hendak bertanya lebih, namun ia urungkan usai indera pendengarannya menangkap derap langkah kaki yang tergesa-gesa tengah menuruni anak tangga. Siapa lagi pemiliknya jika bukan Yien.

"Kau tidak sarapan?" suara Youngjae yang menginterupsi langkah Yien dikarenakan pria yang lebih muda itu hanya melewati ruang makan tanpa berniat menyapa dirinya maupun Jaebum.

"Ah, maafkan aku hyung, aku terburu-buru... Aku akan sarapan dikampus saja-" ujarnya seraya berharap Youngjae tidak akan bertanya lagi.

"Ah, baiklah... Tapi, jangan terlalu memaksakan dirimu-" ucap Youngjae setelahnya.

Yien pun mengangguk cepat sebelum akhirnya pemuda itu berlalu meninggalkan sosok Youngjae dan juga Jaebum, suaminya.

.

.

[JYP University]

Dengan rasa kantuk yang tengah menguasai dirinya, Yien memaksakan dirinya untuk tetap bertahan di perpustakaan kampusnya hingga jam tutup tiba. Tidak dikarenakan tugas-tugas yang menumpuk, namun perasaan enggan untuk pulang ke rumah lebih awal sungguh sangat menyiksanya. Bertemu dengan sosok Jaebum selalu mengingatkan dirinya akan insiden penculikan tempo hari. Pengakuan pria itu terhadap orang yang ia panggil Jinyoung itu membuat hati Yien terasa terbakar. Ia juga tidak mengerti kenapa perasaan seperti ini ada pada dirinya jika mengingat bagaimana Jaebum memperlakukannya selama tiga tahun terakhir ini.

Never Ever (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang