Happy Reading...
.
.
.
[Kediaman Keluarga Im]
Sesampainya di kediamannya, Yien bersegera menuju kamarnya tanpa meninggalkan sepatah katapun pada Youngjae yang telah mengantarnya pulang. Pemuda malang itu masih terlalu bingung sekaligus shocked dengan situasinya. Namun, ada satu hal yang sangat ia pahami saat ini, yakni, Jaebum, pria yang telah menikahinya tiga tahun lalu itu sama sekali tak mencintainya. Ia mengerti sekarang, kenapa Jaebum selalu mengacuhkannya dan bersikap dingin padanya. Meski begitu, jauh didalam hati kecilnya, Yien merasa apa yang ditimpakan pada dirinya ini tidaklah adil. Disaat dirinya berusaha mati-matian menerima sosok Jaebum, pria itu justru tenggelam dalam masa lalunya.
"Apa yang harus aku lakukan?" lirih pria itu seraya mendudukan dirinya ditepian tempat tidur. "Ada banyak hal yang tidak aku ketahui, pria itu begitu ingin membunuhku, dia membenciku—" Yien terdiam sejenak. "...dan Jaebum pasti juga sangat membenciku—" lanjutnya yang kini tengah meremas ujung kemeja yang ia kenakan. Ia merasa berada pada putaran yang salah.
"Apa yang harus aku lakukan?" ia kembali bermonolog putus asa..
.
.
Tak terasa, pagi pun tiba, menggantikan malam. Meski begitu, pergantian waktu tidaklah mengubah apapun dan tetap menyisakan begitu banyak tanda tanya berhimpit rasa sakit bagi seorang Tuan Yien.
Lama pemuda itu memandang lurus langit-langit kamarnya, dan entah ia sadari atau tidak, ia pun telah berulang kali menghela nafasnya panjang. Bayangan akan peristiwa semalam masihlah berputar-putar dikepalanya, membuat pemuda ini mau tidak mau mendengar kembali pengakuan Jaebum terhadap pria yang ia kenal sebagai hyungnya Jackson itu.
"Aku—Aku harus bagaimana sekarang?" ucapnya. Kembali pemuda itu menghembuskan nafasnya dalam sembari menatap sendu sisi tempat tidur milik Jaebum masih rapi.
.
.
.
Usai mandi dan bersiap, Yien pun segera turun. Awalnya ia hendak sarapan, namun pemandangan dihadapannya yang menampilkan sosok Jaebum yang masih mengenakan pakaian kemarin membuat pria dengan wajah androgini itupun terkejut dan mengurungkan niatnya. Dengan jantung yang terus berdegub kencang, Yien melewati ruang makan begitu saja, hingga akhirnya suara Youngjae menghentikan langkahnya.
"Kau tidak sarapan?" suara pria itu yang baru kembali dari dapur.
Yien masih diam. Pandangannya terkunci pada sosok Jaebum yang duduk membelakangi dirinya. Pria itu hanya diam.
Lalu, Yien pun menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak, hyung... Aku terburu-buru—Hm, mungkin aku akan sarapan dikantin saja—" ucapnya yang mencoba menampilkan senyum terbaiknya pada Youngjae.
"Jangan memaksakan diri—Kau bisa beristirahat hari ini, kejadian semalam past—"
"Aku baik-baik saja, hyung—Aku juga tidak terluka kemarin-Aku baik-baik saja... " sela Yien cepat. Ia tak ingin mengungkit-ungkit kejadian semalam. "Kalau begitu, aku pergi dulu, hyung—" ucapnya dengan benar-benar melangkahkan kakinya cepat. Ia enggan untuk menunggu balasan dari Youngjae. Ia tak ingin terlalu lama didekat Jaebum. Untuk alasan yang ia tak ketahui, ada perasaan kecewa pada dirinya untuk sosok suaminya itu..
.
.
[JYP University]
"Kau tidak turun, tuan? Kita sudah sampai—" suara V untuk kesekian kalinya. Pria itu tidak dapat menahan dirinya untuk terus tidak bertanya, sebab mereka telah tiba sejak empat puluh lima menit yang lalu, namun, Yien belum juga keluar dari mobil. Pria itu masih setia duduk dibangku penumpang dan hanya memandang jauh keluar mobil. Selain itu, tidak ada omelan seperti biasa. Hal ini jelas membuat V heran dan penasaran apa yang terjadi semalam, akan tetapi ia enggan bertanya usai netranya menangkap kegusaran pada sorot mata Yien.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ever (COMPLETED)
FanfictionBagi HOMOPHOBIC harap segera meninggalkan lapak ini!