Happy reading...
.
.
.
[Kediaman Keluarga Im]
Setelah menunggu lebih dari empat puluh lima menit, akhirnya dokter Jung pun tiba di kediaman Jaebum. Tak ingin membuang waktu, pria yang telah menjadi dokter keluarga Im selama bertahun-tahun itupun segera melakukan pemeriksaan terhadap Yien yang kini terbaring tak sadarkan diri..
.
"Apa terjadi sesuatu padanya?" itu suara Youngjae yang sedaritadi setia berdiri dibelakang sang dokter hingga pemeriksaan selesai.
Dokter Jung pun tersenyum. "Tuan muda hanya kelelahan-"
Youngjae yang mendengar hal tersebut, hanya bisa menatap sosok Yien yang tengah terbaring sendu. Tanpa sadar, ekspresinya itupun tertangkap oleh penglihatan sang dokter yang kemudian mengusap bahunya pelan. "Tuan muda hanya butuh istirahat-" ucap dokter Jung, berusaha menenangkan Youngjae.
Sementara itu, Jaebum sedari awal memilih untuk menunggu diluar. Untuk alasan yang ia sendiri tidak mengerti, ada perasaan enggan bagi dirinya untuk berada didekat Yien saat ini. Tidak dikarenakan ia membenci pemuda itu, namun lebih pada rasa bersalah yang semakin dalam..
.
"Dokter Jung mengatakan jika Yien hanya kelelahan-Dia butuh istirahat-Hm, pola makannya juga harus diperhatikan-Dokter Jung juga-" belum juga Youngjae menyelesaikan perkataannya, Jaebum malah sudah menyelanya. Yah, kini pria bernama Youngjae itu sudah berada diruang kerja sahabatnya itu setelah mengantarkan dokter Jung ke mobilnya.
"Tetaplah disini dan jaga Yien-Biar aku saja yang ke kantor..." putus Jaebum begitu saja.
Meski ini keputusan sepihak, entah mengapa, tidak ada niatan bagi Youngjae untuk memprotesnya. Pria itu dengan tenangnya menganggukan kepalanya, pertanda setuju.
Jaebum yang mendapati reaksi sahabatnya itupun segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruangan tersebut..
.
.
[Disuatu tempat - RM09 dan JY22]
Pagi ini, jika kebanyakan orang diluar sana akan menghabiskan paginya dengan sarapan yang tenang dan bersiap untuk pergi bekerja, maka lain halnya untuk RM09 dan juga JY22. Kedua orang ini tengah sibuk berdebat terkait nasib JY22 usai kegagalannya membawa Tuan Yien, target mereka..
"Aku menolak untuk pergi ke Moscow-" ucap JY22 dengan wajah tak sukanya.
RM09 pun menghela nafasnya panjang. "Meski kau menolak, aku akan tetap mengirimu kesana-Tuan Puskin tidak suka menunggu, dan kau tahu itukan-" sengit sang leader yang tak mau kalah.
JY22 berdecih keras. "Kenapa tiba-tiba? Bukankah pekerjaan kita disini belum selesai?"
"Tugas kita memanglah belum selesai-dan kau tahu itu semua karena ulahmu-Jika kau tidak gegabah dan bisa memisahkan permasalahan pribadimu dengan pekerjaan kita, maka kita sudah bisa menyelesaikannya dengan cepat-Tapi, kau membuat semuanya menjadi rumit-Aku-Tidak, karena tindakanmu kita harus berurusan dengan Im Jaebum-" RM09 menatap JY22 tajam. "Pria itu-Kau juga tahukan, dia bukan orang yang mudah-" lanjut sang leader.
"Tapi, itu bukan alasan-" masih tak terima, JY22 terus berusaha membela dirinya.
"Serahkan tugas itu pada Jackson dan yang lainnya-Kau harus bersiap, karena dua hari lagi kau akan pergi ke Moscow-Aku akan menyerahkan detail pekerjaannya nanti-" lelah dengan permasalahan JY22, maka RM09 pun berusaha untuk bersikap lebih tegas pada rekan kerjanya itu. Tak ingin mendengar lebih banyak bantahan, RM09 pun memilih untuk beranjak dari ruangan tersebut. Pria itu ingin memberikan ruang pada JY22 untuk berpikir dengan lapang tentang dirinya dan juga rekan-rekannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ever (COMPLETED)
FanfictionBagi HOMOPHOBIC harap segera meninggalkan lapak ini!