MFL 10

2.9K 317 12
                                    

Jangan lupa di play ya biar lebih ngena bacanya👀

Kini Jisung sedang berbaring di kasurnya, ia merasa tubuhnya sangat lelah ketika ia menghabiskan waktu seharian dengan sahabat-sahabatnya.

Saat Jisung ingin memejamkan mata, tiba-tiba ponselnya berdering. Ia mengecek siapa peneleponnya, ternyata itu adalah Minho.

Entah kenapa saat melihat nama Minho di layar ponselnya, membuat Jisung kesal. Ia pun sudah dua hari tidak memghabiskan waktunya dengan Minho.

Ia memilih mengabaikan panggilan tersebut, namun lagi-lagi ponselnya berdering.

"Ada apa?" tanya Jisung saat ia memilih untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Kamu kenapa akhir-akhir ini ngejauhin Kakak, Sung?" tanya Minho dari seberang sana, Jisung pun mendengus.

"Siapa yang ngejauh? Bukannya Kakak yang ngejauhin aku? Bukannya Kakak lebih milih buat temenin cewek itu daripada aku?" tanya Jisung balik dengan nada kesal.

"Bukan gitu Sung, dia kan temen Kakak dari kecil, dia juga baru pertama kali sekolah di sini, belum dapet temen. Jadinya Kakak temenin dia sampe dia punya temen." Jelas Minho yang membuat Jisung mengerucutkan bibirnya.

"Sama aja Kak, Kakak jadi gak punya waktu buat Icung. Sebenernya pacar Kakak, Icung atau Nakyung sih?" sudah cukup Jisung bersabar, ia benar-benar kesal kali ini.

"Kamu Sung." Balas Minho lirih.

"Icung tau dia temen kecil Kakak, Icung juga tau dia lebih kenal Kakak dibanding Icung. Tapi... apa Kakak gabisa luangin waktu sedikit aja buat Icung?" tanya Jisung dengan mata yang mulai memerah, pertanda bahwa sebentar lagi ia akan menangis.

"Astaga, bukan gitu sayang.."

"Udah deh Kak, Icung capek. Icung mau tidur dulu, ngantuk." Panggilan pun diputus secara sepihak oleh Jisung.

Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya tumpah, membasahi pipi gembilnya yang mulus itu.

'Icung sadar diri kok kalo Icung cuma orang yang baru dateng di kehidupan Kakak. Icung juga sadar kalo Nakyung lebih penting daripada Icung, karena kalian udah deket dari kecil. Tapi kan... Icung juga mau diperhatiin, kayak Kak Minho yang selalu merhatiin Nakyung...'

Setelah puas menangis, Jisung mengelap air mata yang masih tersisa di sudut matanya. Kemudian ia menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Persetan dengan mata bengkaknya besok, yang ia inginkan hanyalah tidur dengan nyenyak.

Berdoa saja, semoga besok adalah hari bahagia untuknya dan juga... untuk Minho.

Di balik selimutnya, diam-diam Jisung tersenyum kecil. Ia membayangkan wajah bahagia Minho saat diberikan hadiah olehnya. Walaupun tak seberapa, namun ia berharap Minho menyukai pemberiannya.

Ya semoga saja, kita tidak tahu kan apa yang terjadi besok.

🐹🐹🐹

Keesokan harinya, Jisung telah kembali siap dengan seragam sekolahnya. Matanya terlihat bengkak pagi ini, namun ia tidak mempedulikannya.

"Sayang, mata kamu kenapa? Kamu habis nangis ya tadi malem?" tanya Mama Jisung.

"Iya Ma, Jisung habis nonton drakor sedih tadi malem." Dalam hati, Jisung meminta maaf karena telah membohongi Mamanya.

"Dasar anak muda." Gumam Mama Jisung.

Setelah menghabiskan sarapannya, Jisung segera pamit kepada Mamanya untuk berangkat ke sekolah.

Saat ia membuka pintu, betapa terkejutnya saat ia melihat seorang lelaki yang sangat ia rindukan dua hari belakangan ini sedang menyengir ganteng ke arahnya.

Saat ia membuka pintu, betapa terkejutnya saat ia melihat seorang lelaki yang sangat ia rindukan dua hari belakangan ini sedang menyengir ganteng ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"K... Kak Minho?"

"Selamat pagi Icung sayang." Ucap Minho sambil mengacak surai Jisung gemas.

"K... Kak Minho kok..."

"Kakak dateng mau jemput kamu, Kakak sadar kalau dua hari belakangan ini Kakak salah karena udah cuekin kamu dan lebih mentingin Nakyung... Kakak minta maaf ya Cung?"

Jisung menatap mata Minho dalem, tiba-tiba Jisung memeluk tubuh Minho.

"Icung udah maafin Kak Minho, Icung seneng banget akhirnya Kakak balik lagi ke Icung." Ucap Jisung sedikit mengeluarkan air mata.

Minho pun melepas pelukannya, lalu ia mengusap lembut air mata yang mengalir di pipi mulus Jisung.

"Kakak janji gak akan cuekin kamu lagi, ini terakhir. Dan, makasih kamu udah mau maafin Kakak." Ucap Minho sambil tersenyum tulus membuat Jisung merona.

"Oiya Kak, selamat ulang tahun ya. Aku berharap Kakak bisa jadi lebih-lebih dewasa lagi, dan semoga Kakak makin pinter, sehat selalu biar bisa jagain Icung, pokoknya do'a Icung yang baik-baik deh buat Kakak!"

Minho tersenyum tulus sambil menatap Jisung dalam. Seakan Jisung akan menghilang.

"Makasih banyak ya sayang, makasih buat do'a nya." Balas Minho, kemudian...

Chu

"Ihh Kakak! Nanti ketauan Mama lho!" peringat Jisung dengan wajah yang merona membuat Minho terkekeh.

"Kakak pamitan sama Mama dulu ya, habis itu kita berangkat."

Jisung pun mengangguk, kemudian Minho masuk ke dalam rumahnya untuk berpamitan dengan Mama Jisung.

Tak lama, Minho kembali keluar.

"Yuk berangkat." Ajak Minho.

Setelah mereka sampai di depan motor Minho, Jisung mengeluarkan kado yang ia beli kemarin.

"Kak, ini kado buat Kakak. Walaupun gak seberapa, tapi Icung berharap Kakak suka sama kado nya."

Jisung mengeluarkan kotak dari dalam tasnya, kemudian ia berikan kepada Minho.

"Apa ini Cung?"

"Buka aja Kak."

Minho pun membuka kotak tersebut, lalu ia tersenyum.

"Jam couplean sama kamu? Sweet banget sih sayangnya aku, makasih ya." Ucap Minho membuat Jisung tersenyum malu sambil menunduk.

"Aku pake sekarang ya, kamu juga pake." Minho memberikan jam yang satunya kepada Jisung.

"Ayuk Kak berangkat." Ajak Jisung yang dianggukki Minho sambil tersenyum.

Tak lama, motor Minho melaju meninggalkan pekarangan rumah Jisung.

-TBC-

Hadeh Minho bucin dasar :v

Hope u enjoy, gaes~

Sampai jumpa chapter depan^o^

My First Love (Minsung)[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang