"Gimana hubungamu dengan dia, Ran?" tanya ayah yang seketika mampu mengundang wajah terkejut sahabatnya meski hanya dengan kata 'dia'.
"Tenang aja Van, aku gak akan ngelirik anakmu, yang juju raja aku akui itu imut-imut, manis, gemesin kayak anak SD, beda banget sama si trio Kim," jawab Randi meski masih menggatungkan jawabannya.
"Aku sudah punya dua malaikat dan 1 bidadari, Van yang nyadarin aku kalau itu salah, Van. Ya namanya juga 'forbidden love' Tuhan pasti ada aja cara ngalanginnya," lanjut Randi.
"Terus kamu tau gimana kabarnya sekarang?" tanya ayah lagi.
"Ya itulah. 1 hari setelah kelulusan kita SMA. Aku langsung diangsingkan ke Amerika sama orang tuaku, mangkanya aku gak datang keacara nikahanmu saat kamu undang dan hilang gitu aja tanpa kabar," jawab Randi meski jawaban utama dari pertanyaan ayah masihlah ia pendam.
"Dan kamu tau, Van? 3 hari setelah aku pergi, aku dapat kabar dari Tio kalau dia meninggal karena kecelakaan waktu mau nyusul aku ke bandara," lanjut Randi yang tak elak mengundang terkejut yang begitu besar untuk ayah, sebab sosok yang tengah mereka bicarakan adalah sosok sahabat bagi ayah selain Randi tentunya.
"Fa-farel udah meninggal, Ran?" cicit ayah yang belumlah mampu menguasai rasa terkejutnya.
"Aku sempat sangat terpuruk dan depresi mendekati gila mendengar kabar Farel meninggal, lalu datanglah sosok wanita yang perlahan-lahan mengobati depresi dan yang kata orang 'penyakit' itu." Setelah anggukan kepala yang Randi berikan, kini berganti kedua matanya yang tampak berkaca-kaca karena noslatgia yang ia lakukan.
"Dan kamu tau, Van? Wanita itu yang tak lain adalah istriku wajahnya sangat mirip dengan Farel, sampai aku berfikir kalau dia itu saudara kembar perempuan Farel." Berganti seulas senyum manis yang hadir diwajah Randi saat wajah ayu sang istri terlintas diotaknya hingga mengundang rindu yang kini turut hadir dihatinya.
"Tapi kamu cinta dengan istrimu tidak karena dia mirip Farel kan?" tanya ayah was-was menatap tajam kearah sang sahabat.
"Ya gaklah, Van! Aku benar-benar tulus mencintainya! Apalagi setelah hadir dua malaikatku yang benar-benar menjadi pengobatku," jawab Randi yakin, tak ada ragu sama sekali didalamnya.
"Anakmu udah dua, Ran?! Waaah hebat bener kamu!" Rasa terkejut ayah kembali hadir saat mendengar jika penuturan sang sahabat tentang dua malaikat yang tak lain pasti adalah putra Randi.
"Dia kembar kali, Van! Namanya Firza dan ...Farel," jawab Randi meski memelan diakhir ucapannya karena rasa ragu yang tiba-tiba hadir.
"Farel lagi, Ran?!!" shock ayah menjerit tertahan .
"Ye... ini bukan aku kali yang mau,istriku sendiri yang minta, Van!" jawab Randi memprotes.
"Setelah aku jujur tentang semua masalahku terhadap Rena, dan aku katakan kalau dia sangat mirip dengan Farel, dia dengan lapang dada mampu menerimanya," ucap Randi menjawab pertanyaan tak terucap dari ayah.
"Dan saat anak-anak ku lahir. Kamu tahu si Firza dia mirip banget dengan aku lalu si Farel kalau dia perempuan pasti mirip sama mamanya, ya... tapi karena dia laki-laki dia mirip banget sama Farel. Terus kata Rena, 'wah ...Mas si bungsu kembar pasti mirip banget ya sama Farel karena dia laki-laki? Coba kalau dia perempuan, pasti dia mirip sama aku." Cukup panjang Rani menjelaskan tentang memory beberapa tahun silam, tepatnya saat kedua putra kembarnya hadir di dunia.
"Kamu tau apa yang terus Rena katakana?" tanya yang teralun dari bibir Randi tak ayal semakin mengundang penasaran dihati ayah.
"Kita namain dia Farel aja, Mas ..." lanjut Randi bersama setetes airmata yang sejak tadi ai tahan akhirnya meluncur juga. Jujur saja, rasa sakit itu masihlah hadir dihatinya saat ia ingat tentang kenanngan masa lalunya.
Tak salah kok dia mengenangnya, sebab masa lalu bukan untuk dilupakan melainkan untuk dikenang dan dijadikan pelajaran untuk kita dimasa mendatang agar lebih berhati-hati dan berfikir matang saat akan bertindak. Itulah guna kenangan pahit.
"Aku sempet menolak, tapi dia bilang 'masa lalu itu bukan hantu, Mas. Masa lalu itu pelajaran untuk kita sekarang dan mendatang. Kita kenang dan kita ukir dalam hati' haaah ...aku gak pernah tau apa yang ada dihati Rena." Helaan nafas terhembus dari bibir Randi sebelum ucapannya ia selesaikan.
"Istrimu bener-bener hebat ya, Ran. Beruntung kamu ketemu dia," puji ayah pada sosok istri sang sahabat yang belumlah pernah ia tahu, hanya sekilas gambaran sendiri diangan itupun kemungkinan besar salahnya.
"Ya, dan aku sempet mikir apa aku yang kayak gini pantas bersanding dengan Rena. Aku sadar, aku banyak sekali menyakitinya meskipun dia gak pernah ngomong ...meskipun dia selalu menampakkan senyum hangatnya padaku." Dan lagi airmata kembali membasahi pipi Randi saat ia teringat akan senyum manis sang istri yang semakin mengundang rindu bercampur rasa bersalah dihatinya.
"Ini memang sudah rencana Allah, Ran. Allah mengubahmu melalui sosok menakjubkan istrimu itu." Senyum manis dengan sepasang dimplenya hadir.
"Dan kamu tau, Van ...nama Virza itu aku ambil dari mantan tunangan Rena yang udah rela merelakan hidupnya untuk Rena yang waktu itu tengah merenggang nyawa karena terkena tembak yang melukai paru-parunya, dan saat bersamaan tunangannya itu kecelakaan hebat yang membuat dia tidak mampu bertahan lama, sebelum dia pergi dia berpesan akan mendonorkan organnya yang dibutuhkan Rena," ucap panjang Randi menyambung kembali ceritanya yang ternyata belumlah usai.
"Jalan cerita cintamu benar-benar berliku dan tak semulus kelihatannya," ucap ayah setelah menghela nafasnya yang sejak tadi tak sengaja ia tahan saat mendengarkan cerita sang sahabat.
"Terus kamu sendiri gimana dengan Dara?" tanya Randi sebab ia pun juga mengenal sosok bunda Veeyan yang adalah kekasih sejak ayah sejak mereka kelas 1 SMA.
"Dia udah lama menghilang sejak Bintang baru bisak merangkak, dan sampai sekarang aku gak tau tentang kabarnya," jawab ayah dengan suara memelan.
"Jadi benar soal kabar kalau kamu sendiri itu, Van?" tanya Randi antara kaget dan sudah menduga akan jawaban sang sahabat.
"Tapi aku gak berharap kalau dia kembali lagi, cukup Bintang bersamaku itu sudah sangat cukup," gumam ayah tersenyum meskipun gumamannya masihlah mampu didengar Randi.
"Ya meskipun aku selalu merasa kasihan dengan Bintang. Meskipun dia selalu bilang hanya Ayah saja sudah sangat cukup, tapi aku tau kalau dia itu merindukan sosok bunda dihidupnya," lanjut ayah yang kini menundukkan kepalanya, mencoba menyembunyikan tumpukan airmata dikedua kelopak matanya, meskipun pada faktanya Randi tetap mampu menangkap gelagatnya.
"Tapi aku sangat tau kalian berdua orang yang kuat dan tegar, buktinya dia bisa tumbuh sampai sebesar itu hanya dengan tanganmu seorang." Satu tepukan lembut Randi mendarat dibahu ayah isyarat akan kekuatan yang diberikan seorang sahabat untuknya.
TBC
Yeeee!!!!!
Keungkap sudah masa lalu ayah, dan dia reunian dengan sahabat lamanya.
Jadi bagi yang homophobic jangan marahi daku dan bagi para fujoshi maaf karena gak ada scene live BL nya, yang ada cuman sekilas cerita masa lalu.
GOMAWOYOOOOO CINGUDEUL!!!!
BTS SARAGHAEYOOOOO!!!!
EMUAAACHHH!!!
#EDISILAGIMAKINBUCINSAMAPARAORANGTAMVANTAPISENGKLEK.

KAMU SEDANG MEMBACA
Father And Son(HIATUS)
ФанфикIvander Kim dan Raeveeyan Ivander Kim sepasang anak dan ayah yang memegang erat prinsip "meskipun hanya kau didunia aku tak apa". Perginya dengan tanpa kata sang bidadarilah yang membuat mereka tak menoleh sedikitpun pada sekitar, hanya orang terdek...