III

874 112 1
                                    

Happy Reading...

.

.

.

[Im Coorporation]

Setelah menempuh perjalanan selama empat puluh lima menit, akhirnya Yien tiba di perusahaan induk milik Jaebum. Cukup jauh memang.

"Kau yakin akan turun disini?" suara Jackson ragu seraya memajukan tubuhnya, merapat pada stir mobil. Saat ini, pria bersuara husky itu tengah sibuk mengamati bangunan tinggi megah yang ada dihadapannya.

"Tentu—" jawab Yien mantap.

"Kau putra dari si pemilik perusahaan?" tanya Jackson kemudian.

"Bukan urusanmu, tuan Wang—" balas Yien yang kemudian keluar dari mobil.

"Kau tidak mengucapkan terimakasih?" cibir Jackson, saat melihat Yien yang akan menutup pintu mobilnya.

Tangan Yienpun terhenti beberapa saat, matanya menatap Jackson malas. "Tidak—" suara Yien sebelum akhirnya pria itu membanting pintu mobil Jackson tepat diwajahnya.

Jackson hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat tingkah Yien. "Ada apa dengannya?"

.

.

Selesai dengan pria asing bernama Jackson, Yienpun bergegas memasuki area perkantoran tersebut. Tujuannya hanya satu, ruangan Jaebum.

.

.

TOK TOK TOK

"Masuk..." sahut Jaebum.

CEKLEK

Yienpun masuk.

"Kau?" Mendapati sosok Yien yang berdiri didepan pintunya cukup membuat Jaebum terkejut. Pasalnya ia meminta Yien untuk menunggu dirumah saja.

Sadar akan arti tatapan Jaebum, "Ah, maaf, paman Lee tidak bisa menjemputku—Aku takut terlambat—" Yien terlihat memutar bola matanya keatas dan kebawah, berusaha mencari kata-kata yang tepat. Ia tak mau terlibat perselisihan lagi dengan Jaebum. "...Jadi, aku memutuskan untuk langsung kesini saja—"

Ekpresi terkejut Jaebum segera bertukar, kembali dalam mode datarnya.

"Hm, maaf, harusnya aku berganti pakaian terlebih dahulu—" sesalnya yang baru menyadari betapa lusuhnya penampilan dirinya saat ini. Tak lama, Yienpun menghembuskan nafasnya lelah.

"Sudahlah, kau bisa duduk disana—Aku akan selesai setengah jam lagi..." suara Jaebum sebelum akhirnya pria itu kembali pada layar laptopnya.

[HENING]

Beginilah situasi keduannya jika bersama. Hening. Tidak ada diantara keduanya yang mau berinisiatif terlebih dahulu untuk memulai percakapan. Yien, ia terlalu lelah untuk memilah-milah topik dan juga kata yang akan ia gunakan jika berbicara dengan Jaebum, sebab jika tak beruntung, hal itu justru akan jadi bumerang bagi dirinya. Sementara itu, Jaebum, pria itu terlalu menjunjung egonya.

.

.

TOK TOK TOK

Ketukan pada pintu akhirnya menyelamatkan keduanya. Tanpa menunggu si empunya ruangan mempersilahkan dirinya masuk, pelaku pengetukan itu justru sudah membuka pintu tersebut. Siapa lagi pelakunya jika bukan Choi Youngjae. Bagi pria ini, baik itu rumah ataupun kantor milik Jaebum itu artinya juga miliknya. Ia berlaku sesuai keinginannya.

Never Ever (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang