Double Up!
READ : Di chapter-chapter sebelumnya, aku udah bilang kalau alur ini akan sedikit dipercepat.
Dua tahun kemudian.
Kehidupan Jisung berjalan dengan normal, dirinya dan teman-temannya pun telah lulus dari Sekolah Menengah Atas. Dan ia berhasil mendapatkan juara kedua dari satu sekolah.
Walaupun terkadang ia merasa sedih karena tak ada lagi Minho yang menghiburnya, Minho yang menjahilinya, dan Minho yang memeluknya disaat ia sedang sedih ataupun bahagia.
Berkat teman-temannya dan juga berkat Chan dkk, ia berhasil melewati waktu satu tahun tanpa kesepian.
Dan Jisung memutuskan untuk kuliah di salah satu universitas bergengsi di Jakarta. Bahkan, teman-temannya pun sengaja mengambil tempat kuliah bersama Jisung, agar Jisung tak merasa canggung untum mencari teman baru lagi.
Ia merasa beruntung telah memiliki sahabat seperti Felix, Seungmin, Jeongin, bahkan Nancy. Ah anak itu sudah duduk di bangku kelas duabelas, dan sebentar lagi ia akan menghadapi Ujian Nasional. Walaupun begitu, mereka masih tetap mengumpul setiap hari minggu. Yah, terkadang Chan dan juga Hyunjin sibuk, karena mereka telah menjadi seorang pilot sekarang. Bahkan kini mereka telah dicap sebagai pilot profesional, dengan jam penerbangan yang begitu padat.
Seperti saat ini, Jisung sedang berada di kantin khusus fakultas hukum karena ia sedang menunggu kedatangan teman-temannya. Ia pun menunggu di kantin tak sendirian, melainkan bersama Woojin. Sekedar informasi, Jisung melanjutkan kuliahnya di jurusan kedokteran, Seungmin mengambil jurusan hukum, Jeongin mengambil jurusan fisika, sedangkan Felix mengambil jurusan arsitektur dan pembangunan.
"Mana sih temen-temen lu? Kok lama banget?" tanya Woojin yang kemudian menyeruput es tehnya.
"Mungkin kelasnya belum pada selesai Kak." Jawab Jisung yang diangguki oleh Woojin.
Banyak yang menatap ke arah mereka berdua, mungkin lebih tepatnya menatap ke arah Woojin. Karena saat ini ia tengah mengenakan jas dokternya. Tentu saja itu mengundang tatapan aneh dari para mahasiswa fakultas hukum.
"Napa sih pada liatin gue terus? Ganteng kali yak gue, emang ganteng sih." Ucap Woojin pede, yang mana membuat Jisung ingin menyelepetnya.
"Elah pede banget sih, mereka natap Kakak karena Kakak aneh." Balas Jisung membuat dahi Woojin mengernyit bingung.
"Lho aneh darimana nya?"
"Kakak gak nyadar apa gimana sih? Liat noh Kakak masih pake jas dokter, sedangkan sekarang kita lagi di kantin fakultas apa ha?" tanya Jisung membuat Woojin langsung saja menatap dirinya, lalu tertawa.
"Haha gapapa lah, bangga malah gue pake jas dokter." Balas Woojin membuat Jisung menggelengkan kepalanya.
"Jisung!"
"Nah itu mereka." Ucap Jisung sambil melambaikan tangannya ke arah Seungmin, Felix, dan Jeongin yang kini berjalan ke arahnya.
"Lama ya? Sorry banget nih, si Pak Ben abis nyuruh-nyuruh kita soalnya." Jelas Seungmin dengab nafas yang masih sedikit ngos-ngosan.
"Pfft, disuruh apa kalian?" tanya Jisung sambil menahan tawanya karena melihat wajah lelah dari ketiga sahabatnya.
"Banyak, yang disuruh manggilin anak fakultas seni lah, fakultas ekonomi, psikologi, kampret emang tuh dosen." Jelas Felix membuat Woojin dan Jisung tertawa.
"Maklum, udah tua. Mau jalan nyamperin tuh para maba juga takut encok badannya." Ucap Woojin sambil tertawa.
"Kak Woojin sama Jisung udah pesen makanan belum?" tanya Jeongin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love (Minsung)[END]
FanfictionPLAGIAT? GOD WATCHING YOU👀 Hanya berisikan sebuah cerita cinta klasik antara pria dengan pria alias GAY. Alias BXB. So, buat yang homophobic tolong jangan lanjut baca. Thank You and Enjoy! WARNING❗❗⛔ -BXB AREA! -MPREG! -Homophobic dilarang membaca...