IV

762 113 6
                                    

Happy Reading...

.

.

.

[Kediaman Keluarga Im]

Seperti pagi-pagi sebelumnya, Youngjae memang akan selalu menyambangi kediaman keluarga Im sebelum berangkat ke kantor. Begitu juga dengan hari ini, belum juga arlojinya menunjukkan pukul tujuh pagi, Youngjae sudah memasuki kediaman Jaebum. Namun, ada yang berbeda kali ini. Tidak ada senyuman seperti biasa. Pria itu tengah memasang wajah masamnya, keningnya terus mengkerut dalam dan auranya kali ini juga terasa kelam.

Dengan langkah cepatnya, Youngjae mengitari rumah tersebut, memeriksa tiap ruangan. Akan tetapi, setengah jam berlalu dan pria itu masih belum menemukan sosok Jaebum dimanapun, akhirnya Younjae memutuskan untuk mendatangi kamar pria itu dan juga Yien.

TOK TOK TOK

Tak beberapa lama, pintu terbuka dan menampilkan sosok Yien dengan wajah kusutnya. "Hyung—" suara pria itu serak.

"Apa terjadi sesuatu?" penampilan Yien yang menurut Youngjae terlihat mengerikan, berhasil mengalihkan pikirannya akan Jaebum sesaat.

Yien diam. Ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Kalian bertengkar lagi?" tebak Youngjae tepat sasaran.

Tidak menjawab, Yien hanya menekuk wajahnya dalam.

Paham akan sikap Yien, Youngjae mengusap wajahnya kasar. "Kau baik-baik saja?" tanya pria itu khawatir.

"A—aku baik-baik saja, hyung..." balasnya cepat.

"Apa Jaebum ada didalam?" tanya Youngjae hati-hati.

Yien langsung menggeleng. "Dia tidak kembali setelah kami bertengkar—"

Youngjae memutar bola matanya, "Baiklah, jika begitu aku permisi dulu—" ujar Youngjae.

Yien hanya mengangguk.

Merasa ada yang mengganjal dihatinya, saat akan menuruni anak tangga, Youngjae pun memutar tubuhnya, "Yien-ah, fighting!" sambung Youngjae dengan nada sok cute-nya seraya mengangkat kedua tangannya ke udara dan tersenyum begitu lebar pada Yien. Ia berharap ini bisa sedikit meringankan beban pria manis itu.

Tidak bisa menolak aura berkilauan milik Youngjae, Yienpun balas tersenyum.

.

.

.

[JYP University]

Meski melewati malam yang sama sekali tak menyenangkan, Yien tetap berusaha menjadi mahasiswa teladan. Tak peduli bagaimana hancurnya hatinya semalam, baginya kewajiban tetaplah kewajiban. Sebagai mahasiswa, kewajibannya adalah belajar, maka dari itu ia harus belajar dengan benar. Dengan semangat yang tersisa, ia melangkahkan kakinya menuju ruang kelasnya hari ini.

.

TAP TAP TAP

"Kau terlambat sepuluh menit, Yien-ah..." suara Yugyeom saat akan melewati Yien dipintu masuk kelas.

Yien menghentikan langkahnya, "Kau—sebelas menit, Gyeomie-ah" balasnya seraya mengangkat pergelangan tangannya dan menunjukkan arlojinya pada Yugyeom.

"Bagaimana bisa? Aku masuk lebih dulu—" protes Yugyeom.

"Tapi, kaki kananku akan lebih dulu masuk, jika saja kau tidak menyalipku—" erang Yien.

Never Ever (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang