Dan tetap sama, disepanjang perjalanan Veeyan menyusuri perusahaan ayah, sapaan-sapaan pula bisik-bisik kagum para karyawan ayah mengiringi setiap ayunan langkah kakinya, namun sayangnya semua itu hanya ia balas dengan wajah acuh, dan angkuhnya.
"Wah... ternyata suasana luar segar dan ramai lebih enak daripada kantor yang adanya cuma AC, dokumen-dokumen dan wanita bermulut terompet," gumam Veeyan dengan secercah kebahagiaan yang hadir dikedua purnama cantiknya.
"Ayah, Om Davin sama Om Revan kok betah banget sih disana? Hah... itukan semuanya untukmu Veeyan." Ia kembali asyik dengan bermolognya namun itu hanya singkat sebab kini keheninganlah yang menemaninya.
"Aiden... Aiden... Aiden..." Sebuah suara lembut dengan tanpa terundangnya menyapa gendang telinganya saat kakinya akan beranjak menyebrang.
"Aiden... Aiden kamu dimana, Nak?" Suara tersebut tetap saja teralun memanggil-amnggil nama depannya.
"A-a-Aiden? Itukan namaku? Tapi siapa yang memanggilku?" gumam batin Veeyan bertanya-tanya.
"Sandara, kamu sudah sadar sayang." Kini bercampur suara lain yang turut menyapa telinganya.
"Sandara? Siapa dia? Tapi kenapa namanya terasa tak asing?" gumam Veeyan semakin bertanya-tanya.
"Sandara, kamu mau apa?!"
"Aku mau mencari Aiden, dimana Aidenku?"
"Sandara, tenang sayang... Aiden tumbuh dengan baik bersama Ivan."
"Aiden... maafkan Bunda sayang, Bunda telah meninggalkanmu, Nak."Dan suara-suara tersebut dengan beruntunnya menyapa gendang telinga Veeyan.
"Bu-bunda? bunda! Bunda dimana?" teriak batin Veeyan dengan sepasang purnama birunya yang menjelajahi penjuru jalanan dengan penuh harap.
"Aiden... Aiden... Aiden..." Dan hanya nama depannyalah yang kini terdengar menyapa gendang telinga dengan tanpa ampun yang mengabitkan telinganya seketika berdengung dengan tanpa nyaman.
"Ayah, tolong Bintang Yah, sakit Yah... tolong Bintang Ayah," racau Veeyan merintih yang kini tanpa sadar berjongkok ditengah jalan dengan kedua tangannya yang menutup erat kedua telinganya yang berdengung semakin menyiksa.
"Ayah, tolong Bintang Yah, sakit Yah... tolong Bintang Ayah"
DEG!!!!
Detak jantung ayah bagaikan berhenti seketika kala tanpa terduga rintihan Veeyan yang tengah meminta tolong padanya menyapa gendang telinganya.
"Bintang..." gumam ayah dengan fokusnya yang telah menghilang akibat cemaslah yang telah menguasainya.
"Maaf, tolong meetingnya hentikan sejenak!" titah ayah yang tak mendapat bantah sama sekali, kedua kaki ayah kini telah berjalan dengan ayunan langkah lebarnya yang tak heran mengundang tatapan heran dari semua orang yang menjadi peserta rapatnya.
"Davin, aku coba tanya dia saja," gumam ayah saat teringat akan panggilan telefon Davin yang memberinya kabar bahwa Veeya tengah bersamanya.
"Dav, Bintang dimana?" tanya ayah to the poin saat panggilannya yang telah dijawab oleh Davin.
"Dia tadi pamit mau jalan-jalan keluar kantor," jawab Davin heran akan nada bicara sang abang yang terdengar terburu-buru.
"Cepat cari dia Dav! Aku merasa kalau dia dalam tidak baik-baik saja," jawab ayah.
"Tapi Ayah harap kamu baik-baik saja, Nak," batin ayah berucap penuh harap.
"Oke,"jawab Davin yang tanpa babibu langsung memutus sambungan yang sebenarnya san abanglah yang memulianya, tapi siapa peduli ini menyangkut tentang keselamatan keponakan tersayangnya.
-------------
Kedua kaki ayah kini tampak telah melangkah dengan ayunan langkah lebarnya yang tampak begitu tergesa mencari keberadaan putranya yang ia pun tak tahu tengah ada dimana.
"Bintang! Bintang! Kamu dimana, Nak?!" teriak ayah dengan langkah yang tak menentu entah akan kemana yang pasti ia hanya mengikuti kata hatinya memerintahkannya untuk kemana? Dan saat yang bersamaan seorang pemuda tampan tampak pula tengah kalut entah karena apa? Ayunan langkah kakinya pun tampak tak menentu pula.
"Akh, sial! Aku kehilangan jejaknya!" gumam geram pemuda tersebut saat tak juga ia dapati apa yang tengah dicarinya.
"Ayah... tolong Bintang..." gumam Veeyan tetap saj berjongkok ditengah jalan dengan kedua tangannya yang menutup rapat kedua telinganya namun kini airmata telah membasahi kedua pipinya.
"Ayah...Ayah dimana? Tolong Bintang Ayah..." racau Veeyan.
"Bintang," gumam ayah menatap sosok Veeyan yang telah mampu tertangkap oleh kedua matanya.
TBC
Oke kembali lagi setelah dengan lancangnya tangangku menghapus semua isi cerita F A S ini
Makasih bagi readernim yang udah mau memberi vote dan komentnya, sedikit tak apa maklum masih, tapi berharap makin banyak yang suka sama cerita author ini
![](https://img.wattpad.com/cover/171549324-288-k763313.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Father And Son(HIATUS)
FanfictionIvander Kim dan Raeveeyan Ivander Kim sepasang anak dan ayah yang memegang erat prinsip "meskipun hanya kau didunia aku tak apa". Perginya dengan tanpa kata sang bidadarilah yang membuat mereka tak menoleh sedikitpun pada sekitar, hanya orang terdek...