XXVII

465 107 33
                                    

Happy reading...

.

.

.

[Lokasi Pertemuan—]


[Jaebum—]

Disaat dirinya merasa sudah tidak bisa mempertahankan kesadarannya lagi, sosok Jackson yang muncul secara tiba-tiba membuat Jaebum tersentak. Ia menatap penuh selidik pria yang kini sudah berada didepannya itu. Dilain sisi, Jackson yang baru pertama kali berhadap-hadapan dengan Jaebum memandang lekat pria itu. Ia hanya tidak menyangka jika Yien menikahi pria itu. Meski terlihat tidak berdaya dengan lukanya, Jackson masih bisa merasakan tekanan saat netranya bertemu langsung dengan milik Jaebum. Disaat bersamaan, tubuh kaku dari seorang Joey Tuan turut menarik perhatiannya. Cukup lama pria itu mengamati kondisi pria tua yang telah tewas itu.

"Kau—" ini suara Jaebum dengan nafas tersenggal-senggalnya. Jujur saja, sedaritadi pria itu menahan sakit akan lukanya, belum lagi ia tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan pendarahannya. Hal ini tentunya membuat Jaebum begitu tersiksa.

Sadar jika Jaebum tengah memanggilnya, Jacksonpun segera memajukan langkahnya, menghampiri Jaebum. Setelah begitu dekat, Jackson memperhatikan luka tembakan pada paha kanan Jaebum. "Lepaskan jasmu—" seru Jackson yang masih belum mengalihkan pandangannya.

Jaebum tidak membalas ataupun bereaksi sama sekali. Baginya, seruan Jackson itu bukanlah hal yang mudah. Bagaimana tidak, saat ini hanya untuk bergeser barang satu centimetre saja sudah membuatnya kesakitan, apalagi harus menggerakkan begitu banyak otot-ototnya hanya untuk melepaskan jasnya.

Lama menunggu dan berunjung dengan tidak mendapat respon apapun dari Jaebum, Jackson menjadi sedikit jengkel. "Apa kau tidak mendengarku?—Hei—dengar, pendarahanmu harus—" omel Jackson seraya berusaha melepaskan jas milik Jaebum. Akan tetapi, saat jas itu ditarik dan menampilkan bagian belakang punggung Jaebum, pria itupun terperanjat ketika mendapati luka tembakan lain disana, yang sepertinya jauh lebih serius mengingat ada begitu banyak noda darah yang menempel pada kemeja dan juga jas Jaebum, dan itu terlihat masih segar. "YAA—KAU JUGA TERLUKA DISINI?" teriak pria itu tepat ditelinga Jaebum.

"Aish—Kita tidak boleh buang-buang waktu—" Jackson kini berpindah posisi tepat dihadapan Jaebum namun dengan posisi membelakangi pria itu. "Kau masih kuat? Cepatlah naik ke punggungku—Lukamu tidak bisa dibiarkan—" suara Jackson yang terdengar begitu panic.

Sayangnya, Jaebum tidak bergerak sedikitpun. Ia benar-benar merasa sangat letih.

Geram, Jacksonpun akhirnnya menarik kedua lengan pria yang menurutnya tengah sekarat itu dan mengalungkannya dilehernya. Bersamaan dengan itu, Jackson bisa mendengar Jaebum yang meringis kesakitan.

"Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan—Yang jelas jangan mati disini—" celetuk Jackson yang kini sudah mengangkat tubuh Jaebum bersamanya. Perlahan, pria itu membawa Jaebum meninggalkan ruangan tersebut.

.

.

.

Saat dirinya melewati lantai dua gedung tersebut, indera penglihatan Jacksonpun menangkap kehadiran RM09 yang tengah bersama Youngjae. Sontak, rasa haru memenuhi hati pria itu. "Hyung—" panggilnya. Ia tidak menyangka jika sang leader akan datang, mengingat bagaimana kerasnya RM09 melarang dirinya untuk pergi saat itu.

Suara Jackson ini jelas mengalihkan pandangan kedua pria yang tadinya sibuk memeriksa ruangan disana. RM09 yang netranya beradu dengan Jackson, hanya melemparkan senyumannya pada pria yang lebih muda itu. Sementara itu, Youngjae yang mendapati sosok Jaebum dalam gendongan Jackson tentunya berteriak histeris.

Never Ever (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang