"Matanya cantik, keturunan dari siapa Vin? Perasaan Tuan Kim bersaudara gak ada yang bermata biru deh," ucap Clarissa menatap penuh kagum sepasang purnama biru Veeyan.
"Dari Bundanya, soalnya keturunan Indo-Kanada," jawab Gaevin.
"Wah ...pantes cakep banget," ucap Silvi dengan tangan yang mencubit gemas kedua pipi putih chubbi Veeyan.
"Lepasin tangan loe!!" Dan dengan sadisnya tangan Gaevin menepis tangan Silvi yang bertengger dipipi keponkanannya.
"Gwekan gemes banget, Gaev ..." ucap Silvi mencoba membela diri.
"Tapi gak usah kekerasan sama anak orang juga," sahut Andika dengan santai meski tak pernah menghilangkan nada tajamnya.
"Loe apaan sih Dik?! Nyahut aja! Kayak kabel kesambung," protes Silvi sebal.
"Tapi bener kok kata si Dika, kalau loe gak pengen dibanting sama Bang Ivan, gak usah deh sekali lagi coba nyentuh Vee," ucap Gaevin membela Andika.
"Gak bakal deh, kan gwe cewek," jawab Silvi dengan percaya dirinya yang tinggi.
"Gwe dan abang-abang gwe emang menghargai banget wanita, tapi jika ada orang yang sampai melukai Vee entah itu cewek ataupun cowok akan sama dimata kita," ucap Gaevin menjawab ucapan Silvi tanpa ragu.
"Kepala keponakan lo kenapa tu Gaev?" tanya Andika saat perban yang yang beberapa hari lalu melilit kepala Veeyan kini telah berganti hanya menempel pada bagian lukanya saja tertangkap oleh sepasang purnama tajamnya.
"Habis tragedi beberapa hari lalu," jawab Gaevin sekenanya.
"Emang kena apa?" tanya Clarissa yang turut mengeluarkan suaranya yang lebih banyak ia simpan.
"Habis tubrukan sama truck," jawab Gaevin.
"Wah ...parah gak, Gaev?" tanya Vano penasaran.
"Ya...gitu deh, dia sampai gak sadar hampir satu minggu," jawab Gaevin.
"Wah ...itu sih mengkhawatirkan Gaev"sahut Clarissa meatap lekat perban dikepala Veeyan.
"Udah ah, kita kembali ketopik utama kita kumpul, kasihan tu adeknya," ucap Clarissa kala menadapati tingkah Veeyan yang nampak kikuk.
"Oke, tumben kita kumpul saat kuliah libur kayak gini," ucap Gaevin.
"Jangan bilang loe lupa sama tugas drama yang diberikan kekelompok kita deh Pak Ketua," ucap Vano dengan entengnya.
"Oke, gwe hampir lupa," jawab Gaevin menampakkan cengirannya.
"Gak apa-apa kok, Om." Seulas senyum hadir dibibir Veeyan mencoba mengusir gundah dihatinya dan cemas dihati om bungsunya.
"Oh ya, nama kamu siapa, Dek?" tanya Clarissa melupakan akan ajakan untuk kembai pada tujuan mereka berkumpul.
"Tunggu deh, perasaan tadi yang ngajak untuk kembali ke topik elo deh Ssa, tapi kenapa sekarang elo juga yang keluar dari tujuan utama coba?" Pasti taulah siapa yang suka nerocos tanpa tau titik koma? Yaaaa tak salah lagi Vano.
"Emangnya kalian gak penasaran sama namanya? Masak dari tadi Cuma nyebutinnya si adek terus!" jawab Clarissa membela diri.
"Gwe sebenernya juga penasaran sih." Vano
"Siapa namamu, Dek?" tanya Vano memulai.
"Veeyan Bang," jawab Veeyan singkat.
"Oh...Veeyan," koor keempat teman Gaevin serempak.
"Nama panjangnya siapa Gaev?" tanya Vano kini berbisik kearah Gaevin.
"Ya Allah Vano!! Loe kenapa jadi kepo banget begitu sih sama identitas keponakan gwe?" ucap Gaevn terheran akan kelakuan salah satu sahabatnya yang memang nyeleneh ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Father And Son(HIATUS)
FanficIvander Kim dan Raeveeyan Ivander Kim sepasang anak dan ayah yang memegang erat prinsip "meskipun hanya kau didunia aku tak apa". Perginya dengan tanpa kata sang bidadarilah yang membuat mereka tak menoleh sedikitpun pada sekitar, hanya orang terdek...