Hari ini adalah hari keberangkatan Minho ke Jerman. Bahkan teman-teman Jisung dan Teman-teman Minho sudah berkumpul di rumah Jisung sedari pagi.
"Si Minho seriusan gak ke sini nih?" tanya Chan memastikan.
"Enggak Kak, Kak Minho nyuruh kita langsung ke bandara aja. Soalnya dia juga masih harus packing beberapa barangnya." Jelas Jisung membuat Chan mengangguk paham.
"Yaudah yuk langsung berangkat ke bandara aja." Ajak Hyunjin diangguki oleh yang lain.
Di bandara.
"Sabar ya Sung, jangan nunggu kapan Minho dateng, bikin diri lu sesibuk mungkin, tapi jangan sampe lupa makan, dan jangan tidur terlalu larut." Nasihat Felix yang hanya diangguki Jisung dambil tersenyum.
"Jangan sedih Sung, we always support you." Ucap Seungmin sambil mengusap pundak Jisung.
"Semangat Kak Icung, kalau sedih, dateng ke rumah Jeje aja. Tar Jeje hibur deh." Ucap Jeongin sambil menyengir, hal itu membuat Jisung terkekeh.
"Makasih ya semuanya."
Sekitar duapuluh menit mereka menunggu kedatangan Minho, akhirnya lelaki itu pun datang.
"Sorry ya pada nunggu lama, tadi di jalan juga macet banget parah." Ucap Minho tak enak.
"Yaelah, santai aja kali Malin." Jawab Woojin bercanda.
"Kapan take off nya Ho?" tanya Hyunjin.
"Sekitar sepuluh menit lagi." Jawab Minho setelah melirik jam yang bertengger di tangan kiri nya.
"Ho, lu beneran berangkat nih?" tanya Hyunjin membuat Minho menatapnya heran.
"Mang ngapa sih?" tanya Minho.
"Yaa... Gapapa sih, ga rela gue Ho sumpah." Jawab Hyunjin yang kemudian mengusap wajahnya.
"Yaelah ga rela napa lagi si Jin tomang yang satu ini?" tanya Felix kepada Seungmin yang kini mengedikkan bahunya.
"Emang kenapa Kak Hyunjin ga rela banget kalau Kak Minho pergi?" tanya Jisung membuat Hyunjin menghela nafas pelan.
"Ya gatau gue juga Sung, ada firasat gak baik aja buat Minho pas di sana. Moga aja sih firasat gue ini meleset." Jawab Hyunjin.
"Yaudah intinya sekarang kita doain aja buat Kak Minho, supaya nanti Kak Minho diberi keselamatan sampai tujuan, Aamiin." Ucap Seungmin.
"Aamiin."
"Eh gue langsung aja ya, keberangkatannya lima menit lagi." Ucap Minho sambil bangkit dari duduknya.
"Okedah, kalau udah sampe langsung kabar-kabarin kita, kabarin di grup aja." Ucap Chan yang diangguki Minho.
Minho pun berpamitan kepada teman-temannya, dengan cara memeluk satu-persatu para sahabatnya, para uke, dan Nancy adik kesayangannya tentunya.
Tiba giliran dirinya berhadapan dengan sang squirrel. Minho pun menatap mata Jisung dalam, lalu ia menangkup pipi Jisung.
Hal itu mampu membuat Jisung meneteskan air matanya.
"Hey jangan nangis okay? Kamu kuat kan nunggu Kakak untuk tiga tahun ke depan?" tanya Minho yang hanya mampu diangguki oleh Jisung.
"Buat diri kamu sesibuk mungkin supaya bisa lupain Kakak sejenak, asal jangan telat makan, jangan tidur larut, dan jaga kesehatan kamu." Nasihat Minho membuat Jisung mengangguk cepat.
Jisung pun langsung menubruk tubuh Minho dan memeluk Minho dengan sangat erat. Ia tak bisa membendung lagi air matanya. Hal itu membuat Minho mengelus pelan punggung Jisung, berniat untuk menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love (Minsung)[END]
Fiksi PenggemarPLAGIAT? GOD WATCHING YOU👀 Hanya berisikan sebuah cerita cinta klasik antara pria dengan pria alias GAY. Alias BXB. So, buat yang homophobic tolong jangan lanjut baca. Thank You and Enjoy! WARNING❗❗⛔ -BXB AREA! -MPREG! -Homophobic dilarang membaca...