Selamat membaca...
[Kediaman Keluarga Im]
Dikarenakan perselisihannya dengan Jaebum semalam, suasana hati Yien masihlah buruk dipagi harinya. Tak dapat dipungkiri, sedari awal, sikap Jaebum memang tak pernah memberikan kesan menyenangkan bagi dirinya. Jika boleh dikategorikan, maka Im Jaebum akan ia masukkan pada golongan orang-orang yang sok berkuasa. Ia mengatur segalanya, tak ada bantahan. Benar-benar menyulitkan bagi Yien selama tiga tahun terakhir ini. Mengingatnya saja sudah membuat pria ini kesal.
"Kau sudah akan berangkat?" sapa Youngjae yang tak sengaja berpapasan dengannya saat akan keluar.
Yien menganggukkan kepalanya cepat.
Mendapati jawaban Yien, Younjae pun melirik arlojinya. "Ini masih pukul tujuh pagi—"
"Ada yang harus aku siapkan sebelum presentasi pagi ini—" potong Yien segera. Tiga tahun bersama Jaebum, membuatnya bukan hanya mengenal pria itu dengan baik, tapi juga pria dihadapannya – Choi Youngjae. Ia sangat tahu Youngjae tidak akan membiarkannya pergi jika ia tidak bisa memberikan jawaban yang masuk akal.
Mengerti, Youngjae pun menganggukkan kepalanya dan menggeser tubuhnya, memberikan ruang pada Yien untuk melanjutkan langkahnya.
"Aku pergi dulu—" seru Yien.
"Berhati-hatilah, jangan terlalu memaksakan diri..." suara Youngjae setengah berteriak. Lama Youngjae menatap punggung sempit Yien. Ia mengkhawatirkan pria itu. Hanya dengan melihat raut wajahnya saja, Youngjae bisa menebak jika semalam pastilah terjadi sesuatu diantara Yien dan juga sahabatnya, Jaebum. Tanpa ia sadari, Youngjae malah sudah menghela nafasnya dalam.
.
.
[JYP University]
Melihat sosok Yien yang baru saja akan melangkahkan kakinya memasuki kelas mereka, Bambam pun segera melambaikan tangannya. Lalu, gerakan mencolok Bambam itupun tertangkap oleh penglihatan Yien. Paham akan maksud sahabatnya itu, Yienpun segera memacu langkahnya menuju meja Bambam.
"Kau tidak tidur dengan baik?" tanya Bambam kemudian, usai memperhatikan wajah Yien yang terlihat sangat tidak segar pagi ini.
"Ah, aku tidak bisa tidur—" aku Yien. Yah, karena Jaebum, dirinya malah menghabiskan waktu untuk merutuki pria itu dan juga nasibnya yang harus terikat pada dirinya.
Bambam hanya ber-oh saja sebagai balasan. Ia enggan untuk bertanya lebih lanjut.
"Yugyeom belum datang?" tanya Yien yang belum mendapati sosok Yugyeom dimanapun.
Bambam menggeleng pelan, lalu pria manis itu tersenyum kecil. "Terlalu pagi untuk si pemalas itu datang—" jawab Bambam sembari membayangkan Yugyeom yang pastinya masih bergelung nyaman dikamarnya.
Yien tersenyum, "Kau benar, ini terlalu pagi—" katanya membenarkan perkataan Bambam. "Baiklah, bagaimana jika kita membahas tugas ini dulu, aku masih bingung harus membuat kesimpulan yang seperti apa—" sambung Yien sembari mengeluarkan salah satu buku pegangan mata kuliahnya hari ini dan menunjukkannya pada Bambam.
"Tentu—" balas Bambam dengan riangnya.
.
.
[Kediaman Keluarga Im]
Jaebum yang baru saja menyelesaikan sarapannya, segera meninggalkan Youngjae. Sedaritadi, moodnya sangatlah buruk. Ia bahkan mendiamkan Youngjae sepanjang sarapan, meski sahabatnya itu terus saja berceloteh ini dan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ever (COMPLETED)
FanfictionBagi HOMOPHOBIC harap segera meninggalkan lapak ini!