XXIII

454 93 14
                                    

Happy reading...

.

.

.

[Disuatu tempat – Yien]

Ini adalah hari kedua dimana Yien telah tinggal bersama sang paman. Meski begitu, ia jarang sekali bisa bercakap-cakap dengan adik dari ayahnya itu dikarenakan sang paman begitu sibuk dengan urusannya selama di Seoul. Mereka hanya akan bertatap muka dan terlibat percakapan kecil saat sarapan saja karena setelahnya Joey Tuan akan langsung pergi.

.

.

"Ah, kemarilah nak..." panggil sang paman ketika mendapati keponakannya yang baru saja hendak berbelok kearah dapur.

Yien yang awalnya tak melihat keberadaan sang paman, sedikit kaget. Pemuda itupun berbalik dan melangkah menuju ruang tengah.

"Duduklah—" seru sang paman seraya menepuk-nepuk bagian sofa yang kosong disebelahnya.

Yien menurut. "Hm, paman tidak keluar hari ini?" tanya pemuda itu kemudian.

Joey pun menggeleng pelan. "Tidak untuk saat ini—Aku akan pergi setelah makan siang—" ucapnya ramah.

Lalu, Yien pun hanya ber-OH saja.

"Hm, aku hanya ingin menyerahkan ini padamu—" ujar sang paman sembari menyerahkan sebuah map pada Yien. "Suamimu yang mengirimkannya kemarin—"


DEG


Untuk beberapa saat, Yien bisa merasakan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak dengan sangat cepat.

"Ini?" suara pemuda itu ragu. Ada perasaan enggan kala ia hendak membuka map tersebut.

"Buka dan bacalah—" suara sang paman.

Akhirnya dengan perasaan tak karuannya, Yien pun membuka map tersebut. Dan benar saja, map itu berisikan surat perpisahan antara dirinya dan juga Jaebum yang telah ditandatangi oleh suaminya itu. Seketika ia bisa merasakan oksigen disekitarnya mulai menipis dan untuk alasan yang ia tak mengerti, dadanya terasa begitu sesak.

Ekspresi 'sulit' inipun tertangkap oleh penglihatan sang paman. Pria paruh baya itupun mengusap lengan Yien pelan, mencoba memberikan ketenangan pada pemuda itu. "Semua akan baik-baik saja—" ujar sang paman.

Yien yang tak ingin membuat sang paman khawatir, segera menampilkan senyumannya. Sungguh, ia tidak menyangka jika hari ini akan datang juga.

.

.

.

[Kediaman Keluarga Im]

Usai kehilangan jejak Jaebum, kini baik Youngjae dan juga V tengah terduduk lemas di sofa yang ada diruang tamu. Keduanya terlihat menghembuskan dan menghela nafas mereka lelah.

"Aku rasa Jaebum hyung tahu jika kita mengikutnya—" ini suara V.

Youngjae pun mengusap wajahnya kasar. "Aku rasa juga begitu—Aku lupa dia itu boss kita—" ucapnya kemudian.

"Sekarang kita harus bagaimana, hyung?" tanya V yang terdengar putus asa.


[HENING]


"Ah, hubungi saja Jin dan Suga—Minta mereka kemari—Karena bagaimanapun kita harus menemukan posisi Jaebum hyung dan juga Yien—" seru Youngjae setelahnya.

Never Ever (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang