X

556 94 3
                                    


Happy reading...

.

.

.

[Disuatu Tempat]

TAP TAP TAP

Derap langkah berat seseorang yang baru saja memasuki kamarnya, berhasil membuat JY22 memutar tubuhnya. "Kau lama sekali—" protesnya usai memastikan tamunya.

"Kudengar, kau hampir tertangkap—" suara pria itu tanpa basa-basi.

JY22 memutar bola matanya malas, "Aku hampir mati, jika kau tidak tahu—" balasnnya jengkel.

"Bukankah sudah kukatakan agar kau tidak perlu terlibat—WJ03 adalah pilihan yang tepat..." ujar pria itu menanggapi JY22.

"Aku hanya penasaran dengan target kita mengingat WJ03 yang terus mengeluh—" ucap JY22 beralasan. Pria ini sedikit tidak terima dengan reaksi lawan bicaranya itu. Pria itu berkata seolah sedang menyudutkan dirinya.

"Kau yakin?" namun lawan bicaranya justru terlihat meragukan alasan yang baru saja pria itu lontarkan. Alhasil, JY22 memiringkan kepalanya dan menatap pria yang jadi lawan bicaranya itu bingung.

Menyadari tatapan JY22, pria itupun tersenyum kecil. "Dengar, baik kau dan aku ataupun yang lainnya, telah melakukan pekerjaan ini selama bertahun-tahun—terutama dirimu, kau sudah bukan seorang amatir lagi—Jadi, aku tahu jika kau sangat memahami aturan permainannya, bukan?" pria itu menghentikan kata-katanya sebentar, memastikan ekspresi apa yang akan dibuat oleh JY22. "Bagi orang-orang seperti kita, memikirkan segala hal tentang masa lalu dan juga masa depan bukanlah pilihan yang tepat, sebab kita hanya diziinkan untuk memikirkan hari ini, kita hanya akan hidup untuk hari ini—tidak yang lain..." sambung pria itu sebelum akhirnya ia beranjak meninggalkan JY22 yang terdiam ditempatnya. Pria itu tahu jika apa yang ia katakan barusan tidaklah akan mudah diterima oleh JY22, sebab ia sangat tahu apa arti Im Jaebum bagi rekannya itu.

Dilain sisi, JY22 sangat memahami maksud perkataan rekannya itu. Akan tetapi, baginya, melupakan masa lalunya bukanlah hal yang mudah, terlebih, jika kau hidup dengan terus menyesalinya.

.

.

.

[JYP University]

Tidak seperti biasa, hari ini terasa sedikit sepi bagi Jackson. Absennya Yien adalah penyebab utama kenapa pria itu memasang wajah muramnya sedaritadi. Kebiasan Yien yang selalu mendebat dirinya membuat pria itu merasa sedikit kehilangan.

"Ah, aku tidak pernah berpikir jika Yien itu bisa jatuh sakit—" ujar Bambam seraya membalik halaman novel yang hampir satu jam ini ia baca.

PLAK

Pukulan sayang dari Yugyeom pun mendarat seketika pada lengan kurus Bambam. Hal ini tentu membuat pria manis itu mendengus tak suka.

"Aku berkata yang sebenarnya—" ucapnya sebal.

Interaksi keduanya tak disangka membuat Jackson mengulum senyumnya. "Aku juga berpikir begitu, aku pikir orang keras kepala seperti dia tidak akan pernah sakit—" ucap pria itu yang kemudian diakhiri dengan tawa renyahnya.

Merasa mendapatkan dukungan, Bambam pun ikut tertawa. Sedangkan Yugyeom, pria itu hanya menatap jengah kedua sahabatnya itu.

.

.

[Kediaman Keluarga Im]

Dikarenakan kondisinya yang sangat tidak memungkinkan, maka hari ini Yien memutuskan untuk menghabiskan harinya dirumah saja. Ia berasalan kepada ketiga sahabatnya jika ia sedang sakit. Ah, ini pertama kalinya bagi Yien tidak masuk kelas.

Never Ever (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang