XV

449 104 2
                                    

Happy reading...

.

.

.

[Kediaman Keluarga Im]

Seperti apa yang ia katakan pada Youngjae malam tadi, hari ini Jaebum tidaklah pergi ke kantornya. Pria itu memilih untuk menjaga sang istri dirumah meski sejujurnya ia sangat tahu jika Yien sama sekali tak mengharapkan kehadirannya.

Ya, belum juga jam dinding menunjukkan pukul sembilan pagi, Jaebum sudah menerima banyak sekali penolakan dari Yien, mulai dari membantu pemuda itu mandi, berpakaian, sarapan bahkan hanya untuk sekedar berpindah dari tempat tidur ke sofa saja, Yien menolak tegas pertolongan Jaebum. Hal ini jelas membuat sang suami sedikit geram.

.

"Kau sudah meminum obatmu?" tanya Jaebum.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari novel yang sedaritadi ia baca, lebih tepatnya paksa baca, Yien menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Mendapati hal itu, Jaebum pun menghembuskan nafasnya pendek. "Baiklah-" pria itupun segera bangkit dari duduknya, hendak mengambil obat sang istri yang terletak di nakas.

"Aku saja-" suara Yien yang juga turut berdiri dan mendahului langkah Jaebum yang sesungguhnya tengah duduk disebelahnya. Akan tetapi, tanpa diduga, tubuh pemuda tersebut masihlah tidak kuat, terbukti, tubuhnya seketika oleng saat ia baru saja hendak melangkah. Untung saja, Jaebum segera menyadarinya dan menahan tubuh pemuda itu. "Sudah kukatakan, biarkan aku saja yang mengambilnya-" suara Jaebum yang terdengar cukup jengkel.

Yien hanya diam.

Usai memastikan Yien kembali pada posisi duduknya, Jaebumpun segera mengambil obat-obatan sang istri. Tak ingin setengah-setengah, ia juga membantu Yien memisahkan obat mana saja yang harus pemuda itu minum pagi ini sebelum akhirnya pria itu menyerahkannya pada Yien.

Tanpa menolak, Yien pun menerimanya. "Terimakasih-" ucapnya pelan.

"Hm-" balas Jaebum yang kini telah kembali pada laptopnya.

"Kau tidak ke kantor?" suara Yien lagi.

"Tidak-" balas Jaebum singkat.

"Kenapa? Apa karena aku? Sejujurnya aku baik-baik saja-Kau tidak perlu memaksakan diri untuk berada disini bersamaku-Aku rasa Youngjae hyung atau V saja sudah cukup-" ucap sang istri dengan suara yang bergetar. Untuk alasan yang ia sendiri tak mengerti, kata-kata ini terlontar begitu saja dari mulutnya.

Dan lagi, berduaan saja dengan Jaebum benar-benar membuatnya sesak. Perasaan ini berbeda dari yang sebelumnya. Yah, setelah mendengar pengakuan Jaebum terhadap pria yang bernama Jinyoung itu, atau yang Yien kenal sebagai hyung-nya Jackson, sungguh membuat pemuda ini merasa sangat kecewa, meski ia sendiri tidak tahu apa alasannya.

"Aku sama sekali tidak merasa keberatan-" sementara itu, bagi Jaebum sendiri, perkataan Yien barusan sedikit menyentil hati kecilnya. Ia tahu jika pemuda yang berstatus sebagai istrinya itu tengah terluka walau ia sendiri tidak yakin apakah benar Yien merasakan hal itu atau tidak.

Setelah jawaban Jaebum barusan, suasana kembali hening. Tidak ada percakapan diantara keduanya lagi. Yien kembali menyibukkan diri dengan novelnya, disisi lain, Jaebum juga telah kembali pada pekerjaannya.

.

.

DRRTTR DRRRRTT DRRRTTT

Tanpa diduga, sebuah getaran pada ponsel Yien mengusik kesunyian diantara pasangan suami isteri tersbeut. Takut jika Jaebum akan terganggu, maka Yienpun segera mengambil ponselnya dan mengusap layar benda pintar itu cepat. Ternyata, Yugyeom lah yang baru saja mengiriminya sebuah pesan singkat. Didalam pesannya, sang sahabat mengatakan jika dirinya dan juga Bambam hendak mengunjungi Yien. Lantas, ini sempat membuat pemuda itu terdiam agak lama. Pasalnya, kediaman mereka tidak pernah didatangi oleh orang asing selain orang-orang kepercayaan sang suami. Jaebumlah yang membuat peraturan seperti itu. Tak lama, Yien pun menghela nafasnya panjang dan momen ini pun tertangkap jelas oleh Jaebum.

"Ada apa?" tanya pria itu yang kemudian membuat sang istri sedikit tersentak.

"Hm-teman-temanku ingin mengunjungiku-Ah, apakah mereka boleh kemari?" ujar Yien takut-takut.

Jaebum tak langsung memberikan jawaban. Pria itu terdiam sesaat.

Melihat hal itu, Yien pun berniat menarik kembali permintaannya. "Jika kau keberatan-Tidak apa-apa, aku akan menolak permintaan mereka-"

"Baiklah, aku mengizinkannya-" ucap Jaebum kemudian.

Sebuah tarikanpun terlihat pada sudut bibir Yien. "Terimakasih-"

Never Ever (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang