Oh...Astaga!!

1.5K 88 0
                                        

          "Ceklek!"pintu ruang kerja Davin terbuka sebelum masuk sesosok pemuda tampan yang tampaknya sebayanya, wajah tampan dengan wajah khas darah bule meski faktanya didalamnya sama sekali tak mengalir darah tersebut, yap dia adalah pemuda berwajah bule tampan rasa lokal.

"Selamat siang tuan Davin"sapa sosok pemuda tampan tersebut dengan senyum manisnya yang hadir namun turut hadir seulas tatapan jahil dari kedua mata elangnya.

 "Oh...Refan," sapa balik Davin kepada sosok pemuda tampan yang elah diketahui penyandang nama Refan.

 "Tumben kamu baru nongol, padahal biasanya dua hari sekali"lanjut Davin. 

"Biasalah, di kantor lagi sibuk"jawab Refan mendudukkan tubuhnya disofa yang tak jauh dari Veeyan. 

"Dia siapa Dav?"tanya Refan pun seketika terlontar kala kedua matanya menangkap sosok Veeyan yang asing baginya tengah meringkuk nyaman disofa yang tak ajuh darinya. 

"Coba deh tebak dia siapa?"tanya balik Davin melontarkan teka-teki kepada sosok sang sahabat lawasnya. 

"Siapa sih dia Dav? Jawab aja deh, gak usah kasih teka-teki gitu"ucap Refan memprotes.

 "Udah tebak aja, masak udah lupa?"jawab Davin yang kekeuh pada pendiriannya. 

"Emb...Gaevin? ya pasti Gaevin"ucap Refan dengan keyakinan yang telah hadir meski diawali dengan keraguannya.

 "Beneran? Yakin nih? Masak wajah Gaevin kayak gitu, padahal baru 2 minggu yang lalu kamu ketemu sama tu anak masak udah aja? Coba deh tebak dan inget-inget lagi"jawab Davin masih betah memendam jawaban sesungguhnya untuk Refan.

 "Udah deh siapa dia Dev? Wajahnya itu udah gak asing, aku jadi penasaran tau!"paksa Refan yang mulai kesal akan kediaman Davin.

 "Dia keponakanku yang juga keponakanmu"jawab Davin dengan seulas senyum manis yang tertoreh dibibirnya dengan mata yang menatap lembut sosok Veeyan yang tetap saja terlelap nyaman tanpa tahu jika kini ia menjadi topic pembicaraan kedua pemuda didekatnya. 

"Keponakan? Siapa?"tanya Refan terheran dengan kedua matanya yang menatap lekat sosok Veeyan.

"Emangnya keponakanku itu ada berapa sih Fan? 19?"tanya balik Davin kini mulai turut kesal akan keloadingan sahabat karibnya tersebut. "Jangan bilang...dia itu Veeyan?"ucap Refan tak percaya akan sosok dihadapannya yang kini mulai terkuak identitasnya meski anggukan Davin didapatnya sebagai penguat namun tetap saja rasa tak percaya hadir dihatinya. "Vee..Vee...Veeyan? Dia beneran Veeyan?"tanya Refan saat kedua kakinya berjalan perlahan mendekati Veeyan dan berjongkok didekatnaya, dan tanyanya dijawab oleh anggukan kepala Davin tetap dengan seulas senyum manis yang tertoreh. "Ya Tuhan...gak nyangka dia udah segede ini, sekarang dia umur berapa Dav? Kelas berapa?"tanya Refan dengan tak menyangka akan bertemu kembali dengan sosok bocah kecil yang kini telah menjelma menjadi sosok remaja 15 tahun sebab faktanya berulang kali ia berkunjung ke ruangan Davin sekali pun ia tak pernah bertemu dengan sosok Veeyan yang memang sangatlah jarang berkunjung ke perusahaan sang ayah, dan bertemu Ivan pun Refan rasanya bisa dihitung jari saja. "Umur 15 tahun kelas 1 SMA"jawab Davin. "Dia udah gedekan? Abangku hebatkan mampu merawatnya sampai segede ini tanpa ada kekurangan apapun?"gumam Davin dengan bangganya akan sosok sang abangnya. "Ya, bang Ivan memang hebat"jawab Refan dengan kedua matanya yang menatap penuh kerinduan kepada Veeyan tampak mulai berkaca-kaca. "Wajah gak berubah, tetep imut dan manis padahal waktu kamu bawa dia waktu itu umur 3 tahunankan?"lanjut Refan bertanya. "Ya"dan jawaban singkat Davinlah yang didapatnya. "Tapi dia kok gak sekolah? Dia gak sakitkan?"tanya Refan tampak khawatir saat mengingat fakta bahwa kini bukanlah hari libur. "Katanya bolos gitu, kayaknya dia ngambek deh soalnya ayahnya maksa ke sekolah menghadiri undangan, ya...kamu tau sendirilah seperti apa hebohnya kalau tempat yang didatangi sama bang Ivan"jawab Davin. "Bukan bang Ivan aja kali Dav, kalian bertiga tu sama suka bikin heboh kalau udaj kelur rumah, kalau sekarang katanya yang mirip Choi Siwonlah, Mirip Mario Maurerlah, yang Suho Exolah"ucap Refan panjang lebar mirip mak-mak ngomel. "Keponakan om udah gede ternyata"gumam Refan mengusap lembut rambut kelam malam Veeyan.

Father And Son(HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang