MFL 20

2.3K 245 10
                                    

Kini Jisung sedang berbaring di kamar hotel, ia menunggu Minho selesai mandi.

"Sung, kamu mandi gih. Kakak udah selesai nih." Ucap Minho yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang di lilit di pinggangnya.

Jisung yang melihat pemandangan tersebut hanya bisa terbengong dengan wajah yang memerah.

Minho yang menyadari bahwa Jisung tak merespon ucapannya itu pun langsung mendekati Jisung.

"Hey, kok malah bengong sih?" ucap Minho sambil melambaikan tangannya di depan wajah Jisung.

"A... Ah e... Enggak apa-apa kok Kak, I... Icung mandi dulu ya." Ujar Jisung sambil bangkit dari duduknya.

Namun Minho menarik tangan Jisung membuat Jisung terjatuh di pangkuannya.

"K... Kakak ngapain?" tanya Jisung gugup.

"Gapapa, Kakak kangen aja sama kamu." Jawab Minho asal.

"Ish, ngasal aja." Balas Jisung sambil memukul lengan Minho, membuat Minho terkekeh.

"Kamu kok gemesin banget sih." Ucap Minho sambil memeluk Jisung erat.

"Ihh Kakak apaan sih? Icung mau mandi dulu Kak, gerah." Rengek Jisung mencoba melepaskan pelukan Minho.

"Huuh yaudah deh sana kamu mandi, Kakak tunggu. Jangan lama-lama ya." Perintah Minho sambil melepaskan pelukannya, Jisung pun langsung bangkit dari duduknya.

"Emangnya kenapa Kak?"

"Kakak mau ajak kamu keluar." Jawab Minho membuat mata Jisung berbinar.

"Beneran Kak? Okedeh, Jisung mandi cuma lima menit nih!" ucap Jisung yang langsung terbirit ke kamar mandi, hal itu tentu saja membuat Minho tersenyum gemas.

***

Kini Minho dan Jisung sedang berada di sebuah restoran yang berada di daerah Kamuela, Hawaii.

Hari ini Jisung berpenampilan sangat imut, sederhana namun tetap terlihat elegan.

"Kamu mau pesen apa?" tanya Minho sambil membolak-balikan buku menu, begitupun dengan Jisung.

"Icung mau pesen Kamuela Provosion Company."

"Oke."

Setelah selesai memesan dan beberapa menit kemudian makanan datang, Minho tiba-tiba menggenggam tangan Jisung.

"Kenapa Kak?" tanya Jisung menatap Minho heran.

Minho pun berjongkok di hadapan Jisung, lantas Jisung langsung saja berdiri.

"Kak? Kakak ngapain?" tanya Jisung berbisik.

Munculah pemain biola beserta yang lainnya, para pelanggan lain pun ikut menyaksikan Minho.

"Aku tau ini terlalu cepat buat kamu dan aku, tapi aku sungguh serius sama kamu. Han Jisung, maukah kamu menerima lamaranku?" tanya Minho sambil mengeluarkan sekotak cincin berlian dengan nilai yang mungkin sangat-sangat mahal, pikir Jisung.

Jisung hanya menatap Minho dengan tatapan bingungnya, ia pun akhirnya tersadar.

"K... Kakak serius?" tanya Jisung memastikan.

"Aku serius, sangat serius. Bahkan aku udah minta restu ke Mama sama Papa kamu, dan mereka menerima lamaran aku." Jawab Minho mantap, Jisung hanya bisa menutup mulutnya tak percaya.

Tiba-tiba saja Chan, Seungmin, Changbin, Felix, Hyunjin dan Jeongin keluar dari tempat persembunyian mereka.

"Asik Dedek Icung dilamar Kak Minho." Teriak Hyunjin membuat Jeongin menutup wajahnya malu.

"Terima aja Sung!" teriak Felix membuat yang lain tertawa.

"Astaga, mereka kok ada di sini sih." Gumam Jisung menunduk malu.

"A... Aku..." Seluruh pengunjung beserta Chan dkk menunggu kelanjutan ucapan Jisung.

"Aku mau Kak." Ujar Jisung dengan mata yang berkaca.

"Wih akhirnya!" ujar Chan memekik senang.

"Yeay udah official pake banget inima." Ucap Seungmin senang.

Minho pun tersenyum senang, lalu ia memasukki cincin berlian tersebut ke jari manis Jisung.

Seluruh pengunjung beserta Chan dkk yang menyaksikan acara lamaran Jisung langsung bertepuk tangan dengan sangat meriah.

Minho pun berdiri dan langsung memeluk tubuh Jisung erat.

"Makasih Sung, makasih banyak." Gumam Minho sambil mengelus puncak kepala Jisung.

"Makasih juga Kak." Balas Jisung dengan airmata yang masih mengalir.

Di hotel.

"Selamat ya, akhirnya Jisung dilamar Kak Minho juga." Ucap Seungmin memeluk Jisung.

"Makasih Uminn." Jawab Jisung membalas pelukan Seungmin.

"Selamat ya Kak Icung, akhirnya dilamar juga, hehe." Ujar Jeongin ikut memeluk.

"Huwee ikutan dong, selamat ya Icungku." Celetuk Felix sambil ikut memeluk.

"Yaampun gemasnya uke-uke ini, jadi pengen ikutan meluk." Ucap Hyunjin menatap ke arah para uke yang sedang berpelukan layaknya teletubis.

"Ho, selamat ya, walaupun hubungan lu kadang sering kena masalah tapi lu berdua tetep bertahan sampai sejauh ini. Gue bangga punya temen yang masih sedikit waras kayak lu." Ucap Chan menepuk pundak Minho.

"Heh Bangcat, berarti gue sama Hyunjin gak waras gitu?" protes Woojin membuat Hyunjin menoleh.

"Apaan nih bawa-bawa gue." Sahut Hyunjin.

"Parah Jin, kita dibilang gak waras sama si Bangcat ini." Ucap Woojin mengadu kepada Hyunjin.

"Heh Jin Tomang, gue gak bilang kalo lu sama Hyunjin gak waras ya! Lu itu yang bilang, bukan gue." Bela Chan membuat Minho terkekeh.

"Udah woi elah, udah mau lulus masih aja berantem kek anak sd." Lerai Minho membuat yang lain terdiam serentak.

"Kak, balik ke kamar yuk? Aku ngantuk." Ajak Jisung.

"Okedeh, oy Bambang gue duluan ya." Pamit Minho kepada Chan, Woojin dan Hyunjin.

"Siap." Balas Chan, Woojin dan Hyuniin serentak.

-TBC-

Hm bau-bau mau tamat nih :v

Gimana part ini? Cheesy banget gaseh? :'

Yaudalaya moga suka :v

BONUS :

Sampai jumpa chapter depan~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai jumpa chapter depan~

My First Love (Minsung)[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang