Siapkah kamu menerima cinta baru, Angsana?
Sudah sejak lama kutunggu kehadiranmu
Sendu masa lalu tidak semua kamu ingat dengan indah
Tak apa jika aku harus menunggu lagi
Tapi akan kupastikan bahagiamu bersamaku, Angsana.
---**---
Selama dua hari ini Angsana sengaja menghindari Seto dengan menukar jadwal kerja di gudang dengan Joko. Melarikan diri dari jerat rasa yang mulai mengikutinya. Namun tatapan mata Seto terus membayangi tak kenal waktu. Seutas cinta yang berusaha mengetuk hatinya, ditampiknya begitu saja.
Angsana takut membuka ponselnya. Takut akan panggilan Seto yang sudah pasti menanyakan keberadaannya. Takut bila Seto tahu dia sengaja menghindar. Dan memang, Seto menanyakannya siang itu.
Angsana, dimana?
-Seto
Aku di gudang seminggu ini, Seto
-Angsana
Ada yang lebih parah dari Seto dalam hal ini. Yang meneleponnya 50 kali sejak kemarin.
"Iya, Raka?"
"Sana!! Kamu ke gudang ngapain? Ini kan jatahnya si Joko?"
Raka memang selalu mempunyai feeling yang kuat terhadap Angsana. Hal kecil yang Angsana lakukan jika tidak seperti biasanya, akan menjadi pertanyaan besar bagi Raka. Tak heran, karena Raka ingin memastikan Angsana baik-baik saja.
"Iya, minggu depan jatahku kan pas aku ulang tahun, sekali-kali pengen di surprise-in kayak yang lain gitu. Ya..kali aja ada yang mau", jawab Angsana berbohong.
"Lah, kamu tu kalo cuma begitu, besok aku rayain sambil candlelight dinner di halaman rumahmu, kan pas bunga mawarnya lagi pada mekar. Berdua aja, nggak usah sama yang lain. Kamu tu nggak dekat juga sama mereka, koq."
"Nggak, Raka, nggak!!", teriak Angsana dari ponselnya, "aku cuma lagi ada hal yang mau dikerjain di gudang."
"Heeeh....kabarin donk kalau gitu, jangan bikin gua nyari-nyari!" Semprot Raka yang mulai kesal, namun lega karena Angsana baik-baik saja.
"Aku nggak nyuruh kamu nyariin aku, Raka Suuuuudibjoooo!!!" Balas Angsana tak kalah kesal.
"Nggak gua aja yang nyariin, cuk! Sampe OB aja nyariin kamu tadi. Kupikir kamu bawa lari uang kantor gitu"
"Ya Tuhan! Aku emang yatim piatu, tapi aku nggak segitunya butuh duit kali! OB siapa? Jupri? Mbak Imah?"
"Seto!"
Angsana sudah menebak itu. Siapa lagi yang akan mencarinya?
"Akhir-akhir ini kamu kelihatan dekat sama Seto ya?"
"Nggak koq, biasa aja", sangkal Angsana.
Namun bukanlah Raka bila tidak posesif.
"Tapi sering pulang bareng, sering Seto lewat depan rumahmu, loh. Jangan-jangan sering ke rumahmu juga dia?"
"Rumah Seto kan lewat rumahku, Raka. Wajarlah dia sering lewat. Kamu tuh, mata-matain aku apa gimana? Rumah kita kan jauhan koq kamu sampe tau Seto sering lewat? Kamu pasang CCTV tanpa ijin ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angsana (Completed)
RomanceKepingan puzzle hidup Angsana mulai tersusun satu per satu akan kehadiran Dimas. Jati diri Dimas yang selama ini dibencinya dan juga sangat dicintainya membuat Angsana merasa sangat dipermainkan. Pada saat seperti inilah, tidak ada orang lain yang l...