XIX

413 105 7
                                    

Happy reading

.

.

.

[Kediaman Keluarga Im]

Hari ini, akhirnya Jaebum memutuskan untuk berangkat ke kantornya usai menerima begitu banyak panggilan telepon dari Youngjae. Meski begitu, ada perasaan was-was yang sempat hinggap dihatinya mengingat ia harus meninggalkan Yien dalam waktu yang cukup lama. Yah, sejak Yien mengetahui kebenaran akan meninggalnya kedua orang tuanya, pemuda itu terlihat jauh lebih pendiam dari biasanya. Hal ini jelas membuat Jaebum khawatir.

Ketika kakinya hendak melangkah keluar, Jaebum memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Ia hanya ingin memastikan jika Yien dalam kondisi baik-baik saja.

.

Baru saja pria ini menaiki beberapa anak tangga, netranya malah sudah menangkap sosok Yien yang tengah menuruni anak tangga.

"Kau akan ke kantor?" suara Yien kemudian.

Jaebum mengangguk cepat. "Ada meeting penting yang tidak bisa aku wakilkan—" ujarnya.

Yien tidak membalas. Pemuda itu kembali melanjutkan langkahnnya, menuruni anak tangga.

"Mungkin, aku akan pulang terlambat malam ini—" suara Jaebum lagi yang telah membalik tubuhnya dan mengikuti langkah sang istri.

"Aku mengerti—" balas Yien pelan.

"Makanlah dengan teratur—dan jangan lupa meminum obatmu..." ucap Jaebum.

Yien kembali menganggukkan kepalanya.

Samar, Jaebum menghela nafasnya pendek. "—dan jika kau membutuhkan sesuatu, kau bisa mengatakannya pada V, mengerti?"

Yien yang baru saja hendak meneguk airnya, kembali harus mengganggukkan kepalanya demi membalas perkataan Jaebum.

"Hm—"

"Aku mengerti—Jika kau tidak segera berangkat, mungkin saja Youngjae hyung akan berada dalam masalah—" potong Yien.

Mendapati hal itu, Jaebum sedikit salah tingkah. Kini pria itu hanya dapat memberikan senyum canggungnya pada sosok Yien yang tengah menatapnya lekat. "Aa—baiklah, aku akan berangkat sekarang—sampai jumpa—" Lalu, sosok pria itupun segera meninggalkan Yien yang masih menatapnya heran.

.

.

.

[Incheon Internationa Airport]

Setelah menempuh perjalanan udara selama dua puluh dua jam lebih, akhirnya pria paruh baya yang disebut masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan Yien, lebih tepatnya adik dari ayah kandung Yien, tiba di bandara Incheon. Dengan langkah tenangnya, pria itu tak dapat menahan senyumannya.

"Anda terlihat jauh lebih cerah dari biasanya, tuan—" suara seorang pemuda dengan tubuh tegapnya yang berjalan beriringan dengan pria tua itu.

"Tentu saja—Aku akan segera bertemu dengan keponakanku tersayang—" balas pria yang lebih tua. "Ah, aku tidak ingin ada kesalahan, persiapkan segala sesuatunya dengan baik—" sambungnya kemudian.

"Baik tuan—"

.

.

.

[Im Corporation]

TAP

Suara tumpukan dokumen yang diletakkan secara kasar diatas meja membuat Jaebum terpaksa mengangkat kepalanya.

Never Ever (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang